-Tabrakan-

651 121 1
                                    

Senja sudah tiba namun Younghoon masih betah bersendirian ditaman. Kedua sahabatnya itu sudah pulang karena dia hanya ingin waktu untuk bersendirian.

Hah~

Apa yang harus dia lakukan saat ini? Dia tidak ingin sang Papa menikah kembali namun disatu sisi yang lain dia juga ingin merasakan kasih sayang dari sosok yang dipanggil Mama.

Ting!!

Bunyi notifikasi diponselnya itu membuatkan dia bergegas membukanya. Dia yakin itu adalah pesan yang dikirim oleh sang Papa.

Dan benar saja, Jisoo mengirimnya pesan.

Papa💜

-Younghoon, kamu dimana?-
-Pulang lah. Ini sudah hampir jam 7-
-Maafin Papa. Papa tidak akan menikah sama Tante Sana kok-
-Pulang ya. Papa tunggu kamu-

-Aku pulang sekarang-

Setelah membalas pesanan itu, dia menyimpan ponselnya disaku celananya. Helaan nafas leganya juga kedengaran. Dia senang karena sang Papa membatalkan niatnya untuk menikah lagi.

Younghoon bangkit dan berjalan keluar dari area taman. Suasana ditaman itu juga lagi sepi si soalnya sudah ramai orang pada pulang kerumah masing masing. Kebetulan saja masih ada tukang sapu disana jadi Younghoon tidak terlalu ketakutan deh.

Baru saja dia ingin menyebrang, ada cahaya dari sebuah mobil menyorotinya membuatkan dia mengernyit.

Belum sempat dia melangkah, mobil itu menghantam badannya membuatkan dia berguling diatas aspal jalan.

Brukkkk

Mobil yang menabraknya itu berhenti. Tidak butuh waktu yang lama, sosok yang mengendarai mobil itu menghampirinya.

Younghoon terbaring bersimbah darah diatas jalan. Kepalanya terus mengeluarkan darah. Tulangnya seakan remuk dan badannya benar benar terasa nyeri.

Uhukkkk

Dia terus terbatuk dengan darah yang ikut mengalir keluar dari tenggorokannya.

"Gimana rasanya? Enak bukan?"

Walaupun pandangannya buram, dia masih bisa mengenali sosok itu "T-Tante S-Sana"

Sana, sosok itu tersenyum sinis "Ini balasan untuk elo yang menghalang Jisoo menikahi gue! Setelah elo mati, gue akan pastikan Jisoo menjadi milik gue!"

Tanpa rasa kasian, Sana kembali memasuki mobilnya dan bergegas pergi dari sana.

Nafas Younghoon memburu. Dia menatap kearah langit dengan tatapan sendunya. Apa sekarang saatnya dia menyusul sang Mama? "M-Mama, tunggu aku"

"Astaga!!" Hanya teriakan dari tukang sapu itu yang kedengaran sebelum Younghoon menutup matanya.
















*
*

Sedari tadi Jisoo terus menatap figura photo Chaeyoung yang ada di dinding kamarnya itu. Ah, dia tidak pernah merasa bosan untuk menatap wajah wanita yang dia cintai itu.

Drttt drtt

Bunyi ponselnya itu mengalihkan atensi Jisoo. Dengan segera dia mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan dari nomer yang tidak dikenali.

"Apa benar ini dengan Kim Jisoo?"

"Iya saya Kim Jisoo. Bapak siapa ya?"

"Saya Suho dari pihak kepolisian. Sekarang anak anda iaitu Kim Younghoon dilarikan kerumah sakit Kim karena ditabrak mobil"

Mata Jisoo melotot "Baiklah Pak! Saya akan kerumah sakit sekarang! Terima kasih infonya!"

Setelah panggilan dimatikan, dengan buru buru Jisoo menyambar kunci mobilnya.
















Dengan nafas yang memburu Jisoo tiba dirumah sakit peninggalan sang Daddy itu.

"Permisi Pak"

"Ah, Tuan Kim. Saya Suho"

Jisoo mengangguk "Apa yang terjadi?"

"Kami belum pasti siapa identitas perlaku yang menabrak anak anda. Saksi kejadian juga hanya tukang sapu. Kebetulan sekali taman itu sepi dan tukang sapu hanya melihat anak anda terbaring bersimbah darah di aspal jalan. Untuk saat ini polisi masih menyelidiki identitas pelaku yang kabur itu"

"Baiklah Pak. Tolong cari pelakunya ya. Saya mohon"

Suho mengangguk "Kami akan berusaha"

Setelah tidak ada yang ingin disampaikan lagi, Suho akhirnya berpamitan pergi dari sana.

Jisoo pula berganjak duduk dibangku didepan ruangan UGD "Chaeyoung-ah, aku tahu kalau kamu merindui Younghoon tapi tolong jangan bawa dia pergi bersama kamu. Aku tidak ingin merasakan kehilangan lagi. Sudah cukup aku kehilangan kamu" lirihnya dengan air mata yang tiba tiba mengalir dari sudut matanya.

Bersamaan dengan itu, pintu ruangan UGD dibuka membuatkan Jisoo bergegas menghapus air matanya dan bangkit "Gimana Dok?"

"Tuan Muda mengalami pendarahan yang cukup banyak. Kepalanya mengalami benturan yang keras dan sekarang kondisinya masih belum stabil. Tangan kanannya juga sudah patah jadi harus diperban. Kita juga tidak tahu kapan dia bakalan sadar dan bisa dibilang kalau dia koma" penjelasan dari Dokter Alex itu membuatkan Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apa pun yang terjadi, tolong selamatkan anak saya" pinta Jisoo.

"Pihak rumah sakit akan berusaha yang terbaik" sahut Dokter Alex.















Hati Jisoo meringis sakit ketika melihat kondisi anaknya yang terbaring tidak sadarkan diri itu.

Dielusnya kepala Younghoon yang diperban itu dengan lembut. Ah, pasti anaknya itu kesakitan "Younghoon, kamu harus kuat. Papa disini, disamping kamu" bisiknya memberi semangat kepada sang anak.

"Chaeyoung-ah, maafin aku. Aku gagal menjaga anak kita" lirihnya sendu.














  Tekan
    👇

Bulan Purnama✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang