..
Suasana mendadak canggung, hanya untuk Kino maksudnya. sisanya Chenle sedari tadi menatap dalam Kino.
Tidak sekarang mari ganti nama Kino menjadi Casey.
"Cy ... kamu kok diem aja sih?"
Memang begitu, Casey diam. Bagaimana tidak, Chenle menatapnya tanpa henti.
Tak masalah jika dari depan, ini dari samping tepat di belakang telinganya, apa di kira Casey tidak gugup?
Casey di peluknya, duduk di antara kedua paha Chenle, dan bahu yang sedari tadi menahan beban karna Chenle menaruh kepalanya tepat di bahu sebelah kanannya.
"Kamu kenapa sih?"
Casey menggeleng, apa yang harus Ia lakukan sekarang? sulit baginya hanya untuk sekedar melepas rengkuhan ini.
"Biasanya kamu sambil ngoceh." Casey mengernyit.
"Aku?" Chenle menggeleng.
"Bukan Aku tapi Casey, kamu biasa panggil Casey."
Casey kembali mengerjap, memberi mimik wajah bingung.
"you're such an adorable Muffin."
"What's Muffin?"
Chenle membombardir pipi Casey dengan kecupan.
"Its called Muffin, because- you, you're sweet, sweet like Muffin."
Tidak ada tanggapan lain, selain wajah Casey yang makin memerah.
Ugh! Ini adalah gombalan perdana yang di dapat Casey, maka dari itu, reaksinya adalah yang terbaik, candu untuk Chenle ulangi lagi acara menggodanya.
..
"Siapa Chen?"Chenle mendengus, menatap temannya kesal. "Jangan liat-liat njing! Cowok gue ini!"
Semuanya menutup mulut dramatis.
"Lo homo?" Chenle mengangguk, menepuk dadanya bangga.
"sekali jadi homo ngga main-main ya dapetnya." celetuk siswa ber name tag Ben.
"Aw! Ngapain lo mukul hah?!" Jerit Ben saat punggungnya dipukul Daehwi.
"Orang gila."
"Hai?"
Casey mengangguk, membalasnya dengan senyum kecil saat Daehwi menyapanya, sebenarnya Ia masih tidak bisa fokus.
Bagaimana pun alur novel yang Ia baca tidak seperti ini, ini salah, salah besar, alurnya melenceng begitu jauh.
Geng Yohan adalah sekumpulan karakter sampingan dari novel, sedangkan Casey hanya karakter sekali lewat, dan bisa di yakini, penyimpangan alur ini, membuat seluruh cerita bisa berantakan.
"Mikirin apasih?"
Casey menggeleng saat mendengar pertanyaan Chenle.
"Woish~ si jagoan udah muncul tuh, pasti bakal ada drama lagi."
Casey mendongak, lalu mengalihkan pandangannya pada sisi jalan masuk kantin. dimana sekarang Ia ada di dalamnya. Melihat setidaknya ada 4 siswa dan 1 siswi berjalan secara beriringan.
"halah biasa, drama mulu." timpal Woojin.
"Tapi sadar ngga sih? maksud Gue nih ya, si Arma ini siapa gitu lho, Dia itu bukan siapa siapa, kok bisa bisanya mereka kaya lagi lomba buat dapetin si Arma."
Cemoohan Daehwi tentu saja mengundang tatapan dari tokoh yang sedang di bicarakan.
Membuat suasana kantin menjadi hening, Casey tau adegan ini, adegan dimana Yohan akan berkelahi dengan tokoh utama, siapa?
Yap! Benar sekali! Adam! bersama anggota lainnya.
Duh, Casey harus bersiap-siap untuk kabur. Maka dari itu Ia segera menggeser bangku duduknya kebelakang, lalu bangkit untuk segera kabur.
Sayangnya Casey tak secepat itu, buktinya sekarang Ia malah kembali duduk, akibat di tahan Chenle.
"apasih Chen? Aku mau pergi." bisiknya pada Chenle.
"pergi kemana?" Tanyanya,
"Ke toilet." Chenle menggeleng.
"Sebelum kesini, kita udah kesana dulu kan?"
"Mampus lupa!" Batin Casey menangis, sungguh, Ia tak ingin baku hantam.
Tubuhnya dan tubuh Casey sama-sama kecil, dan tidak mungkin baginya untuk menang melawan Circle karakter utama.
Terlebih lingkaran Yohan bukan yang bisa dibilang sangat hebat, hanya sedikit, tidak lebih kuat dari Circle karakter utama.
"Ngomong apa lo?" Daehwi tersenyum sinis.
"Gue?" Daehwi menantang.
Dengan Casey yang makin merasa tak nyaman, duduk gelisah.
"Jaga ya ucapan lo." Daehwi mengangguk.
"jaga ucapan ya gaes." Daehwi membalasnya sembari terbahak, di akhiri tawa oleh yang lainnya.
"Demi tuhan." Casey mengelus dada.
"Woy santai!"
Teriakan keluar dari mulut Woojin, melihat Daehwi yang kerah lehernya di cengkram, dan Yohan maju.
Benar apa menurut perkiraan Casey, setelah ini, akan ada perkelahian, Yohan melawan Adam, dengan antek-antek yang saling melawan.
Grey dengan Daehwi, Heaven dengan Woojin, dan Ben yang bersorak ramai mendukung perkelahian.
"Yap! bener sekali, manusia tidak berguna ini akhirnya berantem." ucap Casey dengan nada pelan.
"wah!!"
Casey berteriak terkejut dan segera balik badan saat nafas hangat menyapu tengkuknya wajahnya terkesan kaku.
"wah~ siapa ini?"
Chenle segera maju, meraih pinggang Casey.
"Jangan cari masalah Lo." ancam Chenle pada si manusia tadi, siswa bername tag, Andy park.
"Ha? suka-suka gue lah."
Casey hanya mengikuti titahan Chenle patuh, untuk berdiri di belakang si laki laki berketurunan tionghoa ini.
"kenalin dong! Cakep juga pasangan homo Lo." Ujar Andy sembari memberi senyum miring pada Casey.
Casey menutup mulutnya tak percaya, Siswa tadi di pukul hingga terjatuh. suasanapun makin riuh, dan setelahnya semuanya segera beralih, mengamati perkelahian antara Chenle, dan Andy.
Sedangkan Casey berdiri mematung, sungguh. Baru pertama kali Casey melihat perkelahian secara langsung,
"Cy, coba pisahin mereka." Casey menatap mata Yohan bingung.
"kenapa Aku?"
Yohan menggeleng tak percaya, Casey ini bodoh, atau memang tidak peka?
..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect World, Casey Kyler
FanfictionKetika Ia harus menjalani hidup di raga orang lain. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. Bijak dalam mencari buku yang akan di baca sesuai kebutuhan. Mohon kerja samanya.