CH 5 -Hurt in Heart

358 15 9
                                    

Ketika membaca bab cerita ini, disarankan untuk mendengarkan lagu Usik -Feby Putri agar mengerti apa yang dialami salah satu tokoh cerita ini.



South Korea, Seoul
06.00 KST

.

.

Chenle sudah sembuh dari sakitnya, tetapi Ia ada jadwal konsultasi ke psikolog untuk pengobatan mental.

"Lele-ya" Panggil Mark

"Yes, Dad?" Jawab Chenle

"Come" Ujar Mark, menyuruh Chenle berjalan ke arahnya.

Chenle yang mendengar perintah ayahnya, hanya menurutinya dan turun kebawah sesuai perintah ayahnya.

"Jadwalnya dipercepat jam 6.10, Aunt Gyu ada jadwal keluar kota jam 8 pagi.. Jadi bersiaplah selagi masih ada waktu" Jelas Mark

"Baiklah" Jawab Chenle, yang kemudian Ia naik ke lantai atas, berjalan menuju kamarnya untuk ganti baju.

Siapa Gyu? Jung Beomgyu, adik termuda Mark yang sekarang berprofesi sebagai Psikolog dirumah sakit Taeyong.

.

.

Mark dan Chenle sudah di jalan sekarang mereka harus menempuh jarak 1 km untuk sampai ke rumah sakit.

Saat ditengah jalan, tiba-tiba Chenle memanggil ayahnya "Dad"

Mark yang terkejoet dengan panggilan Chenle yang mendadak pun hampir hilang kendali, tetapi Ia tetap dapat mengemudikan mobilnya.

"Ya, Chenle?"

"Aku bermimpi buruk"

Chenle pun menceritakan yang sebenarnya ada dimimpinya.

Haechan P. O. V.

"Haechan"

"Haechan"

"Siapa itu?" Aku mulai menjawab sebuah panggilan yang mengarah padaku

"Ini aku, Haechan"

"Siapa?!" Jawab ku sedikit tidak sabar

Jujur.   Aku hampir menangis saat ini.

"Haechan...,,"

"Ini aku, Haechan. Ini aku, Mark. Mark Lee"

"M-Mark?"

Mark pun mulai memeluk ku, saat dia memeluk ku, aku tidak bisa lagi menahan tangisan ku.

Karena aku juga merasa butuh sandaran, aku pun memeluk Mark kembali sambil menangis

"H-hiks Mark, -aku ha... harus...b..bagai--mana hiks?"

"Haechan..."

"Kau kuat, Haechan"

"Tenanglah, aku akan selalu berada disisimu.."

Itu yang Mark katakan padaku. Aku sedikit tidak percaya tetapi aku juga tau bahwa aku tidak akan bisa melakukan nya sendirian.

"Mark, hiks.. Maafkan aku.. h-hiks"

"Hey, untuk apa kau meminta maaf padaku?"

"A-aku p..pasti hiks selalu.. m-merepotkanmu, hiks"

"Tidak, Channie. Kau tidak pernah sekalipun merepotkanku, justru aku senang kau merepotkanku.... Aku berhutang budi padamu, Haechan.. Sungguh"

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang