Gak Mau Kuliah

765 64 0
                                    

"Kok bisa kurus si ru? Beda banget pas SD terakhir kali liat lo"

Suara Jeongwoo mengudara lumayan keras karna Haruto yang berada tiga meter di depannya. Saat ini keduanya sedang bersantai di halaman, sebenarnya cuma Jeongwoo, Haruto dari tadi sibuk menyirami tanaman. Padahal Jeongwoo gak ada nyuruh, tapi anaknya bersikeras pengen ngerjain sesuatu. Jadi yaudah di iyain aja.

Lagipula melihat pemandangan seorang Haruto yang memang sudah tampan ditambah sinar matahari pagi yang seakan menyorot wajah putih berserinya membuat mood Jeongwoo dua tingkat lebih baik.

"Eeemm apa ya? Mungkin karna dulu sering sakit dan dibawa ke IGD. Soalnya hampir sebulan di rawat inap"

Jeongwoo mengangguk "Sakit apa?"

"Tipes doang si, perkara trombosit gue waktu itu rendah banget"

Lagi-lagi Jeongwoo mengangguk. "Padahal pengen banget liat lo gendut versi bujang"

Jeongwoo menopang wajah dengan tangannya sambil melihati Haruto yang tertawa di sebrang sana. Ia rasa teh hangat yang sedari tadi ia minum pun kalah manis daripada senyum lebar Haruto.

"Ternyata lo beneran anaknya tante mawar ya... Bukan cuma kelakuan tapi pertanyaan pun sama persis"

"Diih, iyalah! Lo kira selama ini gue anak pungut?!"

Tawa Haruto kembali mengudara bahkan lebih terlihat lepas. Dan Jeongwoo bener-bener gak bisa lepas dari pemandangan itu. "Padahal versi yang sekarang lebih ganteng, lo gak ada kepikiran gue bakalan berubah setampan ini?"

'Gue malah kangen pengen nyubit pipi bakpao lo tau!'.

Jeongwoo mengangkat bahu acuh "Gak ada tuh". Haruto menggeleng " Ck ck Rugi... Rugi..."

Keduanya lalu tertawa. Rasanya sangat menyenangkan saat ada teman mengobrol di pagi hari, karna memang sebelumnya Jeongwoo hanya tinggal sendiri dan tanpa obrolan apapun. Yah kecuali di hari senin saat Jeongwoo bertemu pak satpam komplek, itu pun hanya beberapa menit. Setelahnya Jeongwoo akan di sibukkan dengan pekerjaan.

Jadi bisa di bilang sekarang Jeongwoo jadi lebih banyak bersantai di rumah semenjak Haruto tinggal di tempatnya, suasana rumahnya sedikit lebih hidup. Dan Jeongwoo cukup senang akan itu.

"Lo sendiri, gak mau kuliah kah?" Haruto mematikan keran air dan berjalan menuju kursi samping Jeongwoo. Lalu meminum teh hangat buatan tuan rumah.

"Dulu ada si kepikiran buat kuliah, tapi sekarang keknya gak deh. Udah cukup otak gue di peres sama ujian waktu SMA, gue gak bakalan sanggup ngadepin skripsi". Jeongwoo memainkan rambutnya sambil mencuri pandang pada Haruto untuk melihat reaksinya, takut yang ia bilang barusan akan kedengaran konyol. Tapi ia lihat wajah Haruto hanya mengangguk dan biasa saja, tidak ada yang aneh dari air mukanya.

"Lo bener-bener gak berubah ya..."

"Hah? Apanya?"

Haruto terkekeh "Masih males belajar"





'Kamu aja yang keljain, aku gak ngelti'

'Tapi kan ini soal punya kamu woo, kok aku yang kerjain?'

'Ya nyontek punya Halu ajah beles deh!'

'Ya gak bisya! Kata pak guru gak boleh nyontek'

'Iihh tapi kan ini pekeljaan lumah! Gak papa nyontek tauk!'

'Gak boleh tauk! Uwoo harus kerjain sendiri'

'Ah tau ah aku mau tidul ajah'





Nah kan, Jeongwoo jadi inget lagi. Dengan meringis Jeongwoo menggaruk kepalanya yang tak gatal "Bukan gitu...

...Semenjak cerai sama papa, mama suka murung, terus suka pelupa sendiri. Gue jadi takut, mama keliatan kesepian banget. Gue emang gak bisa bikin mama sama papa balik lagi, tapi gue harus bisa balikin mama yang dulu. Yang hangat dan perhatian ke semua orang. Jadi gue gak mau kuliah dan tetap fokus sama keluarga gue. Tapi gue tetap kerja, dan gue cukup puas karna itu gak mengalihkan prioritas utama gue untuk ngejagain orang yang gue sayang"

Haruto yang menyimak dari tadi memandang Jeongwoo kagum. Bukan hal mudah yang Jeongwoo jalani selama ini, bahkan sampai bisa membangun rumah sendiri, dengan hasil jerih payah sendiri. Haruto sempat berfikir kehidupan Jeongwoo benar-benar dalam kesempurnaan seperti yang ia impikan waktu kecil dahulu.

Nyatanya ia tak pernah menyadari, jikalau selama ini bukan hanya dirinya yang lelah dalam berjuang. "Lo hebat banget woo" ucap Haruto dan memberinya dua jempol, membuat Jeongwoo tertawa sendiri.

"Oh iya, ngomong-ngomong soal kerja keknya ada kerjaan buat lo deh. Gue jamin gak bakal ganggu waktu kuliah lo, jadi lo gak perlu ngubah jadwal, gimana?"

Selanjutnya Jeongwoo dikagetkan dengan Haruto yang menggebrak meja dengan tiba-tiba. "Gak usah ditanya ya gue mau lah!"

"Manteb! Besok jam berapa masuk kuliah?"

"Besok senin berarti gue masuk pagi"

"Sip! Balik kuliah gue jemput dan kita ketempat kerja lo"

"Beneran langsung besok?!" dibalas anggukkan Jeongwoo. "HUUAAA SANKYU JEONGWOO-KUN!!" Haruto bangkit dan memeluk Jeongwoo yang masih duduk.

"Ruto le-pasin guehh leher gue kecekeeekk cokk ohok!!"

"Eh maap maap, hehehee..."

🐺🦋🦋🐺

Wokeh nih saya update ( ・・)つ

Vote dulu dong ৲( °৺° )৴

°sepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang