♦15 - Nasib sama, tapi beda

8 3 0
                                    

Saat ini, Drika sudah berada di depan pintu kamarnya. Tapi saat ingin membuka pintu, dia di kagetkan dengan suara benda jatuh yang berasal dari kamar tamu. Alias, kamar yang di tempati Mizumi.

Dengan panik dia membuka pintu itu dengan cepat. Terlihat, Mizumi yang tergeletak di lantai sambil mencekik lehernya sendiri dengan kuat.

"MIZUMI!" Dia berlari kearah Mizumi. Tetapi sesaat Mizumi melihat Drika, Mizumi langsung berteriak histeris sambil menangis.

"MIZUMI! TENANGLAH!" Ucap Drika sambil berusaha menenangkan Mizumi.

"TIDAK, TIDAK, TIDAK, TIDAK!! KU MOHON!! JANGAN LAGI!!" Teriak Mizumi sambil mundur dari Drika.

"He-hei! Tenang!! Udah udah, kamu aman disini.." Ucap Drika, berusaha untuk tidak berteriak karna teriakan nya juga adalah salah satu alasan mengapa Mizumi bisa setakut(?) Itu.

"TIDAK! KAMU BOHONG.. KELIAN BOHONG SEPERTI DIA!!" Teriakan Mizumi semakin kuat. Tangisannya juga tak kalah dengan kuat teriakannya.

Mizumi pun mundur secepat mungkin lagi. Berusaha untuk menjauhkan dirinya dari Drika sejauh mungkin, tapi sekarang di belakangnya sudah dinding.

"TIDAK! TIDAK! PERGI KAMU DARISINI! KU MOHON.." Teriak Mizumi histeris sambil menangis.

"Mizumi.." Suara lembut Drika bisa ia dengar. Tapi, itu masih tidak bisa merubah pemikirannya kalo dia akan di lecehkan lagi. Fikirnya.

"Sudah-sudah, kamu aman disini.." Ucap Drika lembut sambil membawa Mizumi ke dekapannya yang hangat.

"TIDAK, TIDAK! KAMU SAMA SAJA DENGAN DIA!! TIDAK.. KU MOHON JANGAN LAGI!!" Teriak Mizumi histeris sambil menangis lebih kencang dan memukul mukul Drika. Tapi tak di hiraukan Drika.

"Hei, hei.. Sudahlah, tenang Mizumi.. Kamu akan aman disini.." Ucap Drika lembut sambil mengusap puncak kepala Mizumi dengan pelan.

"TIDAK, TIDAK.. Tidak.. Tidak.." Ucapan Mizumi makin lama makin memelan(?). Dan tersisa suara tangisan Mizumi yang tak kunjung reda.

"Sudah, sudah.. Katanya mau ketemu Kakakmu, kan? Makanya, cepat-cepat berdamai dengan diri sendiri. Aku tau ini susah Mizumi. Tapi, aku dan Yana akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantumu." Ucap Drika yang membuat tangisan Mizumi semakin kuat.

Tetapi, Drika tak masalah dengan pundaknya yang sudah basah karna air mata Mizumi. Dia masih lanjut memeluk Mizumi sambil mengusap-usap(?) kepala Mizumi dengan pelan.

Drika juga mencuri-curi waktu untuk melihat leher Mizumi selagi Mizumi masih berada di dekapannya. Untuk meng-cek apakah lehernya yang di cekiknya itu.

'Membekas..' Batin Drika melihat leher Mizumi yang terlihat berbekas merah karna cekikikannya yang kuat itu.

20 menit berlalu, dan ahkirnya Mizumi tertidur karna kelelahan menangis di pelukan Drika.

'Mizumi.. Aku merasa aku memang sedang menatap driku dulu..' Batin Drika, menatap iba Mizumi yang baru saja ia selimuti di tempat tidur kamar itu.

Baru saja dia membalikan(?) tubuhnya untuk mengahadap ke pintu, dia menatap Yana yang terlihat sedang menatap Drika dan Mizumi dengan terkirim.

"Yana!? Kamu- sejak kapan kamu sudah berada disini?!" Tanya Drika panik. Karna dia sendiri tidak ingin adiknya itu melihat adegan dimana Mizumi mencoba untuk membunuh dirinya.

"Sejak aku melihat Kak Mizumi menangis?" Jawab Yana.

Drika yang mendengar jawaban Yana langsung menghela nafas lega.

"Bang.. Sebenarnya, kak Mizumi kenapa?" Lirih Yana.

"Kamu masih muda Yana. Ada saatnya nanti kamu mengetahui maksud perkataan abang tadi." Ucap Drika, mendekati Yana lalu mengelus kepala Yana.

Forgotten Memories. [ON GOING!] [REMAKE]Where stories live. Discover now