01

376 67 4
                                    

Jakarta, 19 mei 20xx

Selandia Baru dan kenangan nya, kenangan indah dan juga kenangan penuh kesedihan dan kehampaan, dimana Najefan bertemu dengan Sonia, gadis cantik yang berhasil mencuri hati Najefan, namun gadis cantik itu juga yang memberikan luka yang begitu dalam bagi dirinya dan sang buah hati.

Keputusan bulat yang di ambil Najefan untuk meninggalkan Negara indah ini dan kembali tinggal di negara tercinta nya, Indonesia.

Sembari mendorong tumpukan koper yang di atasnya ada sang putri kecil tengah tertawa gelak saat sang ayah mendorong troli sambil sesekali mengajaknya bercanda.

"Waw duda keren kita, akhirnya datang." Seloroh seorang pria yang berjalan menghampiri Najefan dan putri kecilnya.

"Apa kabar, bro" sapa pria lain yang juga datang bersama pria yang tadi bersoloroh.

Di belakangnya ada rombongan lagi, 3 orang wanita dewasa, 1 orang pria dewasa dan 4 orang anak kecil, salah satu nya seusia dengan Cecil, putri kecilnya.

"Baik, kalian gimana baik juga kan? Iyalah, pasti baik orang keliatan jelas kok." Ucap Najefan yang di balas kekehan kecil oleh keduanya, yang tak lain adalah Haikal dan juga Raditya.

"Ya allah! Keponakan cantik tante!" Teriaknya sembari berseru heboh begitu melihat Cecil yang masih anteng duduk di atas koper, dengan tiba-tiba juwita langsung menggendong Cecil.

Cecil yang terkejut langsung menangis kencang, melihat itu Najefan buru-buru mengambil cecil dari gendongan sang adik dan tak lupa menatap nya dengan tatapan kesal. "Sayang kaget ya? Maaf ya sayang maaf, tante becanda tadi." Ucap Najefan seraya menepuk-nepuk pelan punggung sang anak.

"Hehe Cecil kaget ya? Maaf ya sayang." Ujar Juwita sembari mendekatkan tubuh nya dengan Cecil yang tengah menyembunyikan wajah nya di dada Najefan.

"Mau sama tante gak? Tante janji deh gak akan teriak-teriak lagi, hmm?" Bujuk Juwita.

Cecil menatap juwita sebentar, tak lama dia juga mendongakkan kepalanya menatap sang ayah, Najefan hanya mengangguk kecil sebagai balasan dan tak lama kedua tangan mungil milik Cecil di ulurkan ke arah Juwita yang langsung di sambut dengan antusias olehnya.

"Gimana perjalanan tadi? Lancar gak?" Tanya Raditya.

"Cecil rewel gak, Fan? Biasanya bayi kalau penerbangan lama suka rewel." Timpal Amalia, istri dari Raditya.

"Rewel sih bentar, cuman masih bisa di atasi." Jawab Najefan.

"Sini bang biar gua aja yang dorong." Celetuk Esok, suami dari Juwita.

Kebetulan sekali adik iparnya itu ikut menjemput dirinya dan juga Cecil, biasa nya Esok saat ini tengah sibuk mengobati pasien. Ya suami Juwita seorang dokter, dokter bedah anak lebih tepatnya.

"Dari tadi kek, kasian tuh, duda muda heboh sendiri." Ujar Haikal yang di balas kerlingan malas oleh Najefan.

"Ini siapa sih ini? Kok tumben malu-malu, biasanya kalau liat om langsung malak." Ucap Najefan ke arah dua orang anak laki-laki, kira-kira berusia 12 tahun, di samping dua anak laki-laki tadi, ada satu orang anak perempuan yang berusia 7 tahun dan satu lagi seorang anak perempuan yang seusia dengan Cecil.

Mereka berempat ini merupakan anak-anak dari Raditya dan juga Haikal.

"Malu atuh om, udah lama gak ketemu masa langsung malak." Jawabnya sambil meringis kecil.

Najefan terkekeh. "Aa sama mas gimana nih sekolahnya? Udah punya pacar nih pasti." Ucapnya.

"Masih kecil gak boleh pacar-pacaran, sekolah aja yang bener." Celetuk Gina, istri dari Haikal.

Second Choice ✔ JaemRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang