Keesokan harinya di kediaman Ai*
'Baju sudah, Laptop sudah, apalagi ya?' Batin Ai, melihat-lihat barangnya sebelum dia berangkat ke bandara.
Sebenarnya, dia sukses untuk lolos dari orang tuanya karna dia berlesan kepada orang tuanya kalau Mizumi ada kemah kemarin. Dan Ai bakalan kembali melanjutkan kuliahnya. Untung mereka berdua tidak curiga dengan istilah 'kemah' walaupun tidak ada yang istilahnya kemah dadakan. Bagaimana orang tua Ai dan Mizumi? Mereka sudah berangkat ke Swis lagi kemarin malam.
"Ok ku rasa cuman itu. Kalau memang Mizumi tidak di temukan selama 1 bulan, aku akan memanggil polisi." Gumamnya lalu memanggil beberapa pembantu disana untuk membantu membawakan tasnya.
Sebelum dia pergi, dia berpesan kepada kepala pembantu disana agar menjaga mansion mereka dengan baik. Tidak kebayangkan si Mizumi tinggal di mansion itu selama bertahun-tahun lamanya?
Sebelum dia pergi ke bandara, dia pergi ke sekolah Mizumi dulu hanya untuk sebatas mengeluarkan Mizumi dan mengambil bukunya yang tertinggal di loker. Setelah setengah jam, ahkirnya dia juga sampai di Bandara. Disitu posisinya dia sedang memakai topi, masker, dan kacamata hitam agar menutupi identitasnya yang tentunya dari para fans dan paparazzi.
Dia juga berpesan kepada pengawalnya, kali ini mereka tidak boleh di ikutkan bersama dia selama Ai di luar Singapor.
'Huft.. Jujur aja, kalau aku ketemu salah atu fans atau paparazzi disini, mendingan aku langsung lari saja dengan pesawat kecil pribadi ku..' Batinnya sambil berjalan ke kursi pesawatnya. Dia sengaja memesan 1 kursi lagi agar tidak ada yang duduk di sampingnya.
'Hmm.. Ini pertama kalinya aku berpergian memakai pesawat umum.. Mungkin yang berbeda cuman dari sini adalah bukan cuman aku saja yang berada disini, makanan nya tidak bisa di request, tidak bisa duduk di tempat lain sesuka hati, gak bisa jalan² sesuka hati.. Fuh, menyebalkan. Mungkin yang hanya bisa ku lakukan adalah tidur, makan, nonton, dan membaca. Mereka saja tidak mempersiapkan Headset disini.' Batin Ai, menilai pesawat umum itu dalam hatinya. Wajar saja, karna Ai itu orangnya lumayan manja.
Karna tidak ada lagi kerjaan, Ai memutuskan untuk tidur saja selama perjalanan. Dia juga kadang bangun hanya untuk sekedar makan, dan pergi ke toilet.
Setelah perjalanan 12 jam itu, Ai ahkirnya sampai di Kota Levis. Untung sebelum pesawatnya lepas landas, dia booking sebuah kamar hotel. Jadi dia tidak perlu capek² cari Hotel lagi, tinggal pergi ke hotel, buka pintu kamar, lepas sepatu, loncat ke ranjang, udah tepar tertidur tu anak.
Dia pun sampai di Hotel itu, dia menunjukkan bukti bahwa dia sudah membeli salah satu kamar melalui online. Resepsionis yang melihat bukti itu pun langsung membawa Ai ke kamarnya dan memberikannya kunci Kamar Ai.
Ai langsung membuka masuk ke kamarnya lalu melempar sepatunya entah kemana, dan langsung loncat ke ranjangnya. Tidak peduli lagi dengan tas-tasnya yang masih berada di dekat pintu.
Dan yah, dia pun tertidur.
°•°•°•°
Keesokan Harinya*
"Terima kasih pak." ucap Ai memberi uang kepada pak angkot. Sekarang, dia berdiri tepat di depan hutan belantara.
Dia mengambil ponselnya lalu menelpon seseorang.
Tinn*
(sfx sound)"Yo, yo, yo! Kamu sedang berbicara dengan Kaze ter-cool, tertampan, dan ter hebat di dunia! Ada yang bisa ku bantu?" Ucap Kaze dari balik telephone itu, dengan suara narsisnya.
YOU ARE READING
Forgotten Memories. [ON GOING!] [REMAKE]
RandomNama book sebelumnya : Judul #1 : Dia Lupa? Judul #2 : Lupa? Bukan sebuah cerita biasa tentang seorang perempuan yang terkena amnesia. Tetapi, cerita ini menceritakan tentang kehidupan seorang perempuan dari sebelum dia terkena amnesia, setelah di...