☘ Part-15 ☘

3.3K 128 24
                                    

Seperti sebuah belati yang menancap tepat di jantung.

Siapapun akan segera tersadar, tak terkecuali dengan seseorang yang seluruh badanya sudah panas dingin mendengar kalimat keluar dari mulut seorang penguasa dunia yang paling kejam sekaligus berbahaya tepat di depan mata.

"Go to..."

Alarm di tubuh sudah menyala menandakan sebuah kata selanjutnya adalah batas antara ruh dengan jiwa akan terpisah segera.

"Hell...!!!"

Szraattss

Duk

Tak ada ampun bagi yang sudah mengusik ketenangan hidupnya hanya berakhir dengan mengenaskan. bedebah yang bernyali tinggi menyerahkan nyawa dengan suka rela akan disambut baik oleh sang raja dunia kegelapan, siapa lagi kalau bukan Alexander Reiner.
Dan
Tepat 2detik putus sudah hembusan nafas si pria akibat tebasan dari tajamnya pedang panjang yang selalu menjadi favorite Bram dalam menghabisi musuh mereka.

Selalu mengenaskan!

Tapi bukan berarti sampai di situ penderitaan yang dialami mayat pria tadi, kini tubuhnya di lemparkan pada si cantik Me.er yang sudah siaga bila hari ini dia akan kekenyangan dengan hidangan spesial daging terlezat berspesies MANUSIA!.

Rein hanya menatap datar sekilas setelah Bram membunuh pria tadi. Berbalik dengan langkah pasti menuju gedung dimana saat ini ada puluhan orang menggantungkan nasib sedang menunggu penguasa yang menjadi poros di dunia bisnis. Bahkan sudah bukan rahasia lagi di telinga para pebisnis kalangan dunia. Entah putih maupun gelap keduanya sangat menakutkan bahkan ada yang tak segan menyerahkan nyawanya karna begitu besar rasa hormat mereka.

Sesekali Rein menghembuskan nafas kasar ketika tiba-tiba saja perutnya seolah menginginkan sesuatu yang di logika akal manusia tak sampai.

"Persetan."

Ckiittt

Bruuummmm

"Batalkan semua meetingku."

Tut

Tak perduli mendengar jawaban dari seseorang yang di sebrang.
Rein memutar arah guna kembali ke mansion. Padahal jadwal nya meeting 10 menit lagi akan dimulai namun dia tak ambil pusing. Bukan dia yang butuh uang tapi uang yang akan mendatangi dia sendiri.

Mansion,

"Follow me."

Zifa terperanjat ketika tiba-tiba indra pendengarannya menangkap suara yang sudah tak lagi asing. Dia sedikit kesal saat masih asik menanam bunga harus berakhir. Begitu menoleh dia mendapati punggung yang sudah berjalan semakin menjauh membuat dia ingin meluapkan kekeaalan dengan mencakar seperti macan mengamuk.

"Hiissss, aku masih ingin menanam. Dasar tukang perintah."

"Jangan membuatku menghukum mu Zii." segera Zifa meletakkan peralatan berkebun dan mengikuti langkah lebar suaminya memasuki mansion.

Tak ingin membuat si singa kelaparan itu punya alasan untuk memangsa dia saat ini. Sangat tak ingin Zifa berakhir tak bisa berjalan beberapa hari karna hukuman dari suaminya tak main-main.

Saat tiba di dalam, sekali lagi dia ingin mengumpat kesal harus melihat punggung yang dengan santai bersandar nyaman di sofa dengan Ipad di tangan. Namun keinginan itu meskipun akan terlontar di hati segera terhempas lantaran dua maid sudah berdiri tepat di samping kanannya.

"Silahkan nyonya, tuan meminta anda segera bersiap."

"Heem."

20menit Zifa sudah rapi dengan penampilan yang jauh berbeda.

Mafia Husband (Alexander Reiner)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang