Salah satu hal yang paling dibenci Jeno adalah hujan, karena hujan membuatnya basah dan kotor, belum lagi suhu dingin yang menusuk kulit. Dirinya memutuskan untuk tetap berada di kelas, terlalu malas pergi ke kantin, begitu pula teman-temannya yang memiliki pemikiran yang sama dengannya.
"Lu pulang naik motor Jen?" tanya salah satu teman Jeno.
"Ngga, tadi gua dianter sama bokap. Aish...Sialan, gua gak bawa payung." Jeno memukul meja yang ada di depannya.
***
Bel pulang sekolah telah berbunyi menandakan berakhirnya kegiatan belajar tetapi hujan malah turun semakin lebat. Jeno sudah pasrah jika saja harus menerjang derasnya hujan, ia berjalan menuju lokernya untuk menyimpan buku paketnya.
Saat pintu lokernya terbuka sepenuhnya ia melihat ada sebuah payung di dalamnya, ia menegok ke kanan dan kiri untuk menemukan orang yang menaruh payung itu namun nihil, ruangan ini sepi. Jeno menganggat bahunya, ia berpikir mungkin ini pemberian salah satu temannya.
Jeno membawa payung itu keluar dan membukanya, matanya langsung terfokus pada tulisan yang ada pada pegangan payung yang ia bawa 'NAJAEM', belum selesai dengan segala kebingungannya tiba-tiba seorang pemuda melewatinya dengan sangat cepat. Ia menatap aneh pemuda itu. Lagi pula bagaimana bisa ia tersenyum sangat lebar saat akan kehujanan?
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
About Him (NOMIN)
Teen FictionSegala hal tentangnya itu aneh dan indah di saat yang bersamaan. Pada awalnya aku merasa aneh, jika ia menyukaiku mengapa ia tidak mencoba mendekat. Namun sekarang aku paham, ia hanya terlalu tahu diri. Sekuel dari "LOVING YOU"