CHAPTER 7: Gulungan Memori
/Flashback on/
Setelah bergelut dengan soal tes selama 5 jam nonstop, Gaza pergi mengelilingi calon sekolahnya ini untuk menenangkan pikiran. Walaupun dia ngerjain dengan mudah sih. Cuman karena terlalu mudah itulah, setelah selesai cowok itu cuman bisa diem tanpa boleh keluar sebelum waktu ujian berakhir.
Gaza berjalan jauh dari tempat tesnya semula, sampai akhirnya menemukan sebuah taman kecil yang diapit oleh dua gedung.
Sepi karena ini hari libur.
"Kata bang Haris IPA IPS dipisah ya gedungnya..." gumamnya duduk di salah satu bangku yang tersedia di taman itu. Memandangi air mancur di hadapannya.
Tenang... itu yang cowok itu rasakan.
Baru aja Gaza mau masang earphone, tiba-tiba ada suara tidak jauh dari tempatnya. Karena penasaran dia ngintip dibalik pohon yang ada di belakangnya dan ngeliat 2 cewek cantik lagi berdiri di salah satu lobi gedung.
Gaza menelan ludah, "Njirr itu bidadari atau hantu?? Masa iya gua belom masuk udah digangguin!" gumamnya terpana sekaligus merinding.
"Ishh masa ketinggalannya sampe mau naik kelas sii!" gerutu cewek berpipi tembem.
"Dah tunggu disini! gue udah nungguin lo tes tadi, sekarang gantian!" balas cewek satunya menuntut.
"Emang lukisan apa sih? Bukannya masih bisa diambil pas masuk??"
"Ada lah pokoknya, penting banget. Kalo ga diambil sekarang takut dibuang. Pokoknya tunggu di sini aja jangan kemana-mana! Oke? Oke."
"IYAA IYAA KAK YURR!"
'Hmm adek-kakak?' pikir Gaza.
Si tembem kemudian ditinggalkan oleh kakaknya.
"Aishh panas banget sih.. tau gitu bawa topi!"
'Dih manja..' julid Gaza dalam hati.
Namun, anehnya Gaza masih betah aja perhatiin cewek itu. Sampai fokusnya beralih ketika denger raungan kucing kecil yang entah dari mana asalnya.
"EH YA AMPUN CINGG KAMU NGAPAIN DISITU?!"
Gaza kaget denger jeritan itu dan ngeliat cewek tadi lagi jongkok ngangkat pot kecil yang nindih seekor kucing kecil.
"Kasian banget sii kamu.."
"Tau ga cing? Aku kepikiran sama hasil tes tadi tau, kalo ga lulus gimana ya huhuhu.." Cewek itu tiba-tiba asik curhat sama kucing di depannya.
Gaza mengulum senyumnya, 'Imut amat.'
Eh?
Gaza langsung geleng-geleng kepala menghalau pikirannya.
"Imut-imut stress," lanjut Gaza bergumam.
"Gagaga gue ga boleh pesimis, yang kayak Kak Arsen aja masuk! Apalagi gue!" ucapnya tiba-tiba percaya diri, namun sedetik kemudian manyun kembali. "TAKUTTT!"
"Heh bocil! Takut tambah dewasa lu? Dah yok balik!" tiba-tiba kakak si tembem udah datang.
"Eh tunggu! Aku mau bawa kucingnya."
Sontak kakak cewek itu geleng ga setuju. "Jangan lah... Tante kan punya alergi bulu kucing."
"Yahh..."
"Yaa gimana lagi Haura... udah yuk!" tarik sang kakak sedikit tidak tega membuat adiknya ikut terseret pergi dari sana.
"Oh cewek lebay itu namanya Haura?" Gaza menatapi punggung kedua cewek yang mulai jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizontal Line of Love
Ficção AdolescenteGedung IPA dan IPS saling bersebrangan dan hanya dipisahkan oleh sebuah taman kecil. Entah mengapa membuat pandangan mata Haura Mariana yang berada di gedung IPS, terkunci ke arah jendela kelas 10 IPA 1 yang berada tepat di sebrang kelasnya. Ketika...