Bullying

110 12 2
                                    

Annyeong yarobun👋.
Kalau kalian suka boleh dong spam coment next😚.
Semoga kalian suka yah😊
Happy reading guys🤗

''Siapapun to-tolong buka pintunya" hiks. terdengar suara isakan seorang gadis dari arah gudang

Leyrn, Cyra, Arsy, Resya, dan Gracya yang sedang melewati gudang sekolah mendengar suara minta tolong dengan di iringi suara isak tangis.

"Lo semua dengar itu?" ucap Cyra

Mereka berempat serempak mengangguk.

"Suaranya dari arah gudang," lanjut Resya.

"Apa ada pembullyan lagi?" tanya Leyrn.

"Itu nanti saja di pikirinnya, lebih baik kita kesana sekarang." Gracya melangkah lebih dulu diikuti Leyrn, Cyra, Arsy dan Resya dari belakang.

Saat Gracya mencoba membuka pintu gudang yang ternyata benar adanya bahwa pintunya terkunci dan terdengar suara isak tangis di dalam gudang.

"Leyrn apa lo bawa kunci gudang?," tanya Gracya.

"Yah maaf gue ndak bawa kuncinya, udah gue kasih ke penjaga sekolah, atau mau gue telfon pak Rahmat buat bawa kunci gudang ke sini?" Kata Leyrn. Lengkap dengan nada jawanya yang medok

Karena kemarin Challenger Queen, mereka memang sempat memakai gudang.

Pak Rahmat adalah penjaga sekolah Trimurti kepercayaan orang tua Leyrn.

"Gak perlu, pintu ini terkunci dari luar, sudah pasti yang ngelakuin ini dia dapet kunci gudangnya," sahut Gracya.

"Dobrak aja pintu gudangnya," kata Arsy kepada keempat temannya dan langsung di setujui dengan anggukan kepala.

"Heh lo yang di dalam, tolong lo nyingkir dari pintu, karena kita akan mendobrak pintu ini," ucap Cyra.

"Ba-baik, aku sudah menyingkir," ucap gadis dari dalam gudang.

Gracya, Arsy dan Cyra langsung mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu, sedangkan Leyrn dan Resya berjaga-jaga takut-takut ada jebakan yang dipersiapkan oleh sang pelaku. Kebiasaan mereka ialah tak pernah gegabah dalam mengambil tindakan kecil atau besar. Jadi, tanpa dikomando pun mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan.

"Satu... Dua... ucap Gracya sambil melirik dua temannya yaitu Arsy dan Cyra, mereka menggukkan kepala tanda telah siap"

"TIGA!"

BRAAAKKKK

Pintu gudang berhasil dibuka dengan sekali tendangan oleh ketiga gadis ini. terlihat seorang gadis dalam keadaan syok dengan baju yang kotor dan dirobek secara paksa.

"Lucy!" Pekik Cyra saat tau siapa gadis yang baru saja mendapatkan pembullyan itu.

"Ka-kakak," ucap gadis yang bernama Lucy itu, dengan mata bengkak akibat menangis.

"Kurang ajar siapa yang berani ngelakuin ini sama lo hah! Jawab gue!"

Amarah Cyra tak terbendung saat melihat adik sepupunya dalam keadaan mengenaskan seperti itu. Dengan mata yang penuh dengan api kemarahan dan nafas yang mulai menggebu Cyra menatap Lucy dengan tatapan meminta penjelasan.
Gracya yang melihat itu mencoba mengingatkan Cyra.

"Ra, kasian Lucy kalau lo langsung marah kayak gitu, lo liat muka dia masih syok dan lo tega mau luapin amarah lo saat Lucy dalam keadaan begitu." kata Gracya mencoba mengingatkan Cyra.

"Bener Ra, daripada lo marah-marah lebih baik lo bawa dulu Lucy ke UKS, sekalian lo tenangin dia, baru setelah itu lo tanyain kronologi ceritanya," timpal Resya, sambil memeluk Lucy guna menengkan.

"Iya kalian bertiga bawa Lucy ke UKS, gue sama Resya pergi ke Koprasi beli seragam baru buat dia," kata Leyrn

Hufthhh. Cyra menghembuskan nafas kasar, dan mengangguk setuju. Melihat keadaan adik sepupunya saat ini, membuat Cyra menahan amarahnya.

Akhirnya mereka pun berpencar. Leyrn dan Resya pergi ke Koprasi Sekolah membeli seragam baru untuk Lucy. Sedangkan Gracya dan Cyra membantu memapah Lucy adik sepupu Cyra sekaligus adik kelas mereka, Arsy membawakan tas dan menutupi bagian rok belakang Lucy yang sudah di robek paksa, walaupun ia telah memberikan jaketnya. Namun, hal itu tidak mampu menutupi semua bagian tubuh Lucy yang pakaiannya benar-benar sudah koyak parah.

***

"Gimana?" tanya Gracya saat Cyra keluar dari UKS.

Cyra hanya menggeleng kepala saja.

Resya dan Leyrn yang sudah kembali dari Koperasi menatap Cyra tanpa berkedip, menunggu kata apalagi yang akan diucapkan Cyra.

"Gue belum dapet apapun informasi dari Lucy, setelah diberi obat memar dan ganti seragam dia dikasih obat tidur sama dokter. katanya biar dia lebih tenang dulu. Baru setelah itu gua bisa nanya-nanya." Cyra mengucapkan dengan nada frustasi

"Dokternya bener kok, kalau lo nanya-nanya sama dia sekarang apalagi emosi lo belum ke kontrol malah tambah runyam nanti Masalahnya," ucap Gracya.

"Iya kita tunggu aja sampe Lucy siuman," timpal Leyrn.

"Gue yang bakal nungguin dia, lo semua mending ke Kelas sekarang, istirahat udah mau selesai dan sekarang bagian jam pelajaran Pak Efendi. lo semua bisa kena hukum dan jadi panggangan lagi, mau lo pada?" Kata Cyra, yang diakhiri sebuah pertanyaan untuk teman-temannya

"Lo yakin gapapa sendiri?" tanya Gracya memastikan.

"Iya gapapa elah, lagian yang kena bully itu si Lucy bukan gue. Jadi lo tenang aja," ucap Cyra meyakinkan

"Bukan badan lo yang gue khawatirin tapi emosi lo Ra, apa lo bisa kontrol emosi lo pas Lucy sudah siuman?," tanya Gracyaa lagi.

"Iya Raa gue takut nanti emosi lo ga kekontrol dan malah bikin Si Lucy tambah syok."

"Aman ko, udah gih lo pada ke kelas." lagi dan lagi Cyra menolak ajakan teman-teman dan bersikeras akan menemani Lucy sampai siuman. Dan Jadilah mereka meninggalkan Cyra di depan ruang UKS dan pergi ke kelas mereka.

Setelah kepergian keempat sahabatnya barulah Cyra memperlihatkan sisi dirinya ia menatap kosong pada koridor sekolah yang tampak sepi karena semua Siswa sudah masuk ke kelasnya masing-masing.

"GUE BENCI BULLYING!" wajah Cyra tampak memerah ketika mengatakan hal itu, dan tanpa di sadari setitik air mata berhasil jatuh dari mata indahnya.

Ia mengingat waktu satu tahun yang lalu tepatnya saat ia baru duduk di bangku SMA.

***

Cyra mengalami pembullyan dimana itu sudah terjadi dalam tiga tahun berturut-turut. Pada saat itu Cyra yang dalam keadaan emosi tidak stabil di tambah pembullyan yang berlangsung sejak ia SMP. Cyra berani melawan dan membuat seantero Mandika Shcool heboh. Dan ia memutuskan untuk keluar dari Sekolah Mandika School walaupun saat itu ia baru saja satu minggu sekolah disana. Tepatnya sebelum ia pindah ke SMA trimurti dan bergabung dengan Challenger Queen.

Challenger QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang