☘ Part-7 ☘

3.2K 146 4
                                    

Davina datang menghampiri Zifa yang masih terbaring tidur. Zifa mengerjabkan mata terkejut bahwa dirinya sudah berada dikamar milik suaminya padahal tadi malam dirinya tertidur di pantai mungkinkah Rein yang membawanya fikir Zifa menerka.

Namun semuanya terhempas kala Davina memberitahu bahwa Edwin yang membawa dirinya kemansion bukan Rein. Apa yang dirinya fikirkan. Mana mungkin suaminya akan peduli padahal sudah jelas dirinya hanyalah mainan semata.

Kenyataan itu meremas kuat jantung Zifa menyadarkan dirinya bahwa takdirnya tak akan seberuntung orang lain.

"Nyonya makanlah, tubuh nona butuh nutrisi."

"Terima kasih Dav, bisakah kau menyuapiku rasanya tanganku begitu lemas." Ucap Zifa lirih tak bertenaga.

Davina dengan telaten menyuapi Zifa dan setelah selesai dirinya kembali keluar memberikan waktu agar nyonya besarnya beristirahat.

Zifa terpejam lagi karna rasa pusing masih menyelimuti kepalannya seperti ingin pecah. Zifa akan mengganti ibadahnya bila tenaganya sudah pulih.

Rein yang seperti tak merasa bersalah semalam setelah tiba di mansion menyuruh Edwin membawa Zifa kedalam dan dirinya melanjutkan perjalan entah akan pergi kemana.

Sudah 4 hari ini kesehatan Zifa baru pulih. Dirinya sudah tak merasakan pusing dan tak merasakan lemas lagi. Selama itu pula Rein tak sekalipun pulang melihat keadaan istrinya yang sakit akibat ulahnya.

Malam harinya Rein yang pulang dalam keadaan mabuk mendobrak pintu kamarnya membuat Zifa terkejut dari tidurnya. Dan berdiri menghampiri suaminya yang seperti akan limbung.

Segera saja Zifa menyentuh lengan kanan Rein namun Rein malah menarik keras jilbab yang digunakan Zifa hingga rambut indahnya terlihat memukau dimata Rein.

Zifa berusaha menutupi rambutnya dengan kedua tangannya malu dilihat oleh Rein walaupun status mereka sudah suami istri. Rein yang tak suka penolakan mencengkram kuat tangan Zifa karna geram sudah berani menutupi apa yang dia miliki.

"Aakkhhh, apa yang anda lakukan." Tanya Zifa sambil meringis.

Rein tak menggubris teriakan kesakitan Zifa dan menarik kuncir rambut Zifa membuat rambut yang sepanjang punggung itu terurai dengan indah.

Zifa hanya mampu merasakan sakit.
Rein kemudian tak tahan melihat betapa indah bibir candu istrinya. Dan Rein kembali mencium Zifa paksa. Namun kali ini Rein sudah diluar batas sadarnya. Rein kembali mencium leher jenjang Zifa dan membuat tanda kepemilikannya membuat Zifa mendesah tanpa sadar.

"Emmmhhh"

"Akan ku buat kau menikmati rasa sakit dan enak secara bersamaan baby girl." Rein membisikkan kata sensual didekat telinga membuat Zifa merinding dengan ucapan Rein yang penuh dengan kengerian bagi Zifa.

Rein kembali mencium seluruh wajah Zifa tak memberikan waktu sedikitpun bagi Zifa untuk menolak keinginannya yang tak lagi terbendung.

Puas mencium seluruh wajah dan leher Zifa, Rein mendorong kasar tubuh Zifa keatas kasur membuat sang empu terkejut menatap mata Rein yang menggelap. Dia tau akan apa yang terjadi selanjutnya namun bukan ini keinginannya. Bersatu namun dalam keadaan mereka belum saling mencintai dan bahkan Rein setengah sadarkan diri.

Namun dirinya bisa apa ketika seluruh tubuhnya dan hidupnya sudah menjadi hak milik seorang Alexander Reiner Suaminya.

Dengan sekuat tenaga Zifa ikhlas melakukan kewajibannya sebagai seorang istri sekalipun Rein tak ada perasaan apapun kepadannya. Hanya isakan yang ditahan oleh Zifa mengiringi malam panas keduanya.

Tanpa mereka tahu Allah menitipkan malaikat didalam perut Zifa yang nantinya akan menjadi sebuah cahaya ketika kegelapan berusaha menelan habis kehidupan mereka berdua.

Mafia Husband (Alexander Reiner)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang