BAB 8. MABUK BERAT.

46 6 1
                                    

Author Information :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author Information :

Guys, ini adalah cerita lama yang sedikit aku rombak.So, Have fun, ya! Aku bakal update tiap hari dan mungkin nggak akan banyak BAB.

Jangan lupa untuk terus ikuti jalan ceritanya.

Best regards,

Arthea

WARNING!

DO NOT REPOST THIS STORY!

_____________________________________________

Guys, komen dan vote kalau kalian menyukai ceritanya!

______________________________________________

______________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruvel berkaca di depan cermin kamarnya. Ia mengenakan jas hitam dengan dalaman kemeja putih, rambutnya sengaja dirapikan. Setelah merasa penampilannya sudah cukup bagus, ia mengambil kunci mobil di atas meja yang ada di depannya dan melangkah keluar dari kamar.

"Ibu, aku pergi dulu," kata Ruvel pada ibunya saat laki-laki itu menuruni tangga.

"Tolong sampaikan salam rindu ibu pada kakakmu," kata ibu Ruvel. "Maaf, kalau ibu tidak bisa datang di hari pentingnya," lanjutnya dengan nada menyesal.

"Rei pasti bisa memahaminya," kata Ruvel.

Ruvel kemudian pergi menggunakan mobilnya. Laki-laki itu melaju dengan kecepatan minimum menuju Kirkland sekitar 30 menit lebih dari rumah Ruvel.

Hari itu sedang turun hujan, hanya rintik kecil yang tak membuat orang mengurungkan niatanya berlalu-lalang di sekitar jalanan kota Seattle.

Setelah sampai di tempat tujuan, Ruvel memakirkan mobilnya, ia keluar dengan menggunakan payung berwarna hitam yang ia pegang di tangan kanannya. Laki-laki itu melangkah menuju jalan setapak yang menuju ke sebuah pemakaman umum.

Just Love Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang