Arzeya || 31

884 58 6
                                    

Haloooo!

Langsung aja ya happy reading!

*****

"Ck! Apa lo bilang?!" Ujar seorang laki-laki dengan amarahnya. Laki-laki itu kemudian bangkit dari duduknya.

"M-maaf bang. Itu udah bener, mereka udah jadian malam ini." Ucap seorang laki-laki dengan gugup.

Bugh!

Lorenzo membogem pipi laki-laki di hadapannya dengan amarah yang tidak tertahan tentunya. Laki-laki tersebut adalah Arnio, salah anggota geng Pegasus.

"Anjing lo! Kenapa mereka bisa jadian hah?!" Gertak Lorenzo, dengan tangan yang mengepal.

Ia ingin menonjok Arnio lagi, namun sebelum ia berhasil menonjok Arnio tangannya kembali ditahan oleh Dion.

"Lorenzo! Tahan emosi lo. Dia ga salah, dia cuman ngasih informasi ke lo. Jangan lo main tonjok aja." Cegah Dion.

Tidak bisa dipungkiri bahwa hanya Dion lah yang berani meredakan emosi Lorenzo. Karena Dion dan Lorenzo sudah berteman sejak lama dan mereka adalah tetangga dekat. Rumah mereka hanya bersebelahan. Maka dari itu bisa dikatakan bahwa hanya Dion sahabat Lorenzo yang bisa ia percaya.

Emosi Lorenzo sedikit mereda. Benar juga apa yang di katakan oleh Dion. Lorenzo menarik nafas panjang.

"Oke. Lo boleh pergi sekarang." Perintah Lorenzo. Arnio pun pergi dari hadapan Lorenzo dengan luka memar di wajahnya.

Lorenzo kembali duduk ke sofa. Entah mengapa perasaannya tidak terima kala mendengar kabar bahwa Zeya sudah berpawang.

Ia sedang bimbang dengan perasaannya sendiri di satu sisi ia sangat membenci gadis tersebut dan ingin menghancurkan kehidupannya.

Namun, disisi lain dia seperti memiliki perasaan yang berbeda. Perasaan ingin memiliki seutuhnya? Ataukah ia terobsesi dengan gadis tersebut? Entahlah ia mencoba menepis perasaan yang mengganjal di hatinya itu.

Lorenzo menunjukkan smirk-nya. "Lo boleh bahagia sekarang and next time tunggu aja kehancuran lo."

*****

"Avalino Arslan Antakusuma, silahkan maju ke depan."

"Kenapa Bu? Saya ada salah? Perasaan dari tadi saya anteng deh." Sahut Arslan yang bingung.

"Cepat maju dan ambil kertas ulangan harian kamu. Ingat ya kamu belum mengikuti ulangan harian di pelajaran ibu." Jelas guru tersebut yang tak lain adalah guru matematika, Bu Jayanti.

"Anjirr mati gue, mana kagak belajar lagi." Gumam Arslan yang masih terdengar oleh Gavin yang duduk di sampingnya.

Sebelumnya memang Gavin duduk dengan Zeya, tapi setelah Zeya berpacaran dengan Arsha, Gavin duduk dengan Arslan.

"Hayo mampus lo, haha." Ejek Gavin. Sontak Arslan melotot ke arah Gavin.

"Awas aja ya lo!" Balas Arslan kemudian berjalan menuju ke meja guru yang berada di depan kelas.

"Ini kamu kerjakan dengan baik." Titah guru tersebut.

"Astagfirullah ibu Jayanti yang baik hati, kenapa banyak banget sih Bu. Ga ada diskon gitu, khusus buat saya." Tawar Arslan.

"Tidak ada. Cepat kerjakan waktu kamu sampai jam pelajaran saya selesai."

"Dan untuk yang lain, kalian mengikuti pelajaran saya seperti biasanya. Silahkan yang tidak mengerjakan ulangan untuk membuka soal di halaman 71 dan kerjakan." Lanjut guru tersebut dengan tegas.

ARZEYA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang