16. Sebuah Game

187 30 12
                                    

——————————————————
—————————————
——————————
"Ikut gue." Ajak Yoshi kepada Asahi. Setelah selesai makan malam dua orang itu (Yoshi dan Asahi) pergi keluar rumah.

Yoshi mengajak Asahi pergi berkeliling untuk mencari udara segar. Saat berkeliling mereka berhenti di sebuah pinggir danau yang sangat indah. Di tambah cahaya bulan yang begitu terang.

"Ngomong apa buruan." Asahi memejamkan matanya, menikmati sejuknya angin malam.

Yoshi menyodorkan rokok ke arah Asahi, yang empu sedikit membuka matanya lalu menerima sebatang rokok itu.

Jika kalian tanya sejak kapan Asahi merokok? Jawabannya sejak dia masuk universitas. Tapi tidak sering kok, Haruto juga pernah melihat Asahi merokok, tapi Asahi langsung mematikan rokoknya ketika di depan Haruto, takut kesehatan adiknya terganggu.

"Gimana hubungan lo, bokap lo sama Haru?" Tanya Yoshi yang memang tahu prahara keluarga Watanabe ini. Asahi menghembuskan asap rokoknya di udara.

"Haru udah mulai bisa menerima gue, tapi gak sama bokap." Di awal kalimat Asahi tersenyum kecil, lalu berubah kembali datar.

"Bagus deh kalo gitu, berarti lo udah ceritain semua ke Haru?" -Yoshi.

"Udah." -Asahi.

"Oh ya, apa Haru masih pilih-pilih makanan? Dia keliatan tambah kurus, tapi kulitnya terawat. Bahkan Haru jadi tambah cantik kek cewek." Yoshi terkekeh geli.

"Ya seperti yang lo tau, bahkan kata temen sekolah Haru dia juga sering telat makan. Tapi lo tenang aja, semenjak ada Jeongwoo Haru jadi lebih memperhatikan kesehatannya." Jelas Asahi.

"Tapi setau gue Park Jeongwoo itu yang selalu gangguin Haru di sekolahnya?" Waktu itu Yoshi pernah menelpon Haruto tapi ketika diangkat malah kata-kata mutiara yang keluar dengan menyebut nama Park sialan. Yoshi yakin kalau yang dipanggil Park sialan itu pasti Jeongwoo.

Asahi mendengarnya hanya tertawa kecil, "namanya juga bocah SMA."

"Iya juga sih haha." Yoshi ikutan tertawa, dia membayangkan wajah kesal Haruto ketika merasa terganggu. Lucu pikirnya.

Yoshi berhenti tertawa, lalu menatap ke arah Asahi dengan serius. "Sa?" Panggil Yoshi, lalu Asahi segera menoleh ke arah Yoshi.

"Apaan?" -Asahi.

"Gimana kalo gue suka sama Haru?" Ucapan Yoshi membuat Asahi sedikit terkejut, tetapi jika di ingat-ingat lagi, tatapan Yoshi ketika menatap Haruto memang sedikit berbeda.

"Keknya lo bakalan jadi sad boy." Asahi kembali menghisap rokoknya.

"Doshite? (Kenapa?)" Tanya Yoshi.

"Haru udah jadi kekasihnya Jeongwoo, cowok yang tinggal sama Haru sekarang." Jawab Asahi dengan entengnya.

Yoshi hanya tertawa garing, "haha coba aja gue ngungkapin perasaan gue dari dulu, mungkin Haru bakal jadi milik gue sa." Yoshi menghisap rokoknya lalu menghembuskan asapnya ke udara.

"Telat sih lu! Mampus kan keduluan!" -Asahi.

"Tapi gue bahagia kalo liat Haru bahagia, gue yakin Jeongwoo pasti bisa jagain Haru." Asahi mengangguk.

"Dah yok balik, yang lain pasti udah nungguin." Asahi berdiri dari tempatnya, di susul Yoshi.

"Oh ya, sankyuu ne! Lo udah jagain Haru gue selama gue gak ada di sampingnya." Asahi tersenyum kecil ke arah Yoshi.

*Sankyuu = bahasa tidak baku / gaul dari kata arigatou, artinya terimakasih.

Yoshi tidak berkata apa-apa, dia hanya tersenyum lalu mengangguk. Yoshi sangat menyayangi Haruto, sangat sayang. Dia bahkan rela mengorbankan segalanya demi Haruto kesayangannya bahagia.


FAKE (JEONGHARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang