CHAPTER 11: PERPUSTAKAAN DI SORE HARI
Derap langkah gadis itu menggema masuk ke dalam perpustakaan gedung IPA yang bermandikan sinar mentari sore. Sembari menunggu sang kakak selesai ekskul, Haura ingin lanjut baca-baca buat ulangan. Sebenarnya bisa aja dia minta kakaknya ngajarin. Tapi saat ditanya tadi malam...
"Kak Yur ajarin biologi dong!"
"Ha apaan? Gue aja nyontek Arsen kalo uh bio hehe."
Dan Haura berakhir tersenyum berusaha sabar.
Haura menelusuri rak mencari dan mengambil beberapa buku terkait materi yang akan diujikan. Kemudian duduk di kursi baca.
"Haura?"
Haura menoleh ke belakang mendapati Jihan yang sedang bersama dengan satu orang temannya.
"Oh hai."
Jihan tersenyum, "Kaki kamu masih sakit?"
Haura hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Oh yaudah kalo gitu aku lanjut cari buku dulu ya!"
"Iya."
Jihan dan temannya pun melanjutkan langkah mereka.
Saat sudah jauh...
"Bener ya kata orang, anaknya cuek banget!" ujar siswi bernametag Yori Utami.
"Hushh ga boleh gitu! Dia baik tau!" tutur Jihan.
"Baik sih baik ya... tapi liat dah tadi, kayak ga peduli sekitar!"
Jihan menatap Yori tak setuju, "Dia aslinya peduli kok!"
"Emang lu pernah dipeduliin sama dia?" sentak Yori.
Jihan terdiam, emang sih selama ini Haura hanya merespon seadanya jika bertemu dengannya. Tapi tentu dia masih ingat jelas kemarin saat ekskul.
"Udah baikan?"
Haura satu-satunya orang yang menanyakan itu. Entah perlakuan kecil itu hanya untuk basa-basi atau benar-benar khawatir. Tapi Jihan tahu betul.
Itu suatu bentuk kepedulian.
"Pernah."
Yori menatap Jihan masih tidak percaya. Pasalnya ia dengar-dengar dari anak IPS, Haura itu tidak peduli akan sekitar dan enggan berbaur dengan banyak orang. Bahkan ketika gadis itu terlihat bersama 2 orang temannya saja, Haura malah berjalan agak ke depan layaknya ratu.
Itulah kenapa banyak yang tidak menyukai sosok 'Haura Mariana'. Termasuk Yori sendiri.
"Hati-hati deh lu sama dia," ucap Yori final.
Jihan yang tidak mengerti dengan jalan pikir temannya, akhirnya memilih tak merespon dan lanjut memilah buku.
Kembali ke Haura yang masih fokus membaca buku.
"Aishh ga bisa nih kalo ga diajarin langsung..." Haura membolak-balikkan lembar buku bacaannya.
"Baca apaan?"
Haura terlonjak mendengar suara cowok dari samping. Pas dia lihat. Selalu aja cowok ini.
Gaza yang tak kunjung mendapat jawaban lantas duduk di samping cewek itu. "Ngapain anak Ips belajar biologi?" tanyanya menarik buku yang sedang dibaca Haura.
"Mau ulangan minggu depan."
"Lah masih minggu depan, tapi udah belajar sekarang? Hebat juga," salut Gaza sedikit heran. Soalnya biar pinter Gaza itu anaknya nyantai abis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizontal Line of Love
Teen FictionGedung IPA dan IPS saling bersebrangan dan hanya dipisahkan oleh sebuah taman kecil. Entah mengapa membuat pandangan mata Haura Mariana yang berada di gedung IPS, terkunci ke arah jendela kelas 10 IPA 1 yang berada tepat di sebrang kelasnya. Ketika...