Kalandra menghentikan langkahnya kala ia berada di depan ruang guru yang terlihat sepi dan tidak bersuara. Aneh, biasanya ia akan mendengarkan suara riuh keluh kesah para guru dari dalam ruangan yang dapat di dengarkan dari luar.
Namun kali ini berbeda, ruang guru tampak sepi tak ada satupun orang berbicara. Lalu? kemanakah para guru berada?
"Sial! lagi dan lagi kita kecolongan," umpatnya pelan sembari meludah kesegala arah.
Kalandra mengintip dengan hati-hati dari luar jendela. Benar saja, kini SMA Aerlangga telah kecolongan dengan adanya penyusup dari sekolah lain.
Mata cowok itu menyipit saat melihat cowok seperawakannya memegang alat tajam, dengan Pak kepala sekolah di depannya.
"Cuih! pecundang!"
BRAK...
Pintu dengan warna kecoklatan itu terhempas kasar mengenai tembok. Membuat para guru menjerit ketakutan. Berbeda dengan Kalandra, wajahnya memerah padam.
"Pecundang!" sarkasnya.
Ke-enam cowok itu perlahan mundur, jujur saja wajah Kalandra kini terlihat sangat seram bagi mereka, urat-urat di leher Kalandra sangat menonjol, menampilkan kesan beringas pada dirinya.
"Velix Velix, bodoh juga cara lo," Kalandra menatap ke-enam cowok di depannya dengan tatapan sinis. Apalagi saat netranya jatuh ke arah sang rivalnya.
"L-lo ng-nga-ppain kesini?" tanya Velix dengan tampang polosnya. Badannya berdiri tegak, namun bergetar.
Kalandra tak menjawab pertanyaan Velix, karena baginya itu adalah pertanyaan tidak logis. Perlahan kakinya mendekat ke-arah enam cowok yang sedang ketakutan.
Senjata tajam yang semulanya di pegang kuat oleh Velix, kini terjatuh ke-arah lantai.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Bogeman keras dari Kalandra tanpa memberi jeda sekalipun, membuat Velix terhuyung ke lantai. Kalandra menarik kerah baju Velix, lalu ia memukul bibir Velix hingga mengeluarkan cairan merah.
"Aghh!! c-cukup, Kal!" ringisnya, matanya perlahan menutup nyaris sempurna.
"Denger! lo ulangin hal bodoh ini sekali lagi, orang yang bakal gua bunuh pertama kali yaitu, Lo!" Kalandra tersenyum kemenangan melihat Velix yang tak berdaya di hadapannya, "dan yang bakal ngebunuh lo bukan gua aja, tapi juga ketua aodra!!" kecamnya dan langsung melayangkan tatapan tajam ke arah lima cowok di sebelahnya.
Dengan sigap lima cowok tersebut membopong tubuh Velix dengan wajah yang sudah babak belur. Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk menghadapi ketua wereouls ini. Namun, cara liciknya lah yang membuat anggota aodra perlu wasapada.
"Kalandra! saya sebagai kepala sekolah disini, akan menindak lanjuti perbuatan dan masalah ini! tolong kamu segera ajak teman-teman kamu untuk berkumpul hari ini juga di ruang bimbingan konseling!!"
"Tindakan kamu disini memang saya akui sebagai pertolongan, Kalandra. Namun, saya tidak akan membiarkan sekolah ini terancam kejahatan yang di buat oleh siswa maupun siswinya sendiri!"
"Kamu juga siswa yang pintar! prestasi kamu banyak! kamu mampu berfikir lebih dari teman-teman kamu yang berandalan itu! pastinya kamu bisa berfikir bahwa hal ini bisa membahayakan seluruh penghuni sekolahan!"
Pak Rajen, sebagai kepala sekolah di SMA Aerlangga merasa sangat marah atas kejadian ini. Memang sudah kerap kasus anak-anak seusia mereka membuat masalah yang tidak bisa di toleran lagi. Namun berbagai cara sudah di lakukan oleh kepala sekolah agar kejadian-kejadian berbahaya seprti ini tidak terjadi lagi. Tetapi nyatanya hal itu masih saja terus berlanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARAFI
Teen Fiction"Gua, suka sama lo!" tekan Algarafi "Gak mungkin, lo seleranya gue!" balas gadis tersebut. Ketika dunia mempertemukan kedua insan yang saling bertolak belakang, seperti halnya dengan Algarafi dan Alana. Algarafi Melano Zuaren, lelaki yang kerap di...