3

85 4 0
                                    

Dia Dayana, putri duyung yang Darren temui kemarin. sangat cepat bagi Dayana untuk dapat mengikuti langkah Darren. Dayana yang bertekad untuk dapat merubah diri nya, menjadi manusia yang seutuh nya, untuk dapat mengambil cincin yang berada di tangan Darren saat ini.

Dayana yang berkedok menjadi seorang pelamar perusahaan Darren, agar semakin dekat dan mudah untuk mengambil cincin itu, dari pemilik nya itu.

Saat Dayana akan datang keruangan Darren, sebelum itu ia sudah memperhatikan Darren terlebih dahulu, saat sudah beberapa menit Darren berada di dalam, Dayana baru akan menyusul Darren dengan membawa beberapa berkas

Toktok tok..

"permisi,pak."

"silahkan masuk. " ucap Darren dingin seperti biasa nya

"selamat pagi pak, sebelum nya perkenal kan,saya Dayana. saya sudah mempersiapkan berkas yang akan bapak bawak untuk rapat besok."

Darren melihat nya dengan penuh heran..

"kamu yang yang saya wawancarai kemarin kan?Dayana?" Tanya Darren tegas. Padahal Darren sudah tahu, siapa wanita itu.

"i..iya pak"

"kita pernah bertemu,di toko roti bukan?" Darren mencoba mengutik nya kembali dengan tatapan tajam seperti elang yang akan mencabik mencabik mangsanya.

."ah iya ya pak..maaf pak. waktu itu saya sedang terburu-buru" ucap Dayana terbata bata, sambil membungkuk kan badan nya

Darren hanya iseng, menanyakan hal itu padanya. Karena ingin memastikan nya lebih dalam lagi.. tentang siapa perempuan yang sedang berhadapan dengan nya saat ini.

"tidak apa-apa, dimana berkas yang harus saya lihat?"

"ini pak" ucap Dayana sambil menunduk kan kepala nya terus menerus menerus, hingga rambut nya yang ter-urai, mulai menutupi wajah nya yang indah itu.

"ketika dikantor, kamu tidak diizinkan untuk bersikap seperti ini, berdiri lah dengan baik dan tegak dihadapan pimpinan." ujar Darren sambil mengulurkan tangan nya untuk mengambil berkas tersebut dari Dayana.

"sekali lagi saya minta maaf pak, saya izin pamit dulu, terimakasih pak."

"silahkan."

Dingin. ucap Darren kali ini benar-benar Dinggin. Kembali ke sikap awal Darren yang sangat sulit untuk ditebak.

Ditengah pekerjaan nya yang menumpuk pada saat itu,Darren mendapat pesan teks dari kakek,bahwa ia harus segera bertemu dengan calon tunangan nya itu, besok disebuah restoran milik kakek nya..

Darren yang sedang tidak mood saat itu dan sedang tidak bersemangat lagi. Karena hari ini baru saja berjalan beberapa jam, tapi rasa nya ia sudah menghadapi banyak hal. Kini, Darren memutuskan untuk merebahkan badan nya sebentar di atas sofa kesayangan milik nya, yang ada diruangan tersebut..termasuk sofa kesayangan Johhny juga, kalau kata Johhny.

Darren berbaring, sambil menatap langit-langit ruangan nya yang kosong itu, betapa lelah nya ia menghadapi hari ini, bahkan untuk urusan pribadi nya pun harus diselesaikan dikantor, Darren sedikit lelah, bisa saja kakek memberi tahu nya saat dirumah atau Darren yang akan mengunjungi kakek, untuk membahas masalah ini. Tapi ntah mengapa, Darren hanya bisa diam dan membiarkan semua nya terjadi. Ini sangat menganggu Darren.

Pikiran nya kacau tak henti, Darren harus membagi waku untuk memikirkan pekerjaan dan urusan pribadi nya dalam satu waktu, Darren sebenarnya sudah muak dengan pernikahan kontrak ini.

Namun tak bisa ia pungkiri, ia sangat takut kakek kecewa..

~

Pagi itu,seperti biasa.. Darren meminum pil yang mewajibkan nya untuk mengkonsumsi itu setiap waktu, agar kesehatan nya tidak terganggu. Pil yang menjadi saksi bisu, bagaimana seorang Darren berjuang dengan keras melawan penyakit ini.

Darren El Alaska (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang