Pt.01

564 81 293
                                    

01. Sekolah baru

Seluruh pasang mata kini hanya tertuju pada seorang gadis yang tengah berjalan di koridor sekolah. Tubuhnya bak model guitar Spanyol itu terlihat modis disertai wajah yang blasteran Amerika-Korea itu membuat pesonanya semakin memukau. Siapa lagi jika bukan Zeeline. Ya, Zeeline memang ada sedikit keturunan dari Korea dan ada juga dari Amerika. Jika di Korea ada kakeknya karena memang ayah dari daddy-nya itu berasal dari Korea.

"Buset buset buset! Bakalan nyaingin Gina nih."

"Masih cantikan ini sih."

"Yoi, mana mukanya blasteran!"

"Gila sih! Murid barunya di luar ekspektasi!"

"Demi apa cantik bangett!"

"Huaa insecure gue!"

"Gebet, sabilah!"

"Miror dulu, mana mau dia sama lo!"

"Anj-!"

Begitulah celetukan dari beberapa murid, bahkan sampai di depan ruangan kepsek, masih banyak orang yang membicarakannya, ada juga yang hanya berdecak kagum.

"Permisi pak!"

Seorang pria paruh baya yang semula khusyuk membaca korannya pun tersentak kaget. "Astaghfirullah, kamu bikin kaget saja. Kenapa gak ketuk pintu dulu?"

"Maaf pak, sebelumnya saya juga udah ketuk pintu tadi, mungkin bapak gak denger karena keasikan baca koran."

"Oh iya, benar juga kamu," kata pak kepsek menyetujui penjelasan logis dari murid barunya.

"Eh, ini kamu anak pak Reonal?"

Zeeline mengangguk mengiyakan. "Iya, Pak."

"Silahkan duduk dulu, Nak."

Zeeline mengangguk saja lalu duduk di sofa.

"Kamu sudah tau? Daddy-mu itu aslinya teman bapak saat kita kuliah di Korea bersama."

"Really?"

"Iya, dulu dia sangat populer, dan banyak wanita yang mengejarnya—Maaf-maaf, bapak malah ngelantur."

"Kamu bisa langsung masuk ke kelas saja, kelasmu ada di kelas unggulan karena bapak sudah melihat nilai rata-rata dari raport kamu dan ternyata kamu selalu mendapat peringkat 1 di sekolahmu yang dulu dan juga berbakat di bidang seni musik, benar begitu?"

Zeeline tersenyum canggung. "Iya Pak."

"Ngomong-ngomong, kamu terdengar lancar dalam berbahasa Indonesia."

"Iya, Pak. Saya belajar dari teman saya yang tinggal di Indonesia juga."

"Benarkah? Siapa tahu temanmu bersekolah di sini juga."

"Saya harap begitu, Pak," sahut gadis itu. Namun, sayangnya temannya itu bersekolah di sekolah tetangga.

"Kalo gitu saya permisi dulu ya, Pak. Terimakasih."

Kepala sekolah tersebut mengangguk menanggapinya. Lalu mengantar murid barunya ke luar ruangan.

Tepat sekali sang ketua basket berjalan melewati ruangan kepala sekolah membuat pak kepala sekolah bergegas memanggilnya.

"Bian!" Suara barington itu membuat lelaki yang diketahui bernama Albian Atmajaya menoleh lalu menghampiri Pak Kepsek.

"Ada apa, Pak?"

"Tolong antarkan Zeeline ke kelas unggulan dekat kelasmu."

Lelaki itu melirik pada seorang gadis yang berada di samping pak kepsek membuat keduanya saling memandang satu sama lain hingga sedetik kemudian keduanya tersadar lantaran sama-sama merasa tak asing.

"Lo cewek yang semalem?" tanya lelaki itu membuat Zeeline mengangguk.

"Lo cowok ngeselin itu, kan?" Zeeline balik bertanya.

Flashback*

Usai sampai di rumahnya, Zeeline bergegas masuk ke dalam rumahnya lalu membersihkan tubuhnya. Setelahnya selesai barulah ia memakai pakaian tidurnya. Namun, ia tak langsung tidur, tetapi keluar menuju balkon kamarnya untuk sekedar mengirup udara malam yang terasa dingin.

Tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh seorang lelaki yang tiba-tiba meloncat dari bawah sampai ke atas balkonnya. Ia benar-benar tercengang, bagaimana bisa lelaki itu sampai di atas balkonnya yang terbilang cukup tinggi.

"Lo— lo cowok yang tadi kan? Mau ngapain lo?!"

Zeeline sampai bangkit dari duduknya saking terkejutnya.

"Gue bosen, jadi gue ke sini. Lagian lo belum tidur juga kan. Bikinin gue jus gih," ujarnya tanpa tahu malunya menyuruhnya membuatkan jus.

"Yang tuan rumah siapa, yang nyuruh siapa. Enak aja lo nyuruh-nyuruh gue! Gue bukan babu lo, ya anjer!" sungut Zeeline membuat lelaki itu mencibir.

"Belagu lo, tinggal bikinin jus buat gue aja kagak mau."

"Suka-suka gue. Kenapa? Gak suka?!"

"Bawel, buruan bikinin gue jus, haus ini."

"Dasar nyebelin lo!" ketusnya. Namun begitu, ia tetap pergi masuk ke dalam untuk membuatkan lelaki itu minuman. Meski begitu, ia masih harus berbalas budi karena lelaki itu sudah menolongnya tadi.

Falshback off*

Lelaki yang kerap dipanggil Bian itu merotasi bola matanya jengah. Lalu beralih menoleh pada Pak Kepsek. "Iya, Pak. kalo begitu kami permisi dulu."

Pak kepsek mengangguk menanggapinya lalu kembali masuk ke dalam ruangannya.

Di kelas sudah ada guru yang mengajar. Bian pamit karena tugasnya sudah selesai.

"Eh, nanti bisa temenin gue liat-liat tempat di sini gak?"

Bian nampak terdiam. Sedetik kemudian lelaki itu mengangguk. "Yaudah gih, masuk."

Senyuman Zeeline terbit dari bibirnya membuat Bian terpaku akan senyuman Zeeline yang manis itu. Gadis itu mengangguk lalu setelahnya Bian pergi dari sana menuju kelasnya.

Ketika Zeeline mengetuk pintu kelas, semua pasang mata tertuju padanya.

"Permisi, Bu. Izin masuk."

"Silahkan, kamu murid baru, ya?" Dibalas anggukan oleh Zeeline. Gadis itu masuk ke dalam kelas dan mendapatkan tatapan kagum dari seluruh penghuni kelas. Terkecuali Gina dkk yang notabenya primadona di sekolah tersebut.

"Silahkan perkenalkan diri kamu," ujar Bu Yeni yang mengajar mata pelajaran Biologi.

Zeeline mengangguk pelan lalu membuka suaranya untuk memperkenalkan diri.

"Hai, salam kenal gue Zeeline pindahan dari Amerika."

"Demi apa suaranya merdu banget anjerr!"

"Mukanya blasteran lagi!"

"Indonya lancar bangett!"

"OMG my sweety, calon masdep gue cakep banget dah

"Wuuuuu!"

Begitulah celetukan dari sebagian murid.

"Tenang semua. Sudah itu saja, Zeeline?"

Zeeline mengangguk menanggapinya. "Iya, Bu."

"Baik, silahkan duduk di tempat yang kosong."

"Saingan lo nih," kata Reina pada Gina.

Gina mendelik kesal pada murid baru itu. "Dia gak bakal ngalahin gue, lagian gue gak bakalan kalah saing."

"Gue tetep jadi primadona sekolah."

"Bisa aja karena paras dia yang cantik fans lo menurun."

"Gak usah berisik bisa?!" desis Gina seakan muak dengan temannya yang terus mengomporinya.

TBC

Hi Mom! 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang