24

76 8 0
                                    

Happy reading,

Hari ke-24,

Rachel benar-benar memberanikan dirinya untuk meminta bantuan Lena agar mau berbicara kepada Alian supaya Ayahnya itu mau di bawa ke rumah sakit.

Rachel menatap ragu gerbang rumah yang ada di depan matanya. Tangannya terasa berat hanya untuk sekedar menekan bel. Rachel takut, gadis itu tidak siap jika harus mendengar kata-kata kasar yang terlontar dari mulut Ayah tirinya dan adik tirinya, Keysa.

"Ayo, kamu pasti bisa!" Rachel memberi semangat pada dirinya sendiri. "Ini demi Ayah." Senyum lebar terpatri di wajah cantik Rachel saat menyebut kata 'Ayah'.

"Rachel, kamu kenapa ke sini?"

Rachel terlonjak kaget, sebelum ia menekan bel ternyata gerbang rumah sudah terbuka lebih dulu. Lena ada di balik gerbang dengan pakaian formal.

"Ibu mau ke mana?" tanya Rachel menatap penampilan Sang Ibu dari atas sampai bawah.

"Ada undangan, Hel. Perusahaan teman Ayah Arif ada yang sedang berulang tahun. Jadi kita semua mau pergi ke sana," ujar Lena memberitahu.

"Gak tepat waktu," gumam Rachel.

"Kamu ngomong apa?"

Rachel menggeleng cepat. "Gak ngomong apa-apa, Bu. Yaudah Rachel pulang aja. Rachel gak mau ganggu Ibu sama keluarga Ibu," ujar Rachel.

Sebenarnya Rachel kecewa karena ia tidak bisa mengatakan tujuan awalnya datang ke sini. Tapi Rachel tidak bisa egois, jika dia memaksa maka akan ada hal yang tidak mengenakan yang terjadi.

Lena tampak berpikir, ia tidak pernah memperkenalkan Rachel kepada teman-teman sosialitanya. Yang mereka tahu Lena hanya memiliki satu anak perempuan yaitu Keysa, padahal sebelum Keysa, Lena sudah terlebih dahulu mempunyai Rachel.

"Hel, kamu mau ikut sama Ibu?" tanya Lena.

Kedua mata Rachel terbuka lebar. "Ibu gak salah bicara?" Rachel tampak tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. "Ibu ajak Rachel?" tanya Rachel memastikan.

Lena mengangguk, kemudian berkata, "iya, Ibu ajak Rachel ikut."

"Keysa sama Ayah Arif udah pergi duluan. Ibu nyusul karena tadi Ibu harus datang ke arisan," ujar Lena. "Kamu ikut sama Ibu, yaa."

"Tapi... gimana kalau nanti suami Ibu marah sama aku?" Rachel bertanya dengan suara takut. "Aku gak mau mempermalukan Ibu," ujar Rachel. "Gak mau merendahkan harga diri aku lagi," lanjutnya dalam hati.

Lena tersenyum lebar. Ia mengusap lembut bahu Rachel. "Plisss, ikut ya, Hel. Ibu benar-benar ingin kamu kenal sama teman-teman Ayah Arif dan Ibu. Biar mereka tau kalau anak Ibu itu ada 2 bukan cuma 1."

"T-tapi Ayah lagi sakit. Aku gak mungkin ninggalin Ayah sendiri," ujar Rachel mengingat keadaan Alian.

"Ibu akan minta izin sama Ayah kamu. Sekalian kita bawa Ayah pergi berobat dulu. Ayah kamu itu trauma sama rumah sakit. Dan dia takut jarum suntik makanya dulu kalau Ayah kamu sakit dia selalu nolak setiap kali Ibu ajak berobat," ujar Lena menceritakan hal yang selama ini tidak diketahui Rachel.

"Trauma?"

"Iya," jawab Lena. "Karena dulu nenek dan kakek meninggal di rumah sakit."

●●●●●●●

Penampilan Rachel disulap sedemikian rupa oleh Lena.  Rachel menjadi gadis yang sangat cantik dan elegant.

"Pasti gaun ini harganya mahal," ujar Rachel menatap dirinya di depan cermin besar. "Aku baru pertama kali berdandan kayak gini," ujarnya tersenyum kecil.

KING IN HEART (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang