"Drika.. Ano.." Ucap Bima ketakutan setengah mati sambil menatap Drika yang daritadi diam di kusi belakang bersama Mizumi.
Mendegar panggil Bima, Drika langsung mengalihkan pandangannya ke Bima, sambil bertanya.
"Apa? Kok ketakutan gitu mukanya?""Eh.."
Melihat betapa ketakutannya Bima sampai keringat dingin, dia langsung tau apa yang ingin Bima katakan.
"Udah. Itu bukan salahmu kok. Dan, nyawamu tak akan melayang." Ucap Drika.
Mendengar jawaban Drika itu, dia langsung menghela nafas lega dan kembali memfokuskan matanya ke jalan di depan.
"Tapi.. Kamu harus menerima akibatnya karna kelalaian mu." Tutur Drika yang membuat Bima langsung panik dan ketakutan lagi.
'Sudahlah.. Aku pasrah aja..' Batin Bima, mulai pasrah dengan hidupnya.
Beberapa menit setelah percakapan singkat itu, dia langsung mengingat perkerjaan yang di tinggalkan nya.
"DRIKA! Perkerjaanku Bagaimana!?" Ucap Bima panik.
"Ku tanya balik, kamu pengen pergi ke kerja dengan kondisi begini?" Tanya Drika balik.
Setelah di pikir-pikir oleh Bima, memang Bima tidak bisa kembali lagi ke kerja karna tangannya sudah berlumuran darah, dan beberapa darah yang terciprat ke bajunya.
"Bener juga sih... Tapi aku gimana kabarin nya!? Disini gak ada tisu, dan aku gak mau HP ku bau amis.. " Ucap Bima.
".. Drikaa??" Lanjut Bima, memanggil Drika.
Drika yang menyadari kode Bima langsung pura-pira tidak tau.
"Drika!" Panggilnya lagi.
"Apaan sih!?"
"Bantuin bilang ke kapten Orcas, yaaa??" Ucap Bima sambil menatap Drika dengan wajah memelas.
Drika yang melihat wajah Bima yang menatapnya dengan memelas langsung jijik sendiri. Wajah memelas itu tidak cocok untuk usia 25 tahun.
"NAJIS HUEK- Iya iya! Udah, berhentiin muka itu! Sadar diri dikit! Kau itu udah tua! Gak cocok untuk muka gituan! Hiih..." Ucapan Itu dengan santainya keluar dari mulut Drika.
Bima yang mendengar ucapan Drika langsung merasa ada sebuah panah yang menusuk di jantungnya.
'Kukira aku kira di luar misi, kamu itu berbeda.. Ternyata masih sama-sama tajam dan pedes..' Bima nangis dalam batinnya.
Kembali ke Drika. Entah mengapa tatapannya mengarah ke Mizumi yang tertidur di pahanya. Dia melihat wajah sosok yang baru saja menjadi korban. Dia tak rela melihat wajah gelisahnya saat dia tidur. Ia kira, saat Mizumi menghirup obat bius itu. Mizumi akan terlelap dengan tenang.
'...Mizumi, pasti kamu merasa ketakutan ya tadi? Maafkan aku karna terlambat menyelamatkan mu. Kamu sungguh mengingatkan ku tentang diriku dulu. Saat aku sendiri juga adalah korbannya.' Batin Drika sambil mengusap pipi kanan Mizumi dengan halus.
°•°•°•°
Setelah mengantar Bima kembali ke tempatnya dan mereka kembali ke rumah. Drika dengan cepat memandikan Mizumi dan meletakkannya di ranjangnya. Tak lupa juga membersihkan jubahnya dan baju-baju Mizumi.
Yana yang melihat Drika masuk kedalam rumah dengan Mizumi di tangannya langsung menanyakan itu. Dia juga melihat salah satu anak buah abangnya itu meletakkan baju Mizumi di sofa mereka dan langsung pergi.
YOU ARE READING
Forgotten Memories. [ON GOING!] [REMAKE]
RandomNama book sebelumnya : Judul #1 : Dia Lupa? Judul #2 : Lupa? Bukan sebuah cerita biasa tentang seorang perempuan yang terkena amnesia. Tetapi, cerita ini menceritakan tentang kehidupan seorang perempuan dari sebelum dia terkena amnesia, setelah di...