Semalem Jeno benar-benar tidak tidur. Dirinya menatap Haechan yang terus menangis dalam tidurnya. Jeno sesekali membangunkan Haechan untuk meminum air putih.
Paginya Jeno benar-benar lelah tapi dia tetap setia menjaga adiknya. Karena Sehun dan Jaehyun masih sibuk dengan project itu.
Jeno mengamati wajah tenang adiknya. Haechan benar-benar berhenti isaknya saat Sehun mencium kening Haechan lama tadi pagi.
Ciuman yang lama memberikan rasa tenang dan nyaman seolah Haechan sadar kalau yang memberikan kenyamanan itu adalah Sehun.
"Adek kapan mau cerita sama kaka, kaka nungguin adek terbuka sama kaka, kaka gak mau ganggu privasi adek, tapi adek tetep diem, kaka bingung dek" Jeno memegang tangan Haechan diusapnya.
Jeno menatap langit kamar Haechan, "mah tolong dateng ke mimpi adek, bilang kita semua sayang sama adek tolong mah, kaka gak kuat liat adek nangis terus mah".
Jeno diluar sana memang laki-laki yang gagah dan tegas. Wajahnya yang sedikit galak mampu menutupi kelemahannya yang satu ini. Dirinya akan lemah jika dihadapkan dengan sesuatu yang ada didunianya.
Jeno memeluk adiknya dari samping, mencium kening adiknya, "kalo adek masih berisik kepalanya tidur yang lama ya gak papa. Kaka tungguin, kaka jagain. Tapi janji kalau udah bangun nanti cerita semuanya jangan dipendam sendiri, adek ada kaka, abang sama papah".
Setelahnya Jeno mulai menyusul Haechan tidur mengistirahatkan badannya. Menyelimuti dirinya dan adiknya. Mencium pipi gembil adiknya. Selamat tidur kaka dan adek.
--
Selama meeting Jaehyun terus melamun, Sehun juga merasa tidak tenang tapi dia tahu. Dirinya harus profesional, jangan menjadikan masalah yang dirumah dibawa keperkerjaan.
"Abang istirahat aja ya, ini biar papah sama Yuta yang lanjutin" tangan Sehun menepuk pundak Jaehyun.
Jaehyun mengangguk dan pergi keruangannya. Menuju tempat istirahat yang ada dibalik lemari ruangannya.
Merebahkan dirinya dan menatap langit-langit. Mengingat kembali saat mata Haechan yang dulunya selalu tak mau lepas dari pandangannya kini memalingkan pandangan itu.
Melihat Jaehyun saja sepertinya tidak mau. Jaehyun merasa ada yang salah dengan dirinya dan Haechan. Jika ini salahnya dari mana salahnya.
Bukankah selama ini dia selalu baik-baik saja. Bahkan tidak pernah menjahilinya sama sekali. Jaehyun mengingat kembali moment saat bersama si bungsu. Apa ada salah kata atau tindakan yang membuat si kecil terluka.
Tapi sekeras apapun Jaehyun mengingat itu semuanya nihil. Dirinya selalu baik-baik saja dengan Haechan.
Jaehyun mengambil foto kecil didekat tempat tidurnya. Memandang foto bocah imut yang tersenyum lebar dan mata yang sedikit menghilang.
"Abang salah apa sayang, kalau abang salah abang minta maaf".
"Abang udah usaha inget semua apa abang ngelakuin kesalahan yang sangat fatal sampai adek gak mau liat abang".
"Pertama kalinya adek gak mau natep abang. Pertama kalinya adek gak mau tidur sama abang. Dan pertama kalinya adek sakit gak manggil abang".
"Abang punya salah sebesar apa sampai kamu takut liat abang dek" Jaehyun memeluk figuran itu. Dirinya menangis. Sakit rasanya melihat orang yang selalu ingin dimanjanya tiba-tiba tidak mau menatapnya.
"Haha abang cengeng ya dek, maaf ya abang lemah kalo udah berhubungan sama adek, abang bakalan jadi orang kuat buat jagain adek, sayangnya abang jangan menjauh ya dari abang".
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower (Haechan) (TERBIT)
FanfictionBukan darah daging, bukan darah yang mengalir dalam satu tubuh. "Terimakasih Tuhan adek beruntung punya keluarga seperti ini". "Makasih adek udah hadir di keluarga ini". -Sehun -Jaehyun -Jeno -Haechan bukan bxb tapi brothership star : 30 September 2...