♦13 - Aku tidak bersalah.

24 4 6
                                    

"Hufft.. Bentar lagi mau berangkat, jadi deg deg an gimana aku bilang ke orang rumah. Apalagi dengan kak Ai yang sudah menemukan aku duluan." Gumam Mizumi sambil berjalan keluar dari kantin.

'Oh iya.. Ke ruang tunggu itu ke kiri ato ke kanan ya?'

"Halo dek.. Boleh tunjukkan om dimana toiletnya??" Ucap Pria paruh baya yang keliatan acak-acakan dan mabuk berat.

"O-oh.. Maaf om saya gak tau.." ucap Mizumi, Ingin mencoba untuk langsung pergi darisitu. Tetapi pria paruh baya itu langsung menarik tangan Mizumi dengan kasar sampai-sampai Mizumi meringis kesakitan.

"Udah.. Ikut Om aja adek manis.." Ucap Pria paruh baya itu. Mizumi bisa mencium bau alkohol yang menyengat dari mulutnya.

"Lepas om.." Ucap Mizumi. Sekarang dia sangat ketakutan karna Pria itu merangkul bahunya dan memegang-megang wajahnya.

"Kenapa dek? Om gak jahat kok.." Ucap Pria paruh baya itu sambil memainkan rambut Mizumi.

Posisi sekarang, Mizumi sudah sangat ketakutan sampai badannya gemetar hebat, bahkan makanan dan minuman yang di bawanya itu sudah terjatuh ke tanah. Bisa dilihat kalau matanya sudah mulai berkaca-kaca seperti ingin menangis.

Ingin sekali dia berteriak, ingin sekali dia memukulnya. Ingin sekali dia lari darinya. Tapi entah mengapa dia terlalu panik untuk melakukan itu. Seperti dia tidak memiliki tenaga untuk melakukan apapun sekarang.

Tiba-tiba, dia di angkat oleh Pria paruh baya itu, Dan lari sambil menggendong Mizumi. Mizumi memukul-mukul pria paru baya itu. Tetapi masih saja pria itu tidak mau menurunkannya dan terus berlari membawanya.

Dia sudah menangis. Menangis memikirkan nasibnya. Apakah dia akan bertemu dengan kakaknya lagi? Apakah dia akan pulang dengan selamat? Apakah dia akan tetap bersih? Apakah dia akan di perkosa?

Dan sampailah mereka di gang yang ujungnya buntu. Disana, Mizumi langsung di lempar ke tanah. Dia berteriak kesakitan. Dia sudah menangis. Sepanjang jalan, dia memang sudah menangis.

Pria itu mendekat. Pria itu mulai membuka bajunya. Mizumi teriak, memanggil bantuan. Tetapi tidak ada satu pun mahkluk hidup yang mendengar teriakan nya. Seperti telinga yang mendengar teriakannya itu di bisukan agar dia tidak di bantu.

Mizumi berusaha agar Pria itu tidak memegang satupun bagian tubuhnya. Bahkan dia mencoba untuk memukulnya lagi. Tapi yang dia dapatkan hanyalah bajunya di buka, dan dia di pukul kembali. Seperti seluruh pukulan yang dia berikan kepada Pria itu sia-sia saja.

Dia mencoba keras untuk melindungi dirinya dari pegangan Pria itu. Tapi sia-sia. Pria itu hanya lanjut membuka baju Mizumi dan memukuli Mizumi setiap kali Mizumi melakukan perlawanan.

Dia menangis. Dia teriak. Dia melakukan perlawanan.  Semuanya dia lakukan untuk segera keluar darisitu. Tapi sia-sia.

Sampailah Mizumi telanjang bulat, dan Pria itu mulai melepas celananya. Mizumi ketakutan dan panik setengah Mati. Ingin sekali dia berteriak sekali lagi dan lari darisitu secepat mungkin. Tapi semuanya terlambat.

°•°•°•°

Tinn, tinn
(sfx sound)

Suara alarm berbunyi. Menandakan jam 13.40.

"Uhm..? Oh.. Hoam! " Ucap Petugas loket, baru bangun dari tidurnya.

"Baiklah, mulai lagi, mulai lagi." Ucapnya sambil menyiapkan speaker pemberitahuan.

"Pengumuman untuk para penumpang Bus ******, yang menuju kota Jovanka tepat pada pukul 13.45, mohon untuk siapkan barang bawaan anda. Dan bisa segera pergi ke loket sekarang. Saya ulangi, bla bla bla.... Terima kasih. " Ucap Petugas loket seterusnya.

Forgotten Memories. [ON GOING!] [REMAKE]Where stories live. Discover now