Bonus

155 15 0
                                    

Tak terasa hubungan mereka sudah berlangsung selama satu tahun, jika dahulu Jaemin yang sering menunggu Jeno pulang sekolah, kini Jeno yang selalu menyempatkan diri untuk menjemput kekasihnya itu. Semenjak menjadi sepasang kekasih, Jeno sering mendatangi rumah Jaemin, bahkan tak jarang Jaemin yang mendatangi rumah Jeno, Bunda Jeno pun menjadi sangat dekat dengannya.

"Jeno pulang." 

Jeno memasuki rumah bersama dengan Jaemin dibelakangnya, hari ini rencananya Jaemin akan menginap di rumahnya karena besok adalah hari libur bagi mereka berdua. Bunda Jeno yang sedang memasak seketika langsung menghampiri Jaemin dan memeluknya.

"Anak manis Bunda kemana aja? Bunda kangen banget sama Jaemin." Katanya sambil memainkan pipi gembil Jaemin.

"Jaemin kemarin ngurusin persyaratan buat kuliah Bun." Jaemin menjawab.

Jeno yang mulai kesal menarik Jaemin ke belakang tubuhnya, bundanya ini selalu saja mengganggu mereka berdua. Satu bulan yang lalu bahkan rencana kencan mereka batal hanya karena bundanya yang meminta Jaemin menemaninya menonton drama televisi. Jaemin yang memiliki sifat tidak enakan pun tidak bisa menolak. Kali ini Jeno tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Bun, Jeno sama Jaemin ke kamar dulu ya." Tanpa menunggu jawaban, ia langsung membawa Jaemin pergi ke kamarnya.

***

Mereka berdua kini duduk berhadapan di atas karpet di kamar Jeno. Jeno yang memandangi kekasihnya sembari berfikir, ia menyentuh poni Jaemin yang jatuh ke depan dan menyisirnya hingga belakang, terllihat tidak puas, ia bangkit dan mengambil gel rambut yang ia punya. Jeno melumuri tangannya dengan gel itu dan mulai menata rambut Jaemin menjadi sangat klimis.

"Ah~, aku menyerah Jaem." Jeno menjatuhkan tubuhnya sehingga berbaring di atas karpet.

"Kenapa?" Jaemin merangkak mendekati Jeno dan membaringkan tubuhnya menghadap kekasihnya.

"Mau aku rubah gimana pun rambut kamu, kamu tetep keliatan gemesin. Aku ga suka tadi tetangga aku liatin kamu kaya gitu." Jeno berkata sambil menangkup wajah Jaemin.

"Ih Jeno." Jaemin menutup wajahnya yang memerah.

"Jaem, jangan gemes-gemes!" Jeno mengacak rambutnya.

"Jangan bilang aku gemes Jeno, ada yang aneh di sini, rasanya geli." Jaemin berkata sambil menyentuh dada kirinya.

Melihat kelakuan Jaemin, tanpa aba-aba Jeno menggigit pipi Jaemin yang dibalas dengan teriakkan kekasihnya itu. Jaemin mencoba mendorong Jeno menjauh, tetapi si empunya tidak pantang menyerah dan tetap menggigit pipi gembil itu. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka tidak menyadari Bunda yang masuk ke dalam.

"Boys, masakannya udah mateng, ayo kita mak--, ASTAGA JENO, KAMU APAIN ANAK BUNDA!"



END


About Him (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang