Hallo, welcome!
Ini adalah novel lama yang aku rombak lagi, dengan judul yang sama pula. Maybe, yang sudah pernah baca di playstore atau akun wattpadku yang lama sudah kenal sama kisah cinta mereka (Luisa dan Ruvel).
So, have fun!
WARNING!
DO NOT REPOST THIS STORY!
Happy reading and, i hope you enjoyed this story.
Jangan lupa untuk tinggalkan vote dan komen kalian, juga follow akun wattpad atau instagramku, ya!
Best regards,
Arthea
Ia benci padanya ...
Ya. Semestinya semua orang melakukan hal yang sama seperti yang Luisa lakukan saat ini. Membenci seorang lelaki yang kini tengah tersenyum penuh mengejek kepadanya, ia begitu tidak menyukai semua yang ada pada dirinya. Bau tubuhnya, senyuman, rambut, mata, bahkan kepribadiannya.
Luisa benci semuanya ...
Terkadang, Luisa selalu berpikir kenapa ada manusia seperti dirinya. Ia seperti es yang benar-benar membeku, susah untuk mencairkannya. Seperti robot yang tidak punya ekspresi sama sekali. Tidak punya hati, bahkan perasaan.
Kenyataan jika ia sangat digilai banyak wanita membuat Luisa semakin tak terima. Semua orang memandangnya sebagai laki-laki yang sempurna. Tampan, kaya, memesona, dan menggoda. Oh, jangan lupakan otak pintarnya.
Seperti model? Ya, ia memang pernah ditawari menjadi model disalah satu majalah ternama, namun ia menolaknya dengan sikap dingin.
"Menyebalkan," Luisa mendesis pelan. Matanya menyipit tajam ke arah Ruvel yang begitu senang mendapatinya ditertawakan okeh rekan-rekan kerja sekantornya.
Mereka sedang merayakan pesta kesuksesan proyek yang berhasil mereka tangani. Tapi, meskipun Luisa dan Ruvel bekerja di perusahaan yang sama, level mereka sangat jauh berbeda. Ruvel adalah CEO di Perusahaan D-One milik ayahnya. Sedangkan Luisa hanya sebatas karyawan kontrak yang mudah didepak dari perusahaan itu kapan saja.
Itu semua berawal dari permintaan ibu Ruvel yang menginginkan Luisa bekerja di perusahaan yang Ruvel tangani. Dan tanpa sadar, wanita itu langsung mengiyakannya begitu saja.
Dan di sinilah Luisa sekarang, duduk tepat di depan Ruvel sambil merasakan ditertawakan oleh semua orang karena ucapan Luisa—yang menurut mereka lucu.
"Sudah, sudah. Kalian membuat Luisa jadi kesal," kata salah satu teman sekantor Luisa.
"Kesal atau tidak, Luisa tetap terlihat manis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Love Me!
RomancePatah hati itu sederhana. Aku mencintainya, tapi dia tidak mencintaiku. Luisa, gadis manis yang punya rasa suka terhadap teman masa kecilnya merasa begitu terluka karena sikap dingin dan kasar yang selalu Ruvel perlihatkan padanya. Hingga pada suatu...