Seminggu berlalu dan tanpa sadar mereka berdua menjadi terbiasa pulang bersama. Entah merencanakan kabur atau main Dokja sudah tidak peduli. Toh bisa jalan sama Sangah.
Tapi anehnya Dokja tidak melihat Han Myungoh lagi. Bukannya tidak lihat tapi maksudnya 'memperingati' dia atau mengancamnya untuk tidak mendekati Sangah.
Tidak seperti Han Myungoh saja. Pernah ada kejadian yang Dokja ingat dulu ada lelaki yang mengejar Sangah. Namun Han Myungoh langsung bergerak dengan memecatnya langsung.
Keributannya begitu besar hingga dokja yang mejanya ada di paling pojok tahu.
Setelah itu tidak ada yang berani mengejar Sangah lagi. Bahkan lelaki yang berteman akrab dengan Yoo Sangah dulu tidak berani mengambil jarak terlalu dekat.
Dokja tidak peduli jika dulu tapi dia yang menjadi objek pengejar Yoo Sangah dimata Han Myungoh sekarang sangat cemas!
Semakin terulur waktunya semakin cemas dia!
Kim Dokja mengambil handphone nya dan mengirim pesan pada Yoo Sangah.
"Sangah aku anterin kamu pulang ke rumah langsung ya hari ini."
"Kenapa? Kamu ada urusan ya? Maaf ya aku ganggu kamu tiap hari."
"Gak ganggu kok. Cuman beneran ada urusan. Aku mau mastiin sesuatu aja sih. Aku kasih tau kamu nanti kalo udah pasti."
"Ooh oke."
Setelah berbincang Kim Dokja melanjutkan bekerja. Tapi suatu percakapan menusuk telinganya. Kim Dokja melihat ke depan dan melihat staff OB sedang berbincang.
"Hyung ini kopi mu."
"Makasih. Kenapa lemes banget?"
"Itu Pak Han hari ini udah minta kopi 6 kali. Capek banget hyung naik turun."
"Haah?! Kok bisa?!"
"Gak tau hyung. Ku lihat asbak rokoknya dah kaya gunung. Serem. Tapi udah kayak mau marah gitu kok pak Han masih belum marah-marah dari tadi?"
"Emangnya kamu mau dimarahin?"
"Gak lah jangan sampe. Dah lah hyung aku balik ke ruang staff OB."
"Iyaa."
Kim Dokja panik!
"Lanjutin rencana tadi apa gak nih?!" Batinnya.
Waktu pulang segera datang dan Kim Dokja bertemu Yoo Sangah di tempat parkir sepeda lagi. Setelah menyapa Dokja langsung mengeluarkan sepedanya dari tempat parkir. Tapi sebelum dia duduk di jok dia dihentikan oleh Yoo Sangah.
"Dokja kali ini aku yang bonceng kamu ya?!"
"Haah? Aku berat looh."
"Coba dulu! Aku udah lama gak ngayuh sepeda."
"Oke." Jadi Kim dokja duduk di belakang dan Yoo Sangah di depan. Yoo Sangah mulai mengayuh sepeda dan lancar.
"Dokja." Yoo Sangah memanggil.
"Berat?" Dokja bertanya dengan khawatir.
"Kamu makan apa kok ringan banget!"
"!!!" Kim Dokja merasa jantungnya tertusuk.
"Makan banyak kok tapi gak bisa gendut aja." Kim Dokja menjawab dengan suara pelan.
"Iri bangeeet. Aku gak sepedaan bentar aja udah ngerasa gendut aku sekarang." Yoo Sangah mengeluh.
"Gak apa-apa. Chabby." Bisik Dokja sembari melihat pantulan sosok mereka di kaca jendela ruko di sepanjang jalan.
"Apa? Aku gak denger tadi Dokja." Yoo Sangah bertanya.
"Tidak apa-apa. Aku liat kucing tadi."
"Ooh."
***
"Dokja kamu masuk dulu yuk ke rumahku." Begitu sampai di rumahnya Yoo Sangah langsung memarkirkan sepeda Dokja di dalam pagar.
Yoo Sangah kesal karena Dokja selalu menolak masuk jadi dia memikirkan cara ini.
"Tadi kamu juga bilang ada yang mau kamu pastiin. Bilang sama aku di dalem." Yoo Sangah langsung menarik tangan Kim Dokja dan memasuki rumahnya.
Kim Dokja masuk dan melihat ruangan bernuansa hangat. Dinding krem dan sofa coklat sangat serasi. Dokja duduk di sofa dan Yoo Sangah mengambil minum di dapur untuk Dokja.
"Dokja tadi kamu bilang ada yang mau dipastiin? Apa itu?"
"Aneh aja kok pak Han belum datengin aku. Padahal dia udah tahu kalau aku nganterin kamu tiap hari."
"Dia udah tau?"
"Sebenernya mungkin udah tahu dari hari pertama aku nganterin kamu."
"Terus gimana dong?"
"Kan tadi aku bilang pak Han belum datengin aku."
"Ooh iya hehe."
"Tadi aku dijalan selalu liat ke belakang tapi gak ada mobil pak Han ngikutin kita. Mungkin dia udah nyerah ngejer kamu?"
"Kalo gitu bagus. Tapi sepedaku belum dibalikin." Yoo Sangah senang sejenak dan kemudian lesu kembali.
Setelah mendiskusikan mereka berdua sepakat buat pulang bareng sampai sepeda Yoo Sangah dibalikin sama Han Myungoh. Mereka gak berani minta karena resikonya Dokja dipecat kalau-kalau pak Han beneran lupa balikin sepeda.
Kim Dokja tidak keberatan tapi Yoo Sangah tidak enak terus merepotkan Dokja. Mereka berdua berdebat sejenak siapa yang akan bonceng siapa selanjutnya. Kim Dokja kekeuh untuk mempertahankan harga diri pria.
"Pokoknya laki harus bonceng cewek!" Batinnya.
Akhirnya mereka sepakat Dokja yang bakal bonceng Sangah terus-menerus gak boleh giliran. Tapi Dokja paham Yoo Sangah gak mau ngerepotin dia terus jadi dia nawarin buat mentraktir dia makan malam diluar dan Yoo Sangah langsung setuju.
"Okee janji yaa!"
"Iya janji." Dokja berani begini karena memang jabatan Yoo Sangah lebih tinggi darinya dan gajinya lebih gede.
"Kalau begitu karna kamu udah dirumahku aku masakin kamu sekarang ya!"
"Tunggu! Aku gak bilang perjanjiannya mulai dari sekarang!"
"Emang gak, tapi aku juga laper jadi kamu diem aja!"
Setelah itu Yoo Sangah langsung menuju dapur dan memasak makanan. Tidak bisa menghentikan Kim Dokja pasrah. Dia duduk bosan dan segera teringat updatean web novel kemarin yang belum dia sempat buka.
Kim Dokja membukanya dan mulai membaca web novel favoritnya sembari menunggu Yoo Sangah selesai memasak.
Dia begitu asyik sampai tidak memperhatikan ada gerakan disampingnya.
"Dokja kamu suka baca novel?!" Kata Yoo Sangah bersemangat.
Kim Dokja hampir membuang handphonenya karena terkejut.
"Aku liat juga boleh gak?"
"Aaah gak... Itu aku cuma baca berita kok."
"Baca berita yang lagi viral ya?"
"Aah iya..." Kim Dokja meng-iya-kan walau sebenarnya tidak tahu.
"Yang orang terkaya di dunia yang katanya akan membuka cabang kantornya di Seoul?"
"Aa... Um... Betul."
"Aah dokja sup kimchi nya pasti udah matang sekarang. Ayo makan."
"Hampir saja." Batin Dokja.
Ps : AAAAAAHHHH dipikir pikir lagi gatega bikin dokja sakitttt 😭😭😭 kedepannya gimana nih cp aku mikir dulu /orz
![](https://img.wattpad.com/cover/274308727-288-k673419.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Ke UwU An Dokja x All (*'ω`*)
FanfictionFanfiction Omniscience Reader Viewpoint. Banyak Fluff (≧▽≦)