..
Di lihatnya di depan sana, dimana terdapat sekumpulan siswa dengan satu perempuan di dalamnya.
"Ini kantin kak?" Heejin mengangguk.
"Gih sana, gue tinggal ya."
Maka setelahnya Heejin benar-benar meninggalkan Casey, yang berdiri menatap mereka sendirian.
Gema langkah kaki terdengar saat suasana tiba-tiba menjadi sunyi. Tetapi, karna tujuannya hanya ingin berterima kasih, Casey lebih memilih abai dan tetap melangkahkan kakinya untuk mendekat pada mereka.
Sampai di mana tempat Casey berhenti, di bangku melingkar tengah tengah lautan murid.
"Siang kak."
Suasana masih hening itu makin terasa canggung. membuat Casey yang tadinya menunduk memutuskan untuk mengangkat sedikit kepalanya untuk menatap Grey.
"Oh! Lo yang waktu itu nyangkut di selokan ya?!" Casey tersenyum pasrah.
"Orang gila ini." batin Casey maraung kesal.
"Ini kak." Grey mengangkat kedua alisnya bingung saat Casey memberikannya sebungkus biskuit.
"buat gue?" Casey mengangguk.
"Jangan salah paham dulu kak!"
Potong Casey tegas saat Grey hendak berbicara, mengundang rasa penasaran dari teman-teman Grey.
Tak sadar ada Andy bahkan Heaven berada di tempat yang sama, mengamati wajah cantiknya.
"Terima kasih sudah bantu saya waktu itu." Grey mengangguk puas.
"Oh ... jadi lo yang udah bikin Arma di tinggal sendiri?"
Casey segera mengalihkan arah pandangnya, di sebelah kiri, dimana terdapat Adam menatapnya tajam.
"Maaf?" Adam bangkit mendekat ke arah Casey berdiri angkuh memberikannya tatapan sinis.
"Mgga punya malu lo dateng kesini?"
Casey makin pusing.
"Maksudnya?"
Adam kembali menatapnya sinis. "Lo udah bikin orang lain ditinggal dan masih berani kesi-"
"Adam!"
Adam mengalihkan pandangannya pada Casey, dan Menatap Grey tak percaya, Adam mengernyit kesal mendengar nada tinggi dari sahabatnya itu.
"Lo neriakin gue?"
Grey menatap balik Adam tak percaya, ada apa dengan anak itu akhir-akhir ini?
"Di mana letak masalahnya?"
Grey menahan ucapan yang sudah akan keluar, beralih pada Casey yang sekarang tengah bertanya pada Adam.
Dengan Adam yang makin menatap Casey sinis.
"Adam~ aku ngga papa kok, Grey juga kemarin lupa." Adam mendekat ke arah Arma.
"Tetep aja, gara-gara Dia, kamu sendirian di sini."
Meski dengan mata telanjang, Casey bisa yakin seratus persen bahwa, perempuan dengan nama Arma tengah melemparkan senyum miring padanya, entah apa artinya.
"Ini Kak." Tambah Casey lagi, menaruh sebungkus biskuit di tangan besar Grey yang baru saja di raih Casey.
"Kalo gitu saya izin pergi ya ... terima kasih sekali lagi." Tutupnya.
Meninggalkan suasana yang kembali ricuh, Adam merasa tak nyaman pada akhirnya. Tak nyaman pada suasana, atau sesuatu yang lain, yang anehnya Ia sendiri tak dapat memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect World, Casey Kyler
FanfictionKetika Ia harus menjalani hidup di raga orang lain. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. Bijak dalam mencari buku yang akan di baca sesuai kebutuhan. Mohon kerja samanya.