Happy reading,
Sudah beberapa tahun berlalu. Rachel berhasil menjalani hidupnya tanpa seorang Ayah. Meskipun sering kali setiap malam Rachel menangis karena teringat kenangannya bersama Sang Ayah.
"Terima kasih banyak, Bu. Silahkan datang kembali," ujar Rachel dengan sopan dan senyum yang mengembang sempurna.
Hari-hari yang dijalani Rachel adalah datang ke toko, melayani pembeli, lalu pulang ke rumah dan besoknya akan seperti itu lagi.
Rachel berhasil menggapai mimpinya memiliki toko kue sendiri. Walaupun penuh perjuangan dan air mata untuk bisa mewujudkannya.
Rachel tidak kuliah, ia memilih menggunakan uang tabungan kuliahnya untuk menambah modal usaha toko kue yang saat ini telah berhasil berdiri dan berkembang dengan cukup baik.
"Yah, kakak berhasil. Ayah bisa lihat kakak dari atas sana, kan?" tanya Rachel menatap bentangan luas langit.
"Om Alian pasti bangga banget sama kamu," ujar Reybas merangkul pundak Rachel.
Rachel mendengus geli lalu memukul pelan tangan Reybas.
Mereka berdua tidak ada hubungan spesial. Hanya saja setelah kepergian Alian, Reybas berjanji untuk selalu ada di samping Rachel. Meskipun awalnya Rachel tidak percaya karena trauma dengan sebuah janji. Tapi Reybas mampu membuktikannya.
"Aku baru selesai antar kue ke pembeli. Masa gak dikasih minum," ujar Reybas mengedipkan sebelah matanya. "Haus," katanya lagi.
Sepulang kuliah Reybas selalu menyempatkan dirinya untuk mampir ke toko kue Rachel. Dia juga sering bantu-bantu di sini.
Rachel masih tinggal di rumah lamanya, ia tidak mau pindah dari sana karena terlalu banyak moment indah yang dia habiskan di rumah itu bersama Sang Ayah.
Hanya ada oreo yang menemani Rachel di rumah, seekor kucing berbulu hitam putih.
Lena sudah meminta Rachel untuk tinggal bersamanya, namun Rachel menolaknya. Saat ini Ibunya itu sudah pindah ke Thailand, katanya ada urusan bisnis yang membuat mereka pindah Negara. Rachel tidak mau tau lebih jauh, dia hanya berharap agar Ibunya, Keysa dan Ayah anak itu selalu bahagia.
"Aku rindu Sesil," celutuk Rachel menatap handphone berwarna pink.
Semenjak lulus sekolah, Sesil memutuskan untuk tinggal di Portugal, ia melanjutkan pendidikannya di sana.
"Aku pamit ya, Reybas udah aku suruh buat selalu jagain dan nemani kamu," ujar Sesil memeluk erat Rachel.
Reybas mengacak rambut Rachel, gemas. "Perasaan baru semalam kamu habis vc sama Sesil. Masa udah kangen aja," ujar Reybas.
Rachel cemberut. Ia melengkungkan bibirnya ke bawah. "Namanya juga kangen," ujar Rachel.
"Nanti kita ke sana. Doain aja aku cepat selesai kuliah biar bisa kerja terus punya uang banyak supaya bisa bawa kamu ke Portugal," ujar Reybas.
Rachel tertawa kecil namun ia juga mengangguk. "Aku doain," ujar Rachel.
Reybas menatap sekitar. Ia ingin mengatakan sesuatu kepada Rachel, hal yang sudah sangat lama ingin dia utarakan namun belum bisa.
"Kenapa?" tanya Rachel melihat gelagat aneh laki-laki di sampingnya.
"Sini deh," ajak Reybas menarik pergelangan Rachel dan membawa gadis itu masuk lebih dalam ke toko kue.
"Ada apa?" tanya Rachel menatap Reybas. "Ntar ada yang beli, gak kedengaran kalau kita di sini," ujarnya.
"Sebentar aja," ucap Reybas. "Ada yang mau aku bicarain. Mumpung ada kesempatan," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING IN HEART (END)
Teenfikce30 hari sebelum kepergian, Ayah. "Yah, kakak rindu." "Yah, kakak mau makan disuapin sama Ayah lagi." "Yah, hujan deras, banyak petir, kakak takut." "Ayah, kenapa Ibu gak pernah jenguk kita?" "Yah, lihat... itu ada Ibu, di sana. Ibu terlihat bahagia...