02

273 57 1
                                    

Aku itu kalau lagi gak sibuk dan lagi gak males nulis pasti rajin update hihihi...

●°●°S E C O N D - C H O I C E°●°●

Rutinitas harian Rina, bangun subuh, shalat, mencuci pakaian, mencuci piring lalu membuat sarapan dan terakhir membangunkan kedua anaknya.

Terasa monoton, namun Rina menikmati kegiatan yang monoton itu.

Karna hanya di pagi hari dia bisa mengerjakan tugas rumah, sepulang dia bekerja dia akan di sibukan untuk memasak makan malam dan tentu nya menghabiskan waktu dengan kedua putra tercintanya.

Lelah

Tentu saja, perasaan lelah pasti ada, tapi mau bagaimana lagi, dia mesti berjuang mencari nafkah untuk menghidupi mereka bertiga.

6 tahun pasca di tinggalkan selama-lamanya oleh sosok mendiang suami, membuat Rina harus mengemban tanggung jawab sang suami sebagai kepala keluarga.

Rina harus menjadi sosok yang kuat, sosok yang bisa melindungi kedua anaknya, meskipun badan dan hati nya merasakan rasa sakit. Tapi dia tidak boleh mengeluh, dia tidak boleh menyerah.

Terkadang dia ingin menyerah, tapi melihat senyuman manis kedua putranya membuat dia mengurungkan niatnya untuk menyerah.

Apalagi dia sudah berjanji kepada bang Jendral, bahwa dia akan menjaga kedua buah hatinya. Ya walaupun satu buah hatinya harus meninggal di dalam kandungan, akibat stress berlebih pasca dirinya di tinggal mati oleh sang suami.

Karena kejadian itu pula, membuat Rina sangat menyesal dan berjanji akan menjaga kedua buah hatinya yang lain dengan sebaik-baiknya. Dan akan mendidik kedua nya menjadi anak yang baik, sholeh dan tentu nya membanggakan keluarga.

"Jeje bangun sayang, sekolah." Rina mengusap pelan punggung kecil Jeandra yang tertutup oleh selimut tebal.

"5 menit lagi ya, ma." Bisiknya.

Rina menggeleng. "Beres shalat itu harusnya langsung mandi, bukan nya bobo lagi, jadi pusing kan pas mama bangunin." Omel Rina.

Mendengar omelan sang ibu yang Jeandra yakin akan semakin panjang, mau tak mau membuat tubuh kecil itu langsung terbangun.

Dengan rambut yang acak-acakan dan mata menyipit akibat cahaya matahari yang masuk melalu gorden yang sudah di buka oleh sang ibu. "Sana mandi, terus siap-siap habis itu sarapan, oke boy?" Kata Rina seraya mengusap rambut tebal Jeandra.

"Uumm." Ucapnya sembari berjalan dengan lunglai ke luar kamar untuk mandi.

Rina terkekeh kecil, namun tak lama dia segera merapihkan tempat tidur Jeandra dan memeriksa tas sang putra, takut-takut jika Jeandra belum menyiapkan buku mata pelajaran untuk hari ini, tapi untungnya setelah Rina periksa, anaknya sudah menyiapkan semuanya.

"Ini mama antara harus bangga sama agak gak rela, kamu udah mandiri aja dek." Gumam Rina sembari menutup kembali tas sekolah Jeandra.

Selesai membereskan kamar si bungsu, Rina kini berjalan memasuki kamar Vano, anak sulungnya yang saat ini sudah kelas 3 smp.

Saat masuk Rina tersenyum tipis, anak sulung nya itu saat ini tengah bersiap-siap dan jangan lupa kalau kamarnya pun sudah rapih. "Kalau udah beres, langsung sarapan ya sayang." Ucap Rina yang di balas anggukan kecil oleh Vano.

"Oh iya ma." Rina yang tadinya akan berbalik pergi, kembali menatap sang putra.

"Kenapa bang?

"Mmmm gini.." Vano terlihat menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Minggu depan kan sekolah abang ngadain study tour ke Jogja, cuman abang yang belum kumpulin surat persetujuan. Jadi gimana ma? Abang boleh ikut atau enggak? Abang gak maksa kok ma, kalau mama bilang gak boleh, ya udah abang gak akan maksa atau protes." Cicit Vano gugup.

Second Choice ✔ JaemRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang