Pelajaran untuk Velix

132 7 2
                                    

Happy Reading guys...

****

Cahaya lampu dari berbagai macam jenis motor menyatu di sini, sirkuit. Benner besar tertulis jelas nama geng terbesar di Jakarta dan urutan nomor dua di Jakarta, aodraxwereouls. Suara deruman motor satu persatu juga telah saling sahut menyahut. Mereka, aodra dan wereouls. Dua geng motor yang selalu saja terlibat dalam konflik anak motor. Kini dua dari geng itu saling menyorak nama ketuanya.

"ALGAR! ALGAR! ALGAR!"

"VELIX! VELIX! VELIX!"

"AODRA AODRA AODRA!"

"WEREOULS WEREOULS WEREOULS!"

Suara remaja-remaja disana menyatu dengan kerasnya suara motor. Gelapnya malam juga menyatu dengan aura-aura dari remaja disini.

Brum.. brum...

"Haha. Gua yakin kali ini lo kalah!" ucap Velix- ketua wereouls. Algarafi hanya tersenyum miring mendengar ucapan musuhnya itu.

"Duh... lo lawan gua aja kalah, apalagi sama ketua gua?!" sentak Mahen tak kalah menyakitkan. Velix menggenggam kuat stirnya ia menatap Mahen tajam, seolah akan menyirnakan lelaki tersebut.

"Akyut! Akyut! Aku akyut, Mas!" ledek Keanu membuat seluruh anggota aodra menertawainya. Velix terlihat sangat nafsu, dengan keras ia menyeru untuk memulai pertandingan sengit malam ini.

"MULAI ANJING!" serunya diikuti sorakan dari kedua belah pihak. Gadis dengan pakaian tak layak pun turun ke atas trotoar, ia mulai melambaikan bendera racing hitam putih. Dalam hitungan satu, dua, dan tiga.

BRUM... BRUM...

Algarafi mengegas pedal motor yang ia gunakan. Tidak perlu di ragukan lagi skill ketua aodra ini, skill ini melebihi Mahen. Ia melirik sekilas ke arah spion yang menampilkan motor sport berwarna hijau. Motor itu melaju sangat lambat, membuat Algarafi menaruh curiga ke orang licik ini.

"Bangsat!" umpatnya ketika ia melihat di depannya yang tiba-tiba ada truk. Entah kapan truk itu ada, namun ini mencurigakan baginya. Pedal gas yang ia lepaskan sudah terlalu cepat. Ia tidak bisa menggunakan rem nya, hatinya sudah pasrah jika ia harus menabrak truk sialan yang berada di depan sana.

Dan ya, detik itu juga motor sport hitam dan juga truk melintas dengan cepat membawa sang sport hitam ke pinggir trotoar jalan. Dentuman keras di bunyikan dari hasil tabrakan kedua transportasi tersebut. Tidak terlalu parah, hanya saja motor sport nya sudah hancur terseret truk. Sedang dia? Dia hanya terluka sedikit karna pakaian tebal yang ia pakai.

Algarafi mengumpati dirinya sendiri, ia menatap motor hijau yang sebentar lagi akan menyusulnya. Rencana Velix sudah sangat pasaran bagi Algarafi, hingga lelaki itu dengan cepat mendapatkan ide untuk tetap menang malam ini.

Motor sport hijau berhenti tapat di depan Algarafi. Lelaki itu tertawa sinis melihat Algarafi yang terjatuh dengan badan yang terluka. Jangan tinggalkan motor hitam yang sudah hancur di seberang sana.

"Gua udah peringatin dari awal bajingan! Soo, jangan salahin gua." ucapnya dengan senyuman miring, sedangkan Algarafi hanya membalas dengan tawa mengejeknya, membuat Velix mengepalkan tangannya kuat.

"SIALAN LO!" ini yang Algarafi inginkan dari Velix, baperan. Manusia dengan segala rasa yang tertanam di jiwanya, manusia yang tidak pernah merasa puas akan tindakan yang ia lakukan, dan manusia yang selalu ingin melihat orang lain sengsara.

"Lo..." ucap Algarafi dengan sengaja menggantung kalimatnya. Detik berikutnya Algarafi bangun dan melayangkan bahasa kebun binatangnya, "ANJING!" ujarnya. Tanpa jeda sedikitpun, Algarafi menghantam keras tangan Velix hingga lelaki itu terjatuh dari atas motor. Tak ada jeda juga di tahap ini, ia segera menarik kerah baju Velix. Bugh.. bugh.. bugh.. bogeman mentah mendarat di wajah mulus sang musuh. Darah segar mengalir dari segala arah, ringisan lelaki itu juga nyaring di telinga Algarafi, sedangkan Algarafi tersenyum miring menampakkan aura jahatnya terhadap manusia yang sudah tidak berdaya di hadapannya.

ALGARAFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang