☘ Part-16 ☘

2K 89 30
                                    

Haii....
Anyeoongg 👋

Nyatanya Rindu itu memang harus disabarin banyak"...

dahlah

Selamat bergadang ya guys...😁
Tak banyak kata dari akoohh, mangga atuh dibaca... Happy Reading All...😘😘😘

__________________

Jdug jdug jdug

Nuansa ruangan yang penuh gemerlipnya lampu ditambah dengan alunan music yang menggema memekakkan gendang telinga, para manusia yang berada di dalam bangunan mewah tersebut hampir semua saling melenggokkan badan serasa melantur tak jelas layaknya orang bahagia tak ada beban kehidupam. Banyak yang telah menjadikan tempat tersebut pelepas segala penat dan permasalahan. Tak lebih hubungan antar manusia dengan perbedaan usia jauh berbeda sudah tak asing lagi. Para pencari pemuas nafsu dan harta sudah lazim di negara minim dengan keagamaan bahkan diseluruh dunia sama halnya. Lain lagi dengan pria paruh baya yang sibuk bercinta sambil menghubungi seseorang yang berpengaruh bagi kelangsungan hidupnya kelak.

Berita kematian William membuatnya sedikit tercengang. Bahkan jika maut memisahkan dari raganya pun, dia yakin sekali pada pemikiran anak itu takkan pernah memberitahukan pada siapapun bagaiman cara kerja otak kotornya. Bahkan dia tahu kelemahan terbesar William ada pada dirinya yang dia yakini sebagai penyelamat hidup.

Untuk memastikan rahasia besarnya aman, pria paruh baya tadi menghubungi wanita yang menjadi kaki tangan dalam sebuah misi terbesarnya. Salah satu bawahan elite nya menghilang membuat dia semakin murka. Sekertaris yang senantiasa menemani kemanapun dia pergi termasuk menjadi penghangat ranjangnya terkena imbas.

"Sialan... kemana perempuan jalang itu bersembunyi, Awas saja akan ku hukum dengan tanganku sendiri."

Plak plak

"Ehhmmm,, ehmmm" wanita tadi hanya mampu mengerang kesakitan karna tamparan keras di kedua pipi sedangkan mulutnya tersumpal benda pusaka milik majikannya.

"Yeah... oohhh.."

Plak

"Lebih dalam lagi sialan."

"Emmhh,,Sakit tuan."

"Diam kau sialan, tugasmu hanya menjadi jalang kecilku wanita bodoh. Dan kau akan merasakan hukumanmu bila banyak memprotes."

Mau memberontak pun tak akan pernah bisa karna ancamannya adalah nyawa keluarga yang ada di kampung halaman membuat wanita yang menjadi sekertaris sekaligus jalang itu hanya mampu menuruti apapun yang majikannya inginkan.

Sedangkan Di Mansion Alexander

Kini di hebohkan dengan majikan mereka yang sedang menggendong boneka teddy bear dua kali lipat lebih besar dari ukuran manusia. Rupanya sang nyonya besar sedang ingin dibelikan boneka yang entah tujuannya untuk apa.

Rein hanya mendengus sebal sebab tak boleh ada satupun yang menyentuhnya selain dirinya. Dengan susah payah dia membawa pesanan sang istri memasuki mansion yang ukuranya sungguh besar dan luas. Senang saja ketika dia dimintai boneka oleh istrinya. Namun kesenangan itu sirna seketika tatkala dia yang harus membuatkan dari pabriknya langsung dan tak boleh membeli di manapun, maupun oleh siapapun.

"Diam kau Bram."

Bram terus menyembunyikan tawa ketika disuruh mengawasi setiap gerak gerik tuan besarnya karna perintah dari sang ratu istana. Dia sampai menggigit bibir hingga sedikit berdarah saking kuatnya menahan tawa, tak ingin berakhir dalam perut peliharaan si bos besar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mafia Husband (Alexander Reiner)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang