▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya~~~
Bagas langsung membawa Alesha menjauh sebelum wanita itu membuat Reza makin babak belur. Pria itu meminta Veni untuk menemani kekasihnya, sementara dia dan Glen berbicara dengan Reza. Dia mengambil kursi lalu duduk di hadapan pria yang masih mengaduh sambil meratapi kepergian Aqila itu.
"Terus kita apain ini orang?" tanya Glen sambil menunjuk Reza dengan dagunya.
"Yang jelas kita harus bikin dia tanggung jawab sama Aqila."
Glen mengangguk lalu menatap tajam Reza sebelum menggebrak meja. Pria di hadapannya itu terkejut dan langsung menatap ketakutan.
"Kalian mau ngehajar gue lagi? Gue udah cukup babak belur dan syok denger Aqila menghilang."
"Kalo gue nggak inget Aqila, udah gue bikin mampus juga lo!"
Reza susah payah menelan ludah saat mendengar ancaman dari Glen itu. Dia beralih menatap Bagas yang terlihat lebih bersahabat.
"Gas, lo jangan diem aja, dong. Bantuin gue atau apa gitu."
"Sori, gue di sini juga mau minta lo buat bantuin kita semua nyari Aqila. Tunggu! Kok, lo kenal gue?"
Reza menghela napas. "Gue udah tau kalo lo itu sebenernya Restu, temen masa kecil gue sama Alesha. Gue sebelumnya nggak yakin banget. Tapi, waktu di rumah sakit gue jadi yakin."
"Oke. Itu nggak penting sekarang. Yang penting sekarang itu lo cari Aqila dan bawa dia kembali. Kalo nggak, lo bakal terima hadiah yang lebih menarik dari sekarang. Jadi, mending lo mulai cari Aqila dari sekarang."
"Maksudnya, lo berdua bakal bikin gue makin ancur dari sekarang?"
Bagas dan Glen sama-sama mendengkus lalu berbalik meninggalkan pria yang meremas rambut itu. Ponsel Bagas berbunyi saat hendak menyusul Alesha ke dapur. Dia segera mengangkat panggilan dari Wawan.
"Iya, Pak Wawan? Saya baru aja mau menghubungi Bapak."
"Gimana konsep yang kamu janjikan? Sudah siap?"
"Oh, itu sudah kami siapkan, Pak. Saya mau mengabari Bapak dan membuat janji untuk bertemu."
"Wah, bagus kalo gitu. Hari ini saya kosong. Gimana kalo kita ketemu hari ini di tempat sebelumnya?"
Bagas tidak langsung menjawab. Dia memikirkan waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan segalanya.
"Hem, gimana kalo kita ketemuan sore aja, Pak?" Bagas mencoba mengajukan penawaran.
"Kalo sekalian makan siang kayak sebelumnya aja, gimana?"
"Saya masih ada kerjaan di luar, Pak. Baru longgar nanti sore. Gimana, Pak?"
"Ya udah, nggak apa-apa sore aja. Saya harap nanti semuanya sudah siap."
"Makasih, Pak."
Bagas hanya tersenyum melihat Glen memberi isyarat dengan mata setelah memasukkan kembali ponselnya ke saku. Pria itu menepuk lengan Glen lalu mengajak masuk ke dapur.
"Gimana sama Reza, Pak?" tanya Alesha yang langsung berdiri menghampiri Bagas saat kedua pria itu datang.
"Udah aman. Dia pasti lagi cari Aqila."
"Syukur, deh."
Alesha memang tampak lega, tetapi Bagas tahu jika kekasihnya itu masih sangat khawatir terhadap Aqila. Wanita itu juga pasti masih sangat ingin membunuh mantan calon suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBIT
RomansaTidak selamanya menjadi putri tunggal dari orang tua kaya raya membuat hidup seseorang bahagia. Alesha Kinan Wijaya justru memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri karena menolak untuk dijodohkan dengan putra dari sahabat ayahnya. Wanita manja dan...