Alexa tidak ambil peduli dengan teriakan Manda yang terus menerjang telinganya, cewek dengan wajah babak belur itu terlalu gila untuk dikatakan waras, memang dari awal pun sudah gila, dan sekarang bagaimana bisa ia menyeret Jefri ke dalam permasalahan hidupnya?!
Berlari sekencang yang ia bisa, Alexa sudah sampai di kosan Jefri, tentu saja dengan usaha keras meminjam motor tetangga kosan Manda. Jangan heran jika saat ini Manda pun sama seperti Alexa, berlari sebisanya guna mengerjar sang sahabat.
Begitu sampai di depan pintu kamar Jefri, tanpa sopan santun ia membuka pintunya. Mulut pun langsung menganga mendapati betapa hancur kamar ini, barang-barangnya tak berbentuk, termasuk kaki ranjang dengan stiker burung itu.
Alexa gemetar, ia endarkan tatapannya ke setiap sudut ruangan, dan ia dapati Jefri duduk di dekat jendela sedang berusaha membuka kaosnya.
Melangkah masuk, Alexa mendekati cowok itu, tentu saja Jefri menoleh mendengar suara langkah si cewek. Mendapati Alexa melangkah mendekatinya dengan celana setengah paha dan kaos kebesaran. "Ngapain lo di sini?" tanya Jefri sudah berhasil membuka kaos yang sangat kotor.
Alexa tak menjawab, yang ada ambil duduk di depan cowok itu, ia menatap tubuh Alexa, dari atas sampai bawah. Brengsek! Keadaan Jefri lebih parah dari dirinya.
"Bokap lo kaya tujuh turunan ya? Demi main-main rela beli kamar kosan buluk begini," ujar Jefri tersenyum kecil, tak meyangka papa Alexa rela mengoyak uang puluhan juta demi membeli kamar kosan Jefri, dan setelahnya dihancurkan bak rumah-rumahan. Belum lagi, betapa Jefri sangat amat terkejut, bahwa uang benar-benar mengerikan, bisa mengendalikan manusia sampai ke rasa empati. Bayangkan saja, bagaimana bisa satpam dan yang lain hanya diam bak patung saat Jefri dipukuli? Dan, boom! Di depan mata Jefri sendiri papa cewek ini memberikan segepok uang, sudah seperti membagi-bagikan daun dari pohon yang tidak akan pernah mati.
Mereka saling menatap, Jefri menghela napas sedang Alexa menggumamkan makian berulang-ulang, entah apa saja.
"Ngapain lo? Ngejampi-jampi?" tanya Jefri menjepit dagu Alexa yang berkomat-kamit sendiri.
"Lo anjing! Harusnya lo lawan!!!" teriak cewek tepat di depan wajah Jefri, yang mana setelahnya ia menepis tangan si cowok.
Jefri merotasi bola mata. "Lo pikir gue lagi syuting film? Tiga lawan satu, mana tiga-tiganya kekar semua."
"Goblok!" maki Alexa bangkit berdiri dari duduk, lalu, melangkah menuju lemari yang sudah hancur itu. Alexa meraih dua helai kaos milik cowok itu, yang kemudian ia bawa. "Man, bisa gue minta tolong?"
Manda menatap Alexa, pacar Bagas yang sedari tadi menjadi penonton itu mengangguk. "Apa? Bilang aja."
"Ambilin air di wadah."
"Oke!" Manda langsung bergerak menuju area bak cuci piring di kamar kosan model studio ini.
Alexa sendiri sudah kembali duduk di depan Jefri yang sibuk melepaskan resleting celana. "Mau apa lo? Telanjang?" tanya Alexa.
"Ih, jangan dong!" Manda menyahuti.
"Bugil."
"Jangan sampek gue tambahi lebam di muka lo!"
Jefri tertawa pelan, tetap membuka celananya, menyisakan bokser berwarna hitam polos.
Melihat itu Alexa mendengus, setelahnya ia letakan satu kaos ke atas meja, tepat saat itu lah Manda datang dengan satu wadah sedang berisi air. "Ini, Lex. Oh iya, Bagas mau ke sini, ada yang mau dititipin nggak?"
"P3k aja, yang isinya lengkap ya," jawab Alexa menatap Manda sekilas, kemudian merendam satu kaos Jefri ke dalam air.
"Oke." Alexa memberikan ibu jarinya, setelah itu medudukan diri di satu-satunya sofa yang ada di sini, ia keluarkan ponselnya. Dan saat ini Alexa tengah memeras kaos Jefri, merasa cuku, barulah ia menyeka darah yang ada di wajah cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven and Hell :on Earth
RomanceAlexa Putri Lubis berdarah campuran Indonesia - Australia, bad girl fakultas tehnik mesin yang sangat dikenal tak punya rasa takut, bahkan tawuran dan babak belur pun makanan tiap minggu untuk Alexa. Polisi setempat cukup muak melihat wajah cewek it...