04

260 53 5
                                    

"Fan kamu beneran mau bawa Cecil?" Tanya mama khawatir.

"Ya habis gimana ma, Cecil rewel terus kalau di rumah, lagian hari ini Jefan gak ada jadwal operasi, cuman kunjungan pasien aja, gak akan lama kok." Jawab Najefan seraya menenangkan Cecil yang sedari tadi terus menangis, entah karena apa.

"Jangan deh ya, mama gak tega ninggalin Cecil sendirian di ruangan kamu." Kata mama yang masih merasa tidak setuju jika Najefan akan membawa Cecil bekerja.

Selain karena alasan takut jika Najefan kesulitan menjaga Cecil, mama juga takut dengan banyaknya virus di rumah sakit akan mempengaruhi kesehatan cucu kecilnya.

"Tenang ma, selama Jefan kunjungan, Cecil di jagain sama Juwi, mah." Ucap nya, namun tetap ekspresi kekhawatiran mama tidak bisa di tutupi.

"Juwi juga kan harus praktek, kak." Kata mama masih kekeuh dengan pendiriannya, tidak mengizinkan Jefan membawa Cecil ke rumah sakit.

"Maa, hari ini mbak Anna mau ke rumah sakit, aku bisa titipin sebentar sama Kak Anna." Ucap Jefan.

Mama menghela nafasnya lelah. "Gak akan lama kok ma, mama percaya deh sama aku. Kalau aku tinggal, Cecil makin rewel ma." Lanjutnya.

"Mama kan bisa jaga Cecil, kak." Jefan menatap wajah cantik mama dan tersenyum simpul.

"Tau ma, Jefan tahu mama bisa jaga Cecil lebih baik dari Jefan. Tapi, kali ini aja, Jefan mau bawa Cecil ke rumah sakit, kali ini aja ma." Ucap Jefan.

Lagi-lagi terdengar helaan nafas panjang mama mengiringi kegiatan Jefan yang masih berbenah.

"Kalau Cecil masih rewel langsung telpon mama, biar mama langsung jemput ke rumah sakit." Peringat mama.

"Siap baginda." Ujarnya sambil terkekeh.

Mama mendelik. "Mama serius, kak."

"Aku juga dua rius ma." Ucapnya sambil menatap mama. "Mama percaya deh sama aku, ya." Lanjutnya.

Selesai berbenah, Jefan langsung menggendong Cecil dan memasukan nya ke dalam mobil.

Selama perjalanan menuju rumah sakit, Cecil terlihat begitu bahagia dia bahkan tak henti-hentinya bernyanyi saat Jefan dengan sengaja memutar lagu anak-anak dalam bahasa inggris, yang bisa Cecil ikuti dengan lancar.

"Mommy finger mommy finger where are you..

"Here i am here i am how do you do" nyanyi nya sambil mengangkat kedua jempol nya dan menggoyangkan ke kanan dan kiri.

"Sayang nanti di ruangan Papa, Cecil di temenin sama Ateu Wiwi ya?" Tanya Naresh sembari melongokan kepalanya ke arah belakang.

Cecil menganggukan kepalanya. "Terus nanti main sama papa nya kapan?" Tanyanya.

"Emm.. nanti setelah papa selesai bekerja? Bagaimana?" Tanya Jefan.

"Ottey!" Jawabnya penuh semangat.

Jefan terkekeh kecil.


●°●° S E C O N D - C H O I C E °●°●

Saat memasuki rumah sakit, lebih tepatnya ruangan nya Jefan langsung di sambut oleh beberapa dokter yang satu spesialis dengan dia, termasuk dokter coass yang kebetulan berada disana.

"Anak lo Fan?" Tanya dokter Yanuar, salah satu rekan sesama dokter.

"Iya bang." Jawab Jefan yang masih menggendong Cecil.

"Bule banget, jodohin sama anak gua ya." Ujarnya berhasil membuat Jefan tergelak.

"Serius gua, anak gua ganteng poll." Katanya. "Mirip sama mama nya sih, tapi lo tahu kan siapa istri gua, itu lho dokter kandungan yang paling cantik." Selorohnya.

Second Choice ✔ JaemRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang