Selama 2 minggu ini Kondisi psikis Harshi adalah sesuatu yang tidak bisa di remehkan, ada kalanya Harshi tiba-tiba saja mengamuk dan tak bisa mengontrol dirinya sendiri, berusaha menyakiti diri sendiri dan juga orang disekitarnya.
Lisa harus dengan rela melihat anaknya beberapa kali mendapatkan suntikan penenang karena Harshi terus mengamuk,
Harshi juga beberapa kali terlihat linglung, tak mengenal diri nya sendiri, Lisa dan Hendra, jadi beberapa kali Lisa harus memperkenalkan diri sebagai orangtua Harshi.
Setiap malam pun Harshi selalu tak tidur nyenyak, bayang-bayang saat dirinya disiksa seakan kembali terulang didalam alam bawah sadarnya.
Dalam kemampuan bicara pun Harshi masih kesulitan, kata dokter mungkin itu disebabkan akibat trauma yang sangat mendalam dimasalalunya, Lisa tak bisa membayangkan bagaimana masalalu Harshi sampai-sampai anaknya tak bisa berperilaku dengan normal untuk anak seusianya.
Selain kemampuan bicara Harshi juga tak bisa mengekspresikan dirinya, disaat Harshi mengamuk Harshi tak pernah menangis atau berteriak.
Yang Harshi lakukan hanya melemparkan barang-barang dan memukul dirinya sendiri.
Sudah beberapa kali juga Harshi terjatuh dari bangsal rumah sakit, kaki Harshi belum bisa berjalan dengan normal, dokter juga berkata bahwa ada sedikit masalah pada otot saraf Harshi, beberapa hari lalu Dokter memberitahu kan bahwa ada semacam racun didalam tubuh Harshi yang membuat otot saraf Harshi lumpuh.
Didalam benak Lisa, Lisa berpikir apakah Harshi korban eksperimen?
"Tidak sakit kah sayang?"
Harshi menggeleng pelan, namun berbeda dengan tangannya yang meremat kuat tangan Lisa, tadi Harshi telah melakukan terapi jalan walaupun hanya beberapa langkah.
"Kalau sakit, Harshi boleh menangis"
Harshi mendongkak, matanya memang sudah berkaca-kaca tapi sekuat mungkin ia tahan
"Leh?.. nda kul? Syi nda... Kul?"
(Boleh? Enggak di pukul? Harshi enggak di pukul?)Lisa menggeleng pelan, jadi ini alasan kenapa selama 2 minggu Harshi tak menangis
"Boleh sayang, bunda tidak akan pukul Harshi"
"Kit.. Ka.. Ki.. Syi kit.. Nda"
(Sakit, kaki Harshi sakit bunda)Harshi terisak wajahnya kini benar-benar terlihat sangat kesakitan, ada perasaan lega yang Harshi rasakan karena dulu Harshi tak boleh berekspresi, Harshi tak boleh menangis karena kalau Harshi menangis dia akan memukul Harshi.
Harshi tak boleh berteriak, Harshi tak boleh tertawa dan Harshi juga tak boleh bicara.
Jika Harshi bicara maka dia tak akan segan-segan untuk menakuti Harshi, katanya dia akan memotong lidah Harshi.
"Anak Bunda kuat, Harshi boleh menangis, Harshi boleh tertawa, Harshi boleh bahagia. Keluarkan apa yang Harshi rasakan, ya sayang? Bunda tidak akan marah"
"Nda.. ga.. tong idah Syi?"
(Bunda enggak potong lidah Harshi?)Astaga, Lisa tak salah mendengar bukan?
"Kenapa Harshi berbicara seperti itu sayang?"
"ta.. nya.. Syi ga leh.. cara.. nti idah syi.. tong.. syi ga.. leh ngis.. nti syi di p.. kul"
(Katanya Harshi enggak boleh bicara nanti lidah Harshi di potong, Harshi enggak boleh nangis nanti Harshi di pukul)Bagaimana mungkin ada manusia yang tega berkata seperti itu? Ia sekarang tau kenapa kondisi Harshi bisa seburuk ini, masalalu Harshi bukan hanya menyakiti fisik anak itu melainkan mental nya juga di hajar habis-habisan, pantas saja Harshi beberapa kali mengamuk dan terus mengigau tak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI TAWA
Teen Fiction"Setiap orang punya lukanya sendiri Ru, tapi gak semua bisa bertahan sekuat kamu" •Bxb ----------------- -1000% cerita fiksi, Fiksi atau cerkan adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi-dengan kata lain, tidak secara ketat...