SEVEN

1K 51 0
                                    

Keesokannya Taeyong bangun lebih awal dari biasanya. Itu karna Taeyong masih tidak mau bicara sama Jaehyun. 

Tas hitamnya di ambil lalu dia keluar dari kamarnya tanpa membuat sebarang bunyi. Sosok Jaehyun yang sedang tertidur nyenyak di atas kasur sempat dikecup sebelum dia pergi.

"Morning daddy... " 

Taeyong pergi dengan mobil yang dibawanya kemarin. Dia takut kalau dia bawa motor, Jaehyun bisa terbangun nanti karna bunyinya.

Skip

Jaehyun mengerang saat cahaya matahari masuk dari celahan tirai kamar. Matanya menyipit merasakan silau.

Tangannya cuba meraba sebelahnya, berharap Taeyong ada di situ. Tapi Jaehyun justru merasakan hampa karna anaknya itu pergi tanpa memberitahunya.

"hahh... " Jaehyun menghela nafas kecewa. Agak sedih sebenarnya. 

Dia sendiri merasa aneh dengan dirinya. Sejak belakangan ini, dia mudah sekali rasa kesunyian atau sedih kalau Taeyong tidak ada bersamanya. Saat dia bersendirian juga hanya wajah Taeyong yang ada di fikirannya. 

"Gua kesunyian kali... " Bisik Jaehyun. 

Jaehyun menggeleng kecil lalu segera bangun menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah ini dia akan menyusul Taeyong waktu istirehat nanti.

.

.

.

.

.

"Selamat pagi dunia-eoh... Taeyong?? " Mata Ten membesar melihat Taeyong yang sudah tertidur di atas mejanya.

Kakinya laju melangkah ke arah anak itu lalu dia segera menarik kursi disebelahnya.

"Yong? sudah mati kah?? " Pikir Ten. Tangannya bergerak menepuk pundak lebar Taeyong beberapa kali.

Taeyong membuka matanya sedikit lalu melirik ke arah Ten. Moodnya agak buruk hari ini karna yahh.. kalian taulah ya.

"omo...! jangan liat gua kek gitu anjir-! serem tau... " Omel Ten. Badannya dipusing menghadap ke hadapan semula.

Taeyong tidak membalas omelan Ten. Dia hanya menghela nafas lalu bangun dari kursinya. Hape dimasukkan ke dalam saku celana lalu dia segera berjalan keluar tanpa menghiraukan panggilan dari Ten.

"Yong? Woi! aelah ni anak... mau aja gua sumpahin tuli beneran..! " Ten mau bangun nyusul Taeyong tapi dia yakin Taeyong lagi mau sendirian. Jadi dia hanya biarkan Taeyong pergi ke mana pun dia mau. Bolos juga gak papa, tapi Taeyong itu tipe yang tidak pernah bolos.

Taeyong hanya ada satu tujuan, yaitu rooftop. Hanya di sana dia bisa menenangkan pikiran yang sedang bercelaru.

Sebenarnya masalah dia sama Jaehyun itu tidak rumit. Yang membuatkan ia rumit ialah Taeyong sendiri. Dia terlalu takut jika Jaehyun mau menikah atau meninggalkan dirinya.

Taeyong sudah maklum sama perasaannya terhadap Jaehyun. Itu bukan hanya rasa sayang sebagai anak. Taeyong merasakan lebih. Dirinya ingin melindungi Jaehyun setiap kali melihat sosok ayahnya itu.

Jangan di tanya soal cemburuan atau tidak. Taeyong bahkan sanggup melarang Jaehyun pergi ke kantor karna rasa cemburunya. 

Taeyong memang sudah jatuh sempurna pada Jaehyun sejak pertama kali melihat wajah Jaehyun. Cuma waktu itu dia masih berkeras pada dirinya bahwa dia sama Jaehyun tidak akan pernah bersama. Tapi sekarang, dia malah tidak bisa menahan diri jika melihat Jaehyun bersama orang lain.

"cinta itu menyakitkan ya... maaf daddy, aku sudah coba untuk menganggapmu sebagai seorang ayah, tapi aku tidak bisa... " 

Taeyong mendudukkan dirinya di atas sofa panjang yang tersedia di rooftop tersebut. Badannya di sandarkan lalu matanya terpejam erat. Wajah manis Jaehyun ketika tersenyum terus bermain-main dipikirannya. 

PEONIS [YONGJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang