Pada suatu hari, seperti biasa Ica mendapatkan pesan dari ayah Zhafran. Sebelumnya sempat ada konflik antara Zhafran dengan ayahnya. Sengaja author skip karena mengandung privasi keluarga mereka ya.
"Iya nakku, ayah sudah minta maaf ke Zhafran, ayah juga minta maaf ke Ica ya nak", maaf ayah Zhafran.
"Ica gak butuh kata maaf ayah, Ica cuma butuh bukti ayah! Ayah dari kemarin cuma bisa minta maaf, lalu sekarang apa? ayah masih mengulanginya lagi", jawab Ica yang seringkali menahan rasa kesal ke ayah Zhafran.
"Iya nakku, ayah akan buktikan", ucap ayah Zhafran.
"Iya yah", jawab Ica.
Tak lama kemudian, Ica mendapat kabar dari ayah, bahwa Zhafran kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit.
"Zhafran kecelakaan nak", tangis pecah ayah Zhafran.
"Ha?? Kecelakaan?? Kok bisa yah?", kaget Ica.
"Iya nak, tadi habis maaf-maafan sama ayah, Zhafran pergi beli makan buat ayah. Dia pergi naik motor, dia dihantam kencang sama mobil di depannya nakku", jelas ayah Zhafran.
"Astagfirullah, kenapa tumben bawa motor? Kenapa ngga bawa mobil yah?", tanya Ica heran. Zhafran sudah terbiasa naik mobil kemanapun ia pergi, entah mengapa tiba-tiba kali ini ia pergi naik motor.
"Dia yang mau naik motor nak", jawab ayah Zhafran.
"Terus sekarang gimana yah??", tanya Ica sangat khawatir.
"Di RS nak, lagi gak sadarkan diri. Mulutnya penuh darah nak", jelas ayah Zhafran.
"Astagfirullah yah", sedih Ica.
"Ayah bilang, Zhafran cepet bangun nak, nanti Ica kangen samamu nak", ucap ayah Zhafran.
"Yaallah aa", tangis Ica pecah.
"Sebentar nak, lagi ada dokter mau kesini", pamit ayah Zhafran.
"Iya yah, nanti kabari Ica lagi yah", pinta Ica.
"Iya nakku", jawab ayah Zhafran.
Singkat cerita, Ica di rumah sedang membuat makalah untuk ujian praktek di sekolahnya. Ica membuat makalah dengan rasa khawatir yang begitu dahsyatnya dengan kondisi Zhafran. Tiba-tiba tak lama kemudian ia mendapatkan pesan dari ayah, segeralah ia buka.
"Nak, Alhamdulillah Zhafran sudah sadarkan diri, dia lagi makan", ucap ayah Zhafran.
"Alhamdulillah yaallah yah, aa Zhafran baik-baik aja tapi kan yah?", tanya Ica memastikan.
"Alhamdulillah nak, biar nanti udah mendingan ayah suruh Zhafran hubungi Ica ya nak", ucap ayah Zhafran.
"Ngga usah dulu ngga apa-apa yah, biar aa Zhafran istirahat aja dulu, yang terpenting kesembuhnya", jawab Ica.
Ayah tidak membalas pesan dari Ica, namun tak selang beberapa lama Ica mendapatkan pesan dari Zhafran.
"Assalamualaikum neng", sapa Zhafran.
"Waalaikumussalam a, aa kok main hp? Istirahat aja dulu a", khawatir Ica.
"Ngga apa-apa neng, aa udah mendingan kok. Maaf ya, aa udah buat neng khawatir", maaf Zhafran yang tak enak hati sudah membuat Ica khawatir.
"Udah jangan mikirin itu, fokus sembuh dulu", ucap Ica.
"Iya neng"
"Neng udah makan?", khawatir Zhafran yang memang sudah hapal dengan kebandelan Ica yang susah makan."Belum a, neng gabisa makan kepikiran aa. Tapi ini neng mau makan kok bentar lagi, neng juga tadi lagi nyicil buat makalah buat ujian praktek lusa", jawab Ica meyakinkan Zhafran agar ia tak perlu khawatir dengannya.
"Jangan telat makan ya neng, makan sekarang aja ya, aa mau tidur sebentar, sakit banget kepala aa neng", rintih Zhafran.
"Yaallah, iya a. Aa istirahat ya, jangan main hp dulu", pinta Ica.
"Iya neng, beneran ya neng harus makan", ucap Zhafran meyakinkan.
"Iya-iya a, ini mau makan kok, aa istirahat ya", jawab Ica meyakinkan.
"Yaudah neng, aa mau off dulu ya, Assalamualaikum neng", pamit Zhafran.
"Waalaikumussalam a", balas Ica.
Perasaan Ica sedikit tenang mendapat kabar dari Zhafran, meski ia masih khawatir akan kondisinya.
Setelah demikian, Ica segera mengambil makanan untuk makan, namun hanya sedikit, karena mood nya yang sedang tidak baik-baik saja. Feeling Ica seperti sedikit tak enak.
Selesai makan, Ica melanjutkan buat makalah ujian prakteknya tadi yang belum selesai sembari menunggu kabar baik daei Zhafran. Disisi lain, saat itu juga Ica merasa tak enak badan. Hingga saat sore harinya, Ica ketiduran. Saat terbangun, badan Ica semakin sakit. Disisi lain, Ica malah harus mendapatkan kabar buruk dari ayah Zhafran.
"Nakkuu", panggil ayah Zhafran di iringi emoticon menangis.
"Kenapa yah?", tanya Ica bingung.
"Zhafran nak", tangis ayah Zhafran.
"Aa Zhafran kenapa yah? Aa Zhafran udah baikan?", tanya Ica.
"Zhafran ninggalin kita semua nak", ucap ayah Zhafran.
"Maksudnya gimana yah?", tanya Ica yang tak mengerti maksud ayah Zhafran.
"Anak ayah meninggal Ica", jelas ayah Zhafran.
"Hah? Meninggal? Ngga mungkin yah, ayah kalau bercanda jangan gini yah", ucap Ica tak percaya.
"Beneran nak", jawab ayah Zhafran meyakinkan.
Tiba-tiba ayah menelfon Ica, dengan memberanikan diri Ica mengangkat telfon dari ayah. Karena Ica memang tidak pernah menerima telfon dari laki-laki, siapapun itu termasuk Zhafran.
"Hallo yah?", sapa Ica tanpa basa-basi hinga lupa salam.
Namun Ica tidak mendapatkan jawaban dari ayah justru hanya suara sirine ambulance yang ada.
Buru-buru Ica matikan telfonnya, namun ayah kembali menelfonnya berkali-kali hanya mendengarkan suara sirine ambulance ke Ica.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Sujud Untuk Ustadz Muda ➣ Season 1 (REVISI)
Non-FictionDemi menjaga, aku hanya berani memintamu kepada Sang Pencipta mu lewat sujudku. Aku hanyalah wanita fakir ilmu yang mengagumimu, wahai ustadz muda. Aku tau ini sangat lancang, tapi aku sangat nyaman ketika bersamamu. Izinkan aku untuk selalu mendoak...