Beberapa tahun berlalu. Taeyong sudah membesar menjadi anak yang tampan, tidak kalah tampan sama ayahnya. Mata bulatnya kini tidak lagi menunjukkan sinar, melainkan renungan tajam yang bisa membuatkan sesiapa saja bertekuk lutut di hadapannya.
Taeyong sentiasa membanggakan Jaehyun. Dirinya sentiasa memperoleh kemenangan. Dari segi akademik maupun non-akademik, kesemuanya Taeyong kuasai.
Itu merupakan cara Taeyong menunjukkan ucapan terima kasihnya kepada Jaehyun yang sudah membesarkan dirinya dengan penuh kasih sayang.
Taeyong berada di tahun terakhirnya sebagai seorang siswa SMA. Setelah ini, dia akan menggantikan Jaehyun sebagai penerus perusahaannya.
Perusahaan? Ya, Jaehyun sama Lucas mempunyai perusahaan besar di beberapa buah negara terkenal. Tapi sayang, jombol...
"Mmhh... " Taeyong membuka matanya sebaik saja mendengar bunyi alarm.
Sisi kanan dan kiri kasurnya diraba sehingga tangannya memegang benda pipih segi empat.
Hapenya dibuka, takut-takut ada pesanan penting.
Ten- " Yong, gua udah sampe... gua tunggu dikelas.. mau tidur bentar "
"Awal banget nih anak " Ty
Yuta- " woi ubur-ubur-! Gua gak skolah... Lagi males "
Doy- " yong, ntar kalo bapak Leeteuk tanya gua, bilang gw sakit ya... Badan gua panas nih "
"Heee~ lu makan obat perangsang kali... " Gumam Taeyong.
Pesanan dari nombor tak dikenali yang dia pasti adik kelasnya diabaikan. Tidak bosankah mereka terus-terusan coba menggapai Taeyong? Sadarlah, Taeyong itu tidak bisa digapai.
Tok, tok, tok
"Taeyong-aa~ sayang, sudah bangun?? " Panggil Jaehyun dari luar.
Taeyong menoleh ke arah pintunya lalu segera bangun.
Pintu dibuka. Jaehyun tertegun melihat penampilan Taeyong. Anaknya itu tidak memakai atasan. Hanya berbalut celana pendek hitam. Tangannya menguak rambut ke belakang dengan mata yang terpejam. Mungkin masih ngantuk.
"Iya dad... " Jawab Taeyong dengan tangan yang masih berada di rambutnya. Mata tajamnya terbuka lalu merenung dalam anak mata Jaehyun.
"Sudah bangun rupanya... " Jaehyun mengusap tengkuknya karna rasa canggung.
"Mm... " Taeyong tersenyum lalu menarik pinggang Jaehyun memasuki pelukannya. Lebih ke dia sih yang tenggelam karna Jaehyun yang lebih tinggi sedikit darinya.
"O-ohh... Kenapa? " Tanya Jaehyun sebaik saja Taeyong memeluknya. Hatinya berdoa agar Taeyong tidak mendengar bunyi sesuatu yang sedang berdegup laju.
"Mau bolosss.... " Lirih Taeyong. Wajahnya mendusel manja di ceruk leher Jaehyun.
"Tapikan kemarin sudah libur... Sekolah ya..? " Pujuk Jaehyun.
Pipi tirus Taeyong diusap lembut lalu kepalanya dikecup lama. Kebiasaan Jaehyun nih. Padahalkan Taeyong udah gede. Tapi gapapa, Taeyong suka dimanja sama Jaehyun.
"Hmm.... Yasudah... " Taeyong berpura-pura ngambek. Pelukannya dilepaskan lalu dia segera berbalik untuk masuk semula ke kamarnya.
Jaehyun jadi gelagapan. Tangan Taeyong ditarik untuk memberhentikannya.
"Ka-kalo kamu mau bolos, bolos aja, gapapa... Nanti daddy bilang sama wali kelas kamu... " Ujar Jaehyun dengan alis yang mengerut lucu.
Taeyong terkekeh melihat daddynya itu. Hahh, betapa serunya menggoda Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEONIS [YONGJAE]
FanfictionBermula dari keinginan Lucas yang ingin mengadopsi anak lalu mengajak temannya, Jaehyun untuk mengadopsi juga, dan disitulah Jaehyun bertemu dengan takdirnya... WARNING BXB YONGJAE AREA Jaehyun bot/Tae top 🔞⚠️