Sehun bergegas memakai kembali celananya. Ia teringat pada guru matematikanya yang berada di rumah berdua dengan Taehyung, hanya berdua. Kekhawatiran muncul di kepala Sehun, bukan tak beralasan, sebab Sehun tahu bagaimana pikiran sesat Taehyung jika sedang kambuh. Ia takut gurunya akan melihat sisi lain dari Taehyung yang sadis. Lebih parahnya jika gurunya itu menjadi sasaran empuk pelampiasan adik kembarnya.
"Baby, kita baru mulai," Luhan merengek, melihat Sehun mengenakan pakaiannya kembali.
"Honey, aku harus cepat kembali ke rumah, perasaanku tak nyaman."
Luhan memeluk Sehun dari belakang, tubuhnya yang kecil hanya mampu mendekap separuh dada Sehun yang bidang. Kepalanya bersandar pada punggu lebar kekasihnya."Aku telah lama menunggu saat ini tiba," ucap Luhan lirih.
Sehun membalik tubuhnya dan balas memeluk Luhan dengan erat, tubuh setengah telanjang kekasihnya itu memang sangat menggoda. Bahkan belalai kecil milik Sehun belum sepenuhnya tidur, masih siaga di dalam celana.
Akan tetapi, sebagai kakak dan murid yang bertanggung jawab, ia tidak mungkin membiarkan Taehyung menyiksa gurunya. Entah kenapa pikiran cemas itu datang di saat yang tidak tepat. Padahal tadi, tinggal selangkah lagi saat Sehun akan memasuki Luhan sepenuhnya.
Ini pertama kalinya bagi mereka berdua, baik Sehun maupun Luhan tidak pernah bercinta dengan sesama pria. Di usia mereka yang masih remaja, bahkan tidur dengan wanita masihlah hal yang tabu.Luhan memasang wajah kesal, karena Sehun tidak mengubah pendiriannya. Masih bersikukuh untuk pulang. Luhan tak bisa berbuat banyak, ia tahu bagaimana Sehun begitu peduli pada adik kembarnya.
*****
Taehyung dan Jeon.
Dalam fantasi terliarnya Taehyung belun pernah memikirkan menghisap darah manusia, tapi gurunya ini malah menawarkannya.
Mata Taehyung terpejam menikmati menghisap darah gurunya, yang rasanya entah kenapa manis, dan membuat tubuhnya terbakar oleh hasrat dan letupan libido, yang membuat syaraf di bibirnya menggila. Apalagi saat Taehyung menghisap dengan kuat membuat mulut gurunya itu mengeluarkan desahan yang erotis.
Taehyung melepas dua kancing baju milik pria di depannya, Jeon menggenggam erat tangan Taehyung sambil menggeleng,
"Jangan...." suaranya lirih hampir tak terdengar. Taehyung menatapnya tajam bermaksud mengintimidasi, lewat matanya yang melotot ke arah pria itu.Akhirnya Jeon pasrah, ia menggigit bagian bawah bibirnya agar tak mengeluarkan suara-suara jahanam, tatkala Taehyung mencium dan menjilat lehernya seperti orang kesetanan. Seolah kerasukan roh entah apa, Taehyung bukan lagi membuka kancing pria itu, malah menarik bagian bawah kemeja putihnya yang masih tertutup, sehingga beberapa kancing berjatuhan di lantai. Mengekspos dua leci kembar yang kecil namun mengkilap dan menantang, tetesan keringat yang mengalir dari dahi Jeon menambah kesan sexy dan menggoda.
Pria itu menatap Taehyung tak percaya pada kelakuan absurd muridnya, dengan cepat ia menutup kembali kemejanya, yang langsung mendapat respon yang tidak baik dari Taehyung.
Taehyung langsung mendorong tubuh gurunya itu ke tembok, mengunci kedua tangan gurunya di atas kepala."Sudah kubilang diam, kau sendiri yang mengatakan, aku bisa melampiaskan imajinasiku padamu."Jeon menggigit bibir lagi, kali ini menahan tangis. Taehyung yang melihatnya semakin kalap, mencium dadanya sambil salah satu tangannya meremas biji kecil merah muda di dada pria itu. Jeon terengah engah diburu nafsu yang masih berusaha ia tutupi agar tak terlihat oleh Taehyung.
Namun usahanya gagal,tatkala tangan Taehyung menyentuh bagian paling pribadi miliknya.
"Euhhhh...."
Jeon menggelinjang pelan, Taehyung menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different DNA (Sudah Dibukukan)
FanficJeon Jungkook adalah moroi pelindung klan vampir. Ia jatuh cinta pada manusia biasa. Padahal ia terikat sumpah 'sehati atau mati'. Manakah yang akan Jungkook pertahankan, sumpahnya? Atau cintanya?