"Hah syukurlah sudah tidak mati lampu lagi"
Beruntungnya saat baru menginjakkan kaki di dalam rumah listrik sudah hidup, meskipun diluar hujan cukup lebat namun tak sehebat tadi, Hendra harus terpaksa meneduh dulu karena jalanan yang macet akibat genangan air, ingin memakai mobil namun takut lama jadi Hendra memakai motor untuk membeli makanan tapi sialnya saat akan pulang hujan tiba-tiba turun begitu deras, semoga saja Harshi tidak merajuk karena makanan nya tak datang tepat waktu.
Untuk masalah Lisa, Hendra akan menasihati istrinya pelan-pelan karena dari pagi pun Lisa terus menangis membuat Hendra tak tega untuk sekedar menegur istrinya.
"Hasyi papa pulang nak!"
Dari lantai bawah pun Hendra sudah berteriak senang, sebelum menaiki tangga lift dan berjalan menuju kamar anaknya Hendra lebih dulu berjalan menuju dapur dan menyiapkan makan malam mereka, sengaja Hendra membelikan makanan kesukaan Harshi agar anaknya tak sedih lagi.
Ting!
Terlalu mager untuk menaiki anak tangga, Hendra lebih memilih untuk menaiki lift tak seperti biasanya, entah kenapa dari tadi hatinya sedikit resah.
"Hasyi sayang-- HASYI?!"
Hendra merasa jantungnya berhenti berdetak ketika menemukan anaknya yang sudah tergeletak tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari indra penciuman nya, Hendra berlari dengan perasaan campur aduk.
"HASYI BANGUN SAYANG!"
Hendra mengguncangkan bahu anaknya sedikit keras, wajah Harshi begitu pucat dengan darah yang belum juga berhenti keluar dari hidung pemuda manis itu, badan Harshi begitu di penuhi oleh keringat dengan badan yang gemetar.
"Hasyi nak! Jangan buat papa khwatir, dek bangun sayang!"
"Lisa cepat keluar! LISA KELUAR KAMU!"
Ceklek.
Lagi-lagi tak ada ekspresi yang di tunjukkan oleh wanita itu, Lisa keluar dengan wajah datar
"Ayo cepat kita bawa Harshi ke rumah sakit!"
Lisa menggeleng, membuat Hendra menatap bingung pada istrinya itu
"Dia bukan anakku"
Hanya itu satu-satunya kalimat yang keluar dari bibi wanita itu, Lisa kembali masuk kedalam kamar, tak ada terlihat khawatir sama sekali, Lisa hanya melihat Harshi sekilas tanpa ada rasa sedih sama sekali.
Hendra menggeram penuh amarah, ia tak lagi mempedulikanmu istrinya, Hendra segera menggendong Harshi dan membawa anaknya kerumah sakit
Nafas Harshi semakin terdengar lambat membuat Hendra semakin mempercepat laju mobilnya.
******
"ASTAGA JUSTIN BANGUN INI UDAH MALEM DAN KAMU MALAH TIDUR TERUS DARI SIANG MENTANG-MENTANG LIBUR TERUS DUA ABANG KAMU GAK ADA!"
"Astaga mom berisik banget sih mirip suara curut kalau lagi kejepit"
"APA KAMU BILANG?! NGOMONG SEKALI LAGI KAMU HAH?!"
Justin langsung meloncat dari kasur saat sebuah panci hampir melayang mengenai wajahnya, Janne berkacak pinggang menatap anak bungsunya sengit, mata wanita itu melotot dengan mulut yang terus mengumpat.
"Kerjaaan kamu tuh tidur terus, kamu tau gak kamu tidur dari lampu mati sampai nyala bukannya bantu mommy dibelakang kamu malah enak-enakan tidur, mirip banget sama Daddy kamu kerjaannya cuma tidur terus bikin mommy pusing--"
Tak lagi mendengar ocehan ibunya, Justin malah terfokus melihat mobil Hendra yang keluar dari pekarangan rumah dengan keadaan tergesa, Justin merasakan sesuatu yang aneh ia merasa ada yang tak beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI TAWA
Novela Juvenil"Setiap orang punya lukanya sendiri Ru, tapi gak semua bisa bertahan sekuat kamu" •Bxb ----------------- -1000% cerita fiksi, Fiksi atau cerkan adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi-dengan kata lain, tidak secara ketat...