1

21K 1.3K 77
                                    



..




Tidak ada yang lebih menyakitkan, ketika melihat keluargamu lebih peduli pada orang lain, bahkan disaat kau sendiri sedang kesulitan.

Ironisnya Ia tetap berimajinasi, bila mana Dia mati mereka pasti akan bersedih dan menyesalinya.

Tapi itu bahkan tidak terjadi.

Tangannya terus meraih dataran itu.

Namun tidak ada yang menggubris gerakkannya, apa dia setidak di pedulikan itu?

Matanya menatap nanar di depan sana, melihat sepasang lelaki, wanita paruh baya dan beberapa pemuda mengelilingi remaja laki-laki yang tengah duduk menangis histeris.

Tanpa mengalihkan pandangan bahwa Dia, juga butuh pertolongan secepatnya.

Hidupnya hampir sama seperti karakter komik yang 3 tahun terakhir Ia baca.

Meski begitu, setidaknya karakter sampingan tersebut tak memiliki keluarga bahkan kerabat, jadi mau bagaimanapun kondisinya tak harus berharap akan di kasihi orang orang di sekitarnya.

Hidupnya sangat tenang bak air, tanpa ada sorotan yang membuat dirinya terlihat menjijikan, tak seperti dirinya yang harus menanggung malu, bahkan cemoohan sendirian tanpa bantuan.

Tokoh bernama Casey yang membuat Kino sejauh ini bertahan, karakter sempurna meski tanpa sorotan, bukan seperti dirinya, yang bisu tak dapat berbicara.

Tak munafik, Kino merasa wajahnya dan Casey mirip, tidak- bukan mirip lagi, tapi seratus persen sama, hanya nasib keduanya saja yang berbeda.

Andai, andai saja hidupnya sama seperti tokoh itu, Kino akan sangat bersyukur untuk itu, dan akan menjalani hidupnya tanpa melibatkan bantuan orang lain.

Detik-detik dimana Ia merasakan sakit yang merembet ke sekujur tubuhnya.

Tidak ada yang menyadarinya sampai saat ini.

Mereka sibuk mendiamkan remaja bak bayi kecil yang masih berpura-pura menangis di sana.

Lihat, mereka tidak perduli padaku.

Aku ingin berteriak, namun Aku yang bisu ini tak dapat mengeluarkan bahkan bisikan sekalipun.

Hei ... Aku disini.

Aku tengah meregang nyawa.

Aku melakukannya demi permata kalian supaya paling tidak kalian merasa berterimakasih padaku.

Mengapa begitu naif?

Bahkan setelah 15 tahun lamanya aku hidup di antara kalian, kehadiranku bahkan tidak di lirik sama sekali.

Dan kedatangan orang itu membuatku semakin transparant.

Bak angin, kalian merasakkannya tapi tidak dapat melihatnya.

Air matanya terjatuh, sakit fisiknya memang luar biasa, namun nyeri di hatinya lebih mendominasi.

Harus di ingat Kino remaja 17 tahun, tanpa satu Orangpun di sisinya kini melepas pegangan pada dinding tanah itu, lantas menjatuhkan diri beserta kenangannya.

Kenangan buruknya.

Kino mengikhlaskan semua yang terjadi padanya dan meninggalkan mereka yang menginginkannya menghilang.

"Tante."

"Udah gapapa, kamu gapapa kan-"

"Tan Kino Tan-"

The Perfect World, Casey KylerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang