Kalau kemarin Aa Zhafran yang diuji, kali ini ganti Ica yang diuji.
"Kak, aku kasih tau. Ini temen kita dulu waktu mondok seangkatan, dia dulu pernah suka sama bang Zhafran", ucap Zhico.
"Siapa Zhi?", tanya Ica kepo.
"Namanya Fifi kak, kakak gak cemburu? Dulu Fifi kejar-kejar abang kak", ucap Zhico.
Zhico mengirim foto Fifi.
"Maa syaa Allah banget ya si Fifi, kalau dibandingkan Ica emang Ica gak ada apa-apanya sih, hehe.. Apalagi Fifi lulusan pesantren juga, dia bercadar seutuhnya, jilbabnya panjang sebetis..", batin Ica sembari melihat foto Fifi yang dikirim Zhico.
"Oh gitu ya Zhi..", jawab Ica cuek.
Segeralah Ica menghubungi Zhafran untuk menanyakan hal ini. Ica yang terang-terangan merasa insecure dengan Fifi, ia berkata jujur ke Zhafran. Namun ia belum tau bagaimana kelakuan perempuan itu.
"Fifi pernah suka kan sama aa? Neng kalau dibandingin sama Fifi gak ada apa-apanya a. Kenapa aa gak sama Fifi aja? Secara idaman aa kan wanita bercadar, sedangkan neng belum bisa bercadar sepenuhnya, ngga kaya Fifi a", rengek Ica.
"Udah ya, neng gaboleh insecure kaya gitu. Neng cantik, neng baik, aa memilih neng karna cantik hatinya neng, bukan karena apa-apa", jawab Zhafran yang membuat Ica lagi-lagi sangat bersyukur dipertemukan dengan laki-laki seperti Zhafran.
"Hmm..", jawab Ica sembari mencerna kata Zhafran.
Suatu ketika, tiba dimana Fifi chat Ica di Facebook dengan alasan ingin kenalan dengan calon istrinya Zhafran.
"Assalamualaikum ukhti", salam Fifi.
"Wa'alaikumussalam", jawab Ica.
"Salam kenal ya ukhti, aku temennya Zhafran", perkenalan Fifi.
"Iya ukh, salam kenal juga", balas perkenalan Ica.
Selang beberapa hari mereka berkenalan, Fifi mengirim pesan kembali ke Ica. Ica merasa sedikit risih dengan pesan yang dikirim Fifi kepadanya.
"Kapan nikahnya nih ukhti? Jangan lupa undang aku ya", ucap Fifi.
"Hehe iya ukh, doain aja secepatnya", jawab Ica yang tak suka basa-basi.
"Zhafran udah berani nikah nih sekarang? Atau ngebet nikah?", ledek Fifi.
"Biasa aja, hehe", jawab Ica cuek. Ica memang terkenal cuek apalagi untuk menghadapi wanita-wanita jalang seperti Fifi.
"Emang Zhafran udah bisa tanggungjawab ukh?", ledek Fifi kembali yang memang sengaja memancing Ica.
Namun dengan lemah lembutnya Ica, Ica menjawab perkataan wanita itu dengan sangat tenang, tidak terbesit emosi sedikit pun. Walaupun Ica terkenal cuek, namun ia selalu tenang menghadapi orang seperti Fifi.
"Bisa dong ukh, ya kalau gak bisa tanggungjawab kan gak mungkin dia punya calon istri yang bakal ia nikahi", balas Ica menyindir.
"Gitu ya ukh.. Boleh aku minta nomor WhatsApp nya Zhafran?", lagi-lagi Fifi membuat Ica naik darah, namun Ica selalu terlihat tenang.
"Bentar ya ukh, aku tanyain dulu ke aa Zhafran, takutnya kalau langsung aku kasih dianya marah, karena gak segampang itu ngasih nomor dia ke orang lain", balas Ica tenang.
"Dih, gila kali aku ngasih nomor calon suamiku ke perempuan gatal sepertimu, Fi? Oh tidak bisaa, tidak bisaaaa!!", batin Ica.
Tak lama kemudian Ica dengan rasa kesalnya segera menghubungi Zhafran.
"Tuh dia minta nomormu! Kasih gak?", Ica mengirim screenshot chat Fifi yang meminta nomor Zhafran.
"Gak boleh", jawab singkat Zhafran.
Ica hanya membalas emoticon senyum terbalik.
Segera Ica mengirim screenshot chat jawaban Zhafran ke Fifi.
"Kata dia gak boleh ukh", terang Ica dengan sopan.
"Dih, tetep aja sombong nih anak", ucap Fifi yang mungkin tau Zhafran dari dulu selalu tidak bermudah-mudahan dengan lawan jenis.
"Kasih ajalah ukh, saya mau nanya ke dia", kekeh Fifi kepada Ica.
"Mau nanya apa ukh? Tanya aja nanti aku terusin ke dia", balas Ica.
"Mau nanya tentang hubungan kita dulu", jawab Fifi yang sontak membuat Ica terkejut bukan main.
Deggg!! "Hubungan KITA? jadi maksudnya dia dulu pernah ada hubungan sama aa? Kok tadi aa bilang ngga suka dia?", batin Ica dengan perasaan kesal merasa dibohongi Zhafran.
Lagi-lagi Ica segera menghubungi Zhafran dengan mengirim screenshot an chat Fifi.
"Aa, ini apa maksudnya???", tanya Ica kesal.
"Kita gak pernah ada hubungan! Kamunya aja yang terlalu ngejar aku! Udah ditolak berkali-kali tetap ngejar! Dimana harga dirimu ukhti?", jawab Zhafran kesal karena merasa dirinya difitnah mempunyai hubungan dengan Fifi.
"Oh, jadi dulu dia yang kejar-kejar aa?", tanya Ica memastikan.
"Iya neng, wa'allahi aa gak pernah punya hubungan selain sama dia (masa lalu Zhafran) dulu. Itupun udah masa lalu", jelas Zhafran.
Ica pun memahami Aa Zhafran dan menghubungi Fifi kembali.
"Ya gitu loh, Ca! Masa gitu aja kepancing sih? Udah biasa kali, kalau ada perempuan yang ngejar-ngejar lakimu tapi gabisa menggapai, pastilah dia ngaku-ngaku!", sindir author.
Author skip karena terlalu panjang. Singkat cerita mereka ber-adu mulut antara Ica dan Fifi. Dimana Fifi berusaha untuk merusak hubungan mereka, Fifi terus saja mengatakan hal-hal rendah untuk memfitnah Zhafran. Namun sayang sekali, tidak ada 1 kata pun yang Ica percayai dari kata Fifi. Ica lebih mempercayai calon suaminya dibanding orang lain, apalagi perempuan yang pernah mengejar calon suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Sujud Untuk Ustadz Muda ➣ Season 1 (REVISI)
Non-FictionDemi menjaga, aku hanya berani memintamu kepada Sang Pencipta mu lewat sujudku. Aku hanyalah wanita fakir ilmu yang mengagumimu, wahai ustadz muda. Aku tau ini sangat lancang, tapi aku sangat nyaman ketika bersamamu. Izinkan aku untuk selalu mendoak...