[02]

65 10 0
                                    

“Kak Dokja kau benar-benar akan pergi? Padahal baru kemarin kita bermain. Bisakah aku ikut denganmu?”Lee Gilyoung memeluk lengan Kim Dokja tidak rela saat mengetahui pria itu harus pergi untuk urusan penting.

“Diamlah bocah. Dia dan Nona Punisher ada urusan bisnis.”Han Sooyoung mencubit gemas pipi Lee Gilyoung.

“Jangan menyentuhku kau penyihir!”

“Hei aku ini penyihir baik. Kalian semua tau itu.”

“Kau sudah menjadi jahat sejak menyuruh Kak Dokja pergi untuk urusan apalah itu.”

“Dia harus pergi menemani Nona Punisher.”

“Tapi…Nona Punisher kuat, biasanya dia juga pergi sendiri.”tanya Shin Yoosung pelan, Han Sooyoung menoleh dan mengusap kepala gadis kecil itu.

“Kau tau, kemarin ada serangan bandit, mereka cukup banyak. Dan Kim Dokja sangat kuat jadi aku menyuruhnya untuk berjaga-jaga.”

Shin Yoosung dan Lee Gilyoung memasang ekspresi cemberut sambil masing-masing memegang lengan Kim Dokja. Han Sooyoung, Punisher, Jung Heewon dan Lee Hyunsung yang ada di sana hanya menggelengkan kepalanya.

“Tidak apa Gilyoung, Yoosung. Aku akan membelikan kalian oleh-oleh saat kembali. Jadilah anak baik dan tunggu aku.”Kim Dokja berjongkok menatap kedua anak kecil itu bergantian.

“Benarkah? Kak Dokja berjanji?”

“Ya. Aku janji.”

“Baik kami akan menunggu Kakak.”

“Bagus. Kalian berdua berhati-hatilah di jalan, dan jangan kacaukan bisnis kali ini.”

⚔️⚔️⚔️

Suara kereta kuda memenuhi pendengaran saat perjalanan. Awalnya Han Sooyoung akan membawakan mereka berdua seorang kusir, tapi Kim Dokja menolak dengan keras dan mengatakan ia bisa mengendalikannya sendiri. Han Sooyoung hanya bisa menghela napas kesal dan menyetujuinya. Jadilah seperti saat ini, Kim Dokja mengendalikan kudanya dan Punisher duduk di sampingnya karena ia tidak ingin sendirian di gerobak belakang.

“Hei…”Punisher memanggil Kim Dokja pelan, membuat yang dipanggil meliriknya sebentar.

“Ada apa?”

“Kenapa kau diminta menemaniku? Dan kenapa kau mau?”

“Aku tidak tahu. Harusnya kau menanyakan pada Han Sooyoung tadi sebelum kita berangkat.”

“Itu terlalu aneh, kau mengenalnya. Wali kota Han Sooyoung juga aneh, dia adalah penyihir. Ia juga memberikan mantel dan pedang padaku, dia mengatakan itu milik seseorang yang sudah tiada. Apa kau juga mengenal orang itu?”

“Benar…aku mengenalnya. Kami bertiga berteman baik saat itu.”

“Lalu kenapa dia memberikan barang ini padaku? Bukankah seharusnya ia simpan?”

Kim Dokja meliriknya sebentar sebelum menjawab pertanyaannya.

“Itu terlihat cocok untukmu. Akan sia-sia jika hanya disimpan dan rusak.”

Punisher menatap Kim Dokja tidak puas dengan jawabannya, itu bukan jawaban yang ia mau, tapi ia juga tidak tahu jawaban seperti apa yang ingin dia dengar. Dia mengamati wajah Kim Dokja, semakin lama ia mengamati wajah pria di sampingnya semakin ia merasa familiar.

Sekelebat bayangan samar terlintas di kepalanya diikuti dengungan keras yang menghantam kepalanya. Punisher memegang kepalanya karena rasa nyeri.

“Ada apa?”Kim Dokja menatapnya panik saat gadis di sampingnya menahan sakit.

Our PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang