Ponsel Retak

600 45 0
                                    

Jeongwoo melambatkan kecepatan mobilnya saat melihat lambaian tangan Haruto di depan sana. Wajahnya tampak lelah. Mungkin Haruto lagi banyak tugas, pikir Jeongwoo.

"Maaf ya To, agak telat gue"

"Hah telat? Gak kok, gue juga baru keluar tadi" Jeongwoo mengangguk sambil melihati Haruto yang masuk kedalam mobil dan memasang seatbelt. Matanya tertarik pada warna merah di tangan Haruto, entahlah seperti ruam atau sebagainya.

Sambil menginjak pedal gas perlahan, sesekali ia lirik Haruto "Tangan lo kenapa merah?"

"Oh ini? Biasa, bekas garukan karna gatel"

Jeongwoo mengernyit "Merah banget tu"

Haruto terkekeh renyah. Terdengar menjengkelkan, tapi juga terlihat meyakinkan. Atau malah terdengar putus asa? Well, mungkin hanya perasaannya.

"Lo pernahkan kalo lagi gatel banget, trus lo garuk-garuk sampe rasanya mau lo gigit? Nah gitu deh..."

Jeongwoo masih terlihat kurang yakin tapi tetap mengangguk. Dia jadi setuju di kalimat terakhirnya. Soalnya kebiasaan mengigit diarea gatal juga sering ia lakukan.

Sembari dalam perjalanan, Haruto yang sedang bermain dengan ponselnya menyeletuk saat mobil yang mereka tumpangi berhenti karna lampu merah "Harusnya lo gak perlu jemput gue Woo, udah tau arah ke kampus sama ke cafe itu beda masih sempet-sempet aja lo jemput gue"

Jeongwoo terkekeh, " Ya gak papa. Lagian gue kerja juga di cafe biar sekalian jemput lo aja, ujung-ujungnya juga sampai di cafe kan?"

Haruto menghela nafas dan meletakkan ponsel di pangkuannya "Waktu kerja lo bakalan jadi lebih senggang kalo lo gak jemput gue"

Jeongwoo memilih tak menjawab dan kembali menginjak pedal gas saat lampu berwarna hijau. Matanya berkeliaran menatap seluruh kaca yang menampilkan jalanan raya di sore hari ini, hingga tak sengaja menatap layar ponsel dalam pangkuan Haruto yang terlihat bergaris-garis abstrak.

'Loh, sejak kapan layar hp Haruto retak nya sebanyak gitu?!'

Memilih berhenti menatapnya dan kembali fokus pada jalanan didepan. "Lagian lo, gue suruh bawa motor Nmax gue ke kampus lo nya gak mau. Mampus lo gue jemput tiap hari"

Anehnya Haruto tak langsung menjawab dan setelahnya tertawa hambar. "Jangan, jangan sampe deh, hehe"

"Lah, kenapa?"

"E-engga―maksudnya, kayaknya gak perlu deh, iya, anu temen gue nawarin tebengan, soalnya rumah dia searah sama cafe...

... Jadi mungkin kedepannya lo gak perlu jauh-jauh jemput gue lagi" sambung Haruto.

Hanya delikan dari matanya yang Jeongwoo berikan. Tatapan Haruto sulit untuk ia pahami saat ini. Hingga mobilnya sudah memasuki pekarangan parkiran cafe miliknya, sebelum mematikan mesin mobil Jeongwoo dengan cepat bertanya "Hp lo kenapa bisa sampe retak seribu begitu?"

Haruto dengan tatapan terkejutnya menatap Jeongwoo lalu ke ponselnya lalu ke wajah Jeongwoo lagi. Setelahnya hanya tangannya yang mencoba membalik ponselnya dengan perlahan tanpa menjawab pertanyaan Jeongwoo sedikitpun.

Sedang yang di abaikan mengerutkan keningnnya dalam, kemudian tangannya bergerak memutar kunci mobil membuat mesinnya mati.

Jeongwoo dibuat menoleh saat Haruto membuka pintu mobil disampingnya dengan tiba-tiba "Makasih Woo, gue masuk duluan yak!" dan setelahnya berlari memasuki pintu belakang cafe meninggalkan Jeongwoo yang masih melongo didalam mobil.

Haruto kenapa deh? Batin Jeongwoo.



🐺🦋🦋🐺

Votevotevotevote(⋈◍>◡<◍)。✧♡

°sepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang