Terbukti, hatinya kini perlahan menghangat. Luka mental yang dideritanya berhasil tertangani dengan usapan lembut Ibu pada rambutnya. Setegar apapun ia mencoba bersembunyi dibalik sifat periang akan terbongkar kala Ibu sudah menggertaknya lewat mata.
Aron melukis seulas senyum tipis dipangkuan Ibunya. Beberapa saat lalu, dirinya berhasil melawan ego dan mengungkapkan semua perasaan yang mengganjal dalam benaknya pada Ibu. Yang dibalas oleh petuah bijak serta sentuhan maut yang mampu membuatnya meneteskan air mata, Aron pun terlelap dalam dekapan.
Bunda membiarkan putranya tidur dipangkuannya selama yang Aron butuhkan untuk saat ini. Terhitung sudah satu jam lebih Bunda terjaga agar Aron bisa mendapat mimpi indah yang akhir-akhir ini ia dambakan.
"Meskipun kamu menemui berbagai macam masalah dalam hidupmu, tetaplah berjalan. Kalau seandainya kamu kesusahan, coba pelan-pelan saja. Asalkan jangan berhenti ditengah jalan,"
Aron mendengarkan penjelasan Bunda seksama. Walau ia tidak bisa melihat wajah wanita itu, ucapan Bunda bagai busur yang tepat menembus dadanya. Aron begitu tersentuh.
"Wajar jika setiap orang ingin mengambil jalan keluar dengan cara menyerah. Tapi, apa dengan berputus asa mereka bisa terbebas dari jerat masalah itu sendiri?" Tanya Bunda.
Aron otomatis menggelengkan kepalanya. Ia mendongak menatap sang Ibu berharap dengan begitu ia bisa mendapat jawaban dari perkataan beliau.
"Jawabannya mudah saja. Kamu bisa istirahat sejenak,"
"Caranya?"
"Seperti yang kamu lakukan sekarang. Berbaring untuk menenangkan diri dan pikiranmu. Lebih bagus lagi kalau ada Bunda disamping kamu. Iya kan?"
Dan benar saja, Aron merasakan hal itu. Bersama Bunda, ia sedikit merasa lebih baik dari sebelumnya.
"Bun,"
"Ya?"
"Aron mau berbuat sesuatu untuk teman Aron. Kalau seandainya apa yang akan Aron lakukan terlalu beresiko, Bunda masih tetap mengijinkan atau tidak?" Tanyanya.
Bunda terdiam. Aron setia menunggu balasan dari Bundanya.
"Rumah singgah Holog's Home. Itu nama rumahnya, Bun." Sambung Aron.
Bunda sedikit terkejut setelahnya. Aron yang melihat itu pun seakan mendapatkan secercah harapan yang kemungkinan besar Bunda tahu sesuatu mengenai tempat tinggal Bruno.
"Salah satu karyawan Bunda pernah bekerja di sana. Bunda akan coba tanyakan dulu,"
Aron mengangguk bersama senyum lega.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Aron || Hamada Asahi ✓
Historia Corta#boentry03 ❛❛Semua orang punya masalah. Tapi bukan karenanya, kamu akan menyerah.❞ ------------------------------- start : 16 des end : 26 des ^22 It's my short story and happy reading guez! ©peachxyblss