Fall in love [PerthChi]

02.

❗mengandung beberapa kata kasar❗
Dan perlu saya ingatkan, bahwa ini hanya karangan imajinasi dari saya (wawa), mohon untuk tidak menyangkut pautkan yang berada di cerita dengan yang berada di kehidupan aslinya.
Terimakasih.

....

Keesokan harinya.

"Prim, kamu dimana?" tanya Chimon dari panggilan telefon.

"Aku sudah di sekolah, tadi berangkat bersama pacarku" jawab Primiily dari sambungan telefon.

"Sudah punya pacar saja" -Chimon.

"Hahahaha, cepatla kemari, tidak bagus jika anak pintar seperti mu terlambat" ucap Primiily, lalu mematikan telefonnya.

Chimon tentu langsung berangkat, menggunakan taksi.

...
Sesampainya di sekolah.

Chimon baru melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah, dan sudah di sambut saja oleh geng Drake.

Drake dengan cepat menarik Chimon ke tempat sepi.

"Apa mau mu, aku sibuk, tidak punya banyak waktu" jawab Chimon.

"Kerjakan tugas-tugas ku, dan kau akan lepas hari ini" ucap Drake dengan lantam.

"Baru kali ini aku melihat anjing memerintah manusia" jawab chimon.

Drake menarik kerah baju Chimon, "orang-orang pintar yang sombong seperti mu ini memang sangat menyebalkan" ucapnya.

"Lalu orang-orang bodoh seperti mu di sebut apa?" balas Chimon.

*BUGH*

Satu pukulan melayang di pipi Chimon. Teman-teman Drake tertawa penuh kebanggaan untuk Drake.

"Itu untuk membungkam mulut orang-orang sombong seperti mu" ucap Drake.

"Ah berarti benar kau adalah orang bodoh" -Chimon.

*Bugh*
*Bugh*

Drake melayangkan tinjunya hingga membuat kacamata Chimon terjatuh dan patah.

"Sudah selesai? bel sudah bunyi loh" -Chimon.

"Tch" Drake berdecih. "Habis kau nanti" ucapnya kemudian dan pergi.

Chimon terduduk, mengambil kacamatanya yang sudah rusak itu.

"Hadiah dari mama..." ucapnya.

...
Pelajaran pertama di mulai.

Untungnya Chimon tidak terlambat masuk kelas, namun seisi kelas memperhatikan penampilan Chimon yang acak-acakan. Tanpa kacamata, rambutnya berantakan, memar di wajahnya.

Chimon dengan segara duduk, menidurkan kepalanya di atas meja, sambil memegang erat liontin yang di pakainya. Perlahan air mata turun dari matanya.

Tak terasa ia tertidur, untuk pertama kalinya ia bisa tertidur tanpa obat tidur, untuk pertama kalinya ia merasa kepalanya sangat tenang.