****
Bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Kini hanya menyisakan siswa-siswi yang mengikuti ekstra kulikuler. Begitu pula dengan ke-tiga gadis yang sedang bersama Alana.
"Ayo dong, Al!" ujar Neya memastikan bahwa Alana ikut menemani mereka untuk berlatih chellders. Alana sudah menolak beberapa kali dengan alasan akan pergi bersama kakaknya. Namun, mereka tetap saja memaksa untuk ikut menemani latihan kali ini.
"Gue yakin. Lo gabakal bosen! soalnya ada anak basket juga." ucap Sea menyakinkan untuk ke-tiga kalinya.
"Udahlah... kalau gak mau jangan di paksa." lerai Azza. Mereka berdua menatap Alana dengan penuh harapan. Mereka juga berharap, Alana ikut dalam anggota chellders. Sedangkan Alana tampak masih berfikir dengan tawaran mereka. Ia memikirkan Geovan yang akan menjemputnya pada jam 3 siang. Artinya, setengah jam lagi ia akan di jemput.
"Oke deh! Gue ikut" ucap Alana finnish.
"Really? Oh...thank you Alana!!" balas Neya yang terlihat kegirangan. Tanpa basa-basi Sea menarik pergelangan tangan Alana.
Kini mereka berjalan sejajar menuju lapangan basket. Dimana mereka akan berlatih gerakan-gerakan chellders.
Sesampai disana, mereka disuguhi dengan pemandangan para siswa yang sedang bermain basket. Terutama dengan siswa yang menggunakan slayer di dahi mereka, yang bertuliskan 'aodra'.
"Ikut kan, Al?" tanya Neya sembari menaruh tas punggungnya ke salah satu bangku yang berada di pinggir lapangan.
"Ngga dulu." jawab Alana yang akhirnya mendudukkan dirinya ke bangku. Sedangkan mereka mengangguk paham, dengan segera mereka berlari kecil menghampiri segerombolan siswi-siswi yang sudah menggunakan topi di seberang sana.
Alana menatap anggota chellders itu. Sangat bagus, bahkan grup itu terlihat mencolok walau salah satu dari mereka tidak ikut. Perhatiannya kini beralih menatap para pemain basket satu persatu. Di lihatnya lagi kata yang selalu mengisi pikirannya pada jam terahir. 'Aodra' geng apakah itu? Hingga hampir seluruh siswa memakai slayer tersebut.
Ia terus mengamati para siswa yang bermain. Hingga akhirnya pandangannya jatuh ke salah seorang siswa yang juga menggunakan slayer 'aodra'. Skillnya bagus, ia mampu memasukkan bola ke dalam ring berkali-kali. Perlu diketahui, disini juga terdapat para penonton yang saling menyorak.
Babak bola basket pun sudah selesai tapi tidak dengan para Chellders. Mereka masih menunggu pengumuman dari ketuanya. Alana melihat jam tangan yang menunjukkan pukul setengah 2 siang. Pandangannya melihat kesana kemari, para penonton sudah berhamburan untuk pulang. Kini tinggal dirinya yang masih duduk termenung seperti orang tidak tau arah pulang.
"Ngapain?" tanya seseorang yang tiba-tiba berada di samping Alana. Ia sedikit kaget, namun masih memasang raut wajah biasa.
"Ga" jawabnya singkat membuat lelaki itu sedikit terkekeh.
"Gua nanya. lo ngapain?" tanyanya sekali lagi, membuat Alana menoleh.
"Apasih? kepo banget!" ujar Alana sewot.
"Gua nanya!"
"CK! Lagi nunggu temen, puas lo?" jawabnya kasar.
Lelaki itu diam tak menjawab lagi. Ia meneguk sebotol air minum yang di bawanya. Kemudian mengguyurkan air itu ke rambut hingga mengalir ke wajah. Alana yang melihat itupun menatap lelaki itu malas. Ia menyadari bahwa segerombolan siswa di seberang, tengah menatap dirinya sembari menertawakannya.
Merasa malu diperhatikan. Ia lantas berdiri hendak menuju pekarangan sma Aerlangga. Namun, belum sempat ia bangkit dari duduknya, tangan kekar milik lelaki itu terlebih dahulu menyekal pergelangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARAFI
Teen Fiction"Gua, suka sama lo!" tekan Algarafi "Gak mungkin, lo seleranya gue!" balas gadis tersebut. Ketika dunia mempertemukan kedua insan yang saling bertolak belakang, seperti halnya dengan Algarafi dan Alana. Algarafi Melano Zuaren, lelaki yang kerap di...