"Oii Kim Dokja! Kau mau bawa kemana anak itu?"
Kim Dokja tidak berhenti dan malah mempercepat terbangnya.
"Apakah orang-orang itu yang menculikmu?" Kim Dokja bertanya pada Yoo Jonghyuk.
"Oii Dokja! Berhenti! Apa kau mau berkhianat?!"
"Anak itu adalah yang di inginkan oleh Raja kita! Berhenti membuat masalah!"
"Aku tidak akan berhenti!!" Kim Dokja berteriak dan dengan cepat meningkatkan kecepatan terbangnya.
Orang-orang di belakang mengikuti dengan sesekali menyerang Kim Dokja dengan sihir. Sayapnya sudah terluka oleh petir berkali-kali karna ketidakmahirannya dalam menghindar dan sekarang luka bertambah. Sayap hitamnya ternoda oleh darah dan Kim Dokja merasa sayapnya bisa patah kapan saja.
Kim Dokja terbang semakin lambat dan segera disusul oleh orang-orang itu. Baiknya dia mulai bisa melihat pulau terapung yang di kelilingi awan kuning yang di terangi matahari pagi.
"Jonghyuk-ah bisakah kamu pindah gendong ke punggungku?"
Yoo Jonghyuk segera pindah dan memeluk leher Kim Dokja. Ia tahu Kim Dokja ingin melawan mereka. Pertama kalinya Jonghyuk merasa sangat tidak berguna. Tubuh anak-anaknya tidak bisa melawan orang dewasa.
Segera Yoo Jonghyuk menyaksikan ledakan kekuatan spiritual yang mengerikan. Ternyata datangnya dari Kim Dokja. Ia tidak menyangka tubuh rintih tersebut mempunyai ledakan kekuatan yang sangat besar.
Namun Sayapnya sekarang adalah halangannya. Ia tidak bisa segesit dahulu dengan sayap yang penuh luka. Tapi setiap kali bola api akan menyerang Yoo Jonghyuk iya tetap bertahan melindunginya.
Kim Dokja hanya merasa bahwa tugas anak-anak adalah tersenyum. Ia tidak ingin anak ini terluka dan menangis.
Karena itu Kim Dokja tetap bertahan. Hingga musuh terakhir jatuh. Kim Dokja menoleh kearah Yoo Jonghyuk. Senyum masih terpasang di wajahnya.
"Jonghyuk-ah apa kamu baik-baik saja?"
"Bodoh! Seharusnya aku yang bertanya. Kamu terluka." Sebuah pernyataan. Kim Dokja memang terluka parah. Salah satu sayapnya sudah hampir bengkok ke arah yang tidak wajar.
"Bertahanlah. Aku akan mengantarmu pulang. Tinggal sedikit lagi." Kim Dokja menenangkan anak itu. Juga meyakinkan dan menipu dirinya sendiri bahwa dia baik-baik saja. Dia akan bisa mengantar anak itu pulang. Setelah itu-
"Aah." Kim Dokja mendesis sakit. tulang sayapnya baru saja bergeser.
Sepertinya kita tidak akan bisa bertemu lagi.
Sayang sekali.
Dia ingin berteman dengan anak ini.
"Jonghyuk-ah. Rumahmu sangat indah."
"Ingin berkunjung?"
"Haha jika bisa aku ingin! Tapi iblis tidak bisa menginjakan kakinya di tanah malaikat. Sayang sekali."
Yoo Jonghyuk melihat kekecewaan melintas iris hitam legam Kim Dokja. Dia juga sangat kecewa. Jika bisa dia masih ingin bertemu dengan Kim Dokja lagi. Saat Yoo Jonghyuk ingin mengucapkan selamat tinggal ia dikejutkan lagi dengan serangan diam-diam iblis lain.
"Dokja! Awas!!"
Kim Dokja segera menghindari namun gerakannya justru membuat sayapnya yang sudah bengkok semakin bengkok.
"Jonghyuk-ah hati-hati."
Sebelum Yoo Jonghyuk mengerti apa maksudnya Kim Dokja sudah memegangnya dan berputar. Melemparnya ke tanah malaikat.
Tubuhnya berguling dan setelah dia membuka matanya lagi dia dikejutkan oleh ledakan yang dahsyat. Ia tahu itu Kim Dokja yang menyerang musuh. Sesaat dia merasa Kim Dokja aman dia melihat panah besar melesat. Menembus sayapnya yang patah dan terbagi menjadi dua.
Telinganya kini terngiang oleh teriakan Kim Dokja.
"Kim Dokja!!" Yoo Jonghyuk segera bergegas ingin menyelamatkan. Namun malaikat lain di dekatnya meraihnya. Mencegahnya pergi.
"Hei! Lepaskan aku! Aku ingin menyelamatkannya!"
"Tidak tuan muda! dia adalah iblis. Ayo pergi cari bantuan. Mereka akan menyerang kita!"
"Tidak! Kim Dokja! Kim Dokja!!!"
Yoo Jonghyuk akhirnya hanya bisa melihat Kim Dokja jatuh. Yoo Jonghyuk mengulurkan tanganya seolah ingin menangkapnya tapi yang di dapatnya hanya sehelai bulu semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Ke UwU An Dokja x All (*'ω`*)
FanfictionFanfiction Omniscience Reader Viewpoint. Banyak Fluff (≧▽≦)