THREE

1.2K 91 0
                                    

" Ten! Bam! Gua pergi dulu! " Teriak Taeyong.

"Iya! " balas Ten dan Bambam serentak.

"Bye Taeyong sunbae!! Jumpa besok ya!! " teriakan itu bukanlah dari teman wanita mau pun teman lelaki Taeyong, melainkan fans ketatnya.

"iya... " Balas Taeyong dengan senyum manis lalu segera memecut keluar dari kawasan sekolah menuju ke kantor Jaehyun.

"KYAAA!! TAEYONG SENYUM KE GUA!! " Teriak salah satu cewek yang ada di tempat kejadian tadi.

"gak!! Taeyong senyum ke aku!! " marah cewek yang lain tidak terima.

"gak!! Dia senyumnya ke gua!! " sambung cewek lain.

"gak! gua!! " dan seterusnya. Mereka terus merebutkan senyuman Taeyong walaupun mereka tau Taeyong senyum ke mereka semua.

Ten sama Bambam juga tidak kalah ramai fansnya. Setiap satunya berebut untuk berada di bahagian paling dekat dengan mereka. Ada juga yang mengajaknya ngedate tetapi hanya di balas dengan senyuman kekok oleh Bambam. Ten pula hanya tersenyum lembut.

Setibanya mereka di mobil Ten, Bambam masuk lalu duduk di kerusi penumpang manakala Ten mengambil alih tugas menyetir.

" Ten, anterin gua ke rumah paman Kim ya? "

"kenapa gak ke rumah lu?? " Tanya Ten dengan wajah penasaran.

Mobilnya dihidupkan lalu mereka keluar dari kawasan sekolah.

"males... ga ada yang nungguin gua juga.. gua capek pulang sekolah, balik-baliknya mata gua justru dapat tontonan percuma... " Jawab Bambam. Wajahnya dipalingkan ke arah luar jendela.

Ten tau Bambam sedang menahan rasa kesalnya. Semua itu terlihat jelas pada kepalan tangan serta rahang namja itu yang terketap erat.

"Sabar ya bro " hanya itu yang bisa Ten ucapkan. Dia tidak mau menyerabutkan lagi isi pikiran Bambam.

.

.

.

.

.

Taeyong memberhentikan motornya di parkiran. Helm dibuka lalu rambutnya yang berantakan disisir agar rapi semula. Setelah itu, dia berjalan memasuki gedung besar nan megah yang dimiliki oleh Jaehyun.

Beberapa orang karyawan membungkuk hormat ke arah Taeyong sebaik sahaja melihatnya. Taeyong hanya membalas dengan senyuman lalu membungkuk sedikit seperti mereka. Walau apapun, Taeyong jauh lebih muda dari mereka, jadi dia rasa agak tidak sopan kalau hanya membalas dengan senyuman.

"Selamat sore tuan muda "

"Selamat sore.. "

Ucapan itu berterusan sehinggalah dirinya tiba di lantai paling atas bangunan itu. Hanya ada ruangan Jaehyun dan sekretarisnya di situ.

Taeyong meliarkan pandangannya pada setiap bahagian ruangan tersebut. "mana sekretarisnya daddy?? " Alis Taeyong berkerut. Perasaannya mula tidak keruan.

Bilik sekretaris Jaehyun diketuk tetapi tiada sahutan. Pintunya juga tidak berkunci. Taeyong masuk lalu memerhatikan ruangan tersebut. Seharusnya, Taeyong sudah bisa melihat jika ada orang atau tidak di dalam ruangan tersebut dari luar karna kaca ruangan tersebut transparent tetapi dia tidak melihat sosok sesiapa pun di dalam.

"gak ada..? mana tu orang- shit! daddy! " Taeyong baru teringat akan ruangan Jaehyun.

"jangan sampai lu sentuh bapak gua- Daddy!! " Taeyong terdiam melihat Jaehyun yang sedang tertidur di kerusi kerjanya. Tapi bukan itu yang Taeyong perhatikan sekarang, melainkan cewek haus belaian yang sedang duduk dipangkuan Jaehyun.

PEONIS [YONGJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang