CHAPTER 8: KENCAN 10 DETIK
"Ga cape lo?"
Haura yang awalnya nunduk membaca buku kini berganti menatap Karel yang tau-tau udah duduk di bangku Jane, tepat di depannya.
Haura menaikkan alis, "Maksud lo?"
Karel mendekatkan wajah ke arah Haura. "Udah satu bulan lebih nutup hordeng mulu, cosplay jadi vampir lo?" tanyanya mencibir. "Gimana berhasil move on nya?" tambahnya menyindir.
Haura mengutuk Karel dalam hati. Emang si Karel ini nyebelin banget dari kemarin selalu ngungkit-ngungkit Gaza, bikin kuping dia pengang denger ocehan ini orang mulu.
Aneh deh kenapa Karel sampai segitunya. Padahal sebagai sahabat yang baik harusnya lebih paham kalo Gaza udah sayang sama cewek lain.
Tapi Karel ini gentle juga sih, ga cepu tentang Haura suka sama Gaza. Keliatannya Yona juga belum tau.
Haura melirik sekitar, takut ada yang mendengar. Beruntungnya kelas lagi sepi dan Yona sama Jane lagi makan di kantin.
"Bukan urusan lo! Sono ke kantin, jangan ganggu gue!" usir Haura mengibaskan tangannya.
"Gamau ah, sesama gamon harus sering-sering silaturahmi."
Haura mendelik. "Ga tuh! Gue ga gamon!"
Karel tersenyum menantang, "Oh ya? Kalo gitu——"
SREKK
Haura melebarkan matanya menatap aksi Karel yang tak terduga. Cowok itu baru aja membuka tirai jendela dengan gerakan cepat.
"Ihh lo apaan sihh..." geram Haura ancang-ancang ingin menjambak rambut Karel.
Namun, Karel berhasil menahan tangannya, lalu tersenyum miring. "Buktiin kalo beneran dah move on."
Ketika Haura ingin menutup tirai kembali, suara Karel malah memperingatinya.
"Buka hordeng atau gue cepuin ke yang lain?"
Sial... Haura ga bisa berkutik kalo udah diancam begini.
Akhirnya gadis itu memilih mengalah. Haura menepis tangan Karel yang dari tadi megang tangannya, lalu melengos keras. Karel udah ketawa-ketawa ga jelas, karena berhasil jahilin cewek di depannya.
"Monyet," Haura mengumpat samar.
Kalo lagi berdua doang sama Karel tuh entah kenapa mulut Haura ga tahan buat ga ngatain cowok itu. Hebat emang si Karel bisa bikin Haura mengumpat.
Karena udah males banget liat muka Karel, akhirnya Haura reflek ngalihin pandangan ke jendela. Berikutnya ia terpaku.
Di sebrang sana... Haura ngeliat cowok itu.
Gaza! Lagi duduk di atas meja sambil mainin gitar menghadap ke jendela.
Haura mengerjap-ngerjap terkejut merasa cowok itu sedang menatap lurus ke arahnya.
Butuh waktu kurang lebih 10 detik untuk keduanya menyadari bahwa mereka memang sedang menatap satu sama lain.
Sampai tiba-tiba cowok itu berhenti mainin gitarnya dan berdiri pergi begitu aja. Seakan pura-pura ga tahu.
Kok sakit ya?
Karel yang memperhatikan hal itu jadi menyunggingkan senyum kecil. "Cie gamon..."
Haura menatap Karel jengah, "Mau lo apasih?" ucapnya capek sendiri.
"Kalo suka kenapa ngejauh dah?" tanya Karel heran sendiri.
"Dia udah punya gebetan."
"Iya sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizontal Line of Love
Dla nastolatkówGedung IPA dan IPS saling bersebrangan dan hanya dipisahkan oleh sebuah taman kecil. Entah mengapa membuat pandangan mata Haura Mariana yang berada di gedung IPS, terkunci ke arah jendela kelas 10 IPA 1 yang berada tepat di sebrang kelasnya. Ketika...